Mengenal Penyakit Jantung Bawaan pada Anak yang Perlu Dikenali Sejak Dini

Minggu, 19 Maret 2023 | 14:53
pexels.com/Pixabay

Mengenal penyakit jantung bawaan pada anak

GridHITS.id - Penyakit jantung bawaan memang tidak sepopuler penyakit jantung biasa.

Sebab, gangguan ini termasuk penyakit bawaan dan biasanya diidap sejak bayi dilahirkan.

Gangguan ini terjadi saat proses tumbuh kembang janin di dalam rahim.

Penyakit jantung ini dapat mempengaruhi sirkulasi darah pada penderita.

Aliran darah itu dapat terhambat atau tidak mengalir secara maksimal.

Untuk itu, penyakit ini perlu dideteksi sejak dini dan diberikan perawatan medis dengan maksimal.

Ada beberapa pemicu penyakit jantung bawaan.

Sebut saja faktor keturunan, artinya dalam keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit jantung bawaan.

Penyebab lainnya adalah ibu hamil yang menderita diabetes dan tidak terkontrol hingga janin yang dikandungnya mengalami kelainan.

Beberapa virus tertentu seperti campak rubella juga dapat menjadi penyebab,

Juga karena konsumsi obat-obatan kimia yang keras tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Baca Juga: Kabar Duka! Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra Meninggal Dunia Usai Terkena Serangan Jantung, Simak 3 Penyebabnya yang Terlalu Sering Dianggap Sepele, Salah Satunya Terjadi Kala Bangun Tidur

Nah, dalam rangka memperingati Congenital Heart Defect Awareness Week 2023, sekaligus sebagai rangkaian menuju peringatan HUT perak RS Premier Bintaro (RSPB) yang ke-25.

RSPB pada hari Minggu, 26 Februari 2023 di Gedung Annex RSPB, kembali mengadakan seminar edukasi kesehatan bagi masyarakat awam bertajuk ‘Seminar Awam Dalam Rangka Congenital Heart Defect Awareness Week’.

Menghadirkan tiga orang dokter spesialis sebagai narasumber, DR. dr. Najib Advani, Sp.A (K) MMed. (Paed) yang merupakan dokter spesialis jantung anak, dr. Febtusia Puspitasari, Sp.JP, FIHA, FAsCC spesialis jantung dan Dr. dr. Nita Ratna Dewanti, Sp.A spesialis anak.

Seminar ini mengupas tuntas tentang penyakit jantung anak secara komprehensif dari multi perspektif dengan tujuan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat umum terhadap penyakit ini.

Dikutip dari situs resmi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia diketahui bahwa Penyakit jantung bawaan merupakan penyebab kematian tersering dari seluruh kelainan bawaan. Terjadi sekitar 8 dari 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian terjadi dalam 6 bulan pertama kehidupan, dan 80% kematian terjadi pada usia 1 tahun.

Penanganan penyakit jantung bawaan dapat dilakukan dengan terapi non operatif hingga terapi operatif bergantung pada tingkat keparahannya.

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) atau Congenital Heart Diseases merupakan kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang sudah ada sejak lahir. Kondisi ini dapat mengancam jiwa, karena mengganggu aliran darah dari dan menuju ke jantung.

Prof. Dr. dr. Najib Advani, Sp.A (K) MMed. (Paed.) menjabarkan mengenai gejala kelainan jantung bawaan ”ada beberapa kasus gejalanya muncul langsung setelah bayi baru lahir, misalnya bibir, kulit, jari tangan, dan kaki kebiruan, sesak napas atau kesulitan bernapas, kesulitan makan, berat lahir rendah, nyeri dada, serta pertumbuhan yang lambat.

Selain itu ada juga gejala yang muncul beberapa tahun setelah lahir, seperti, irama jantung yang tidak normal, pusing, kesulitan bernapas, pingsan maupun kelelahan.” Ungkap dr. Najib menjelaskan.

Menurut dr. Febtusia Puspitasari, Sp.JP, FIHA, FAsCC. “penyakit jantung bawaan ini bisa terjadi karena gangguan pada saat proses pembentukan dan juga perkembangan jantung pada saat janin masih ada di dalam kandungan.

Untuk terapi yang dapat dilakukan pada kasus jantung bawaan tergantung dari kondisi pasien dan kasus yang diderita. Untuk tindakan non-bedah yang dapat dilakukan yaitu pemasangan coil atau alat seperti payung / jamur, tindakan balloon valvuloplasty, dan atau balloon atrial septostomy (BAS), sedangkan untuk terapi bedahnya antara lain, operasi paliatif pulmonary artery banding, operasi ligasi (pengikatan) PDA, operasi paliatif blalock-tausig shunt (BTS), operasi arterial switch dan penutupan VSD, serta bi-ventricular repair (koreksi total) ataupun single ventricular repair (Fontan).”

Baca Juga: Pantas Sudah Jarang Terlihat di Televisi, Komedian Srimulat yang Dulu Kaya Raya ini Dikabarkan Bangkrut dan Sakit-sakitan hingga Satu Per Satu Aset Mewahnya Dijual untuk Makan

Terkait tumbuh kembang bagi anak dengan penyakit jantung bawaan, Dr. dr. Nita Ratna Dewanti, Sp.A memaparkan bahwa “gangguan pertumbuhan sering terjadi, maka diperlukan pemantauan pertumbuhan untuk mempertahankan pertumbuhan linier, seperti pemantauan terhadap peningkatan ukuran tubuh seperti tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala, serta peningkatan berat badan agar berhasil dengan optimal.

Setiap bayi harus mendapat ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya (termasuk IMD) dan juga untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, harus mendapat MP-ASI yang cukup dan aman, sementara ASI diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih.”

CEO RSPB dr. Martha M.L. Siahaan, MARS, MHKes mengatakan “dengan seminar ini kami (RSPB) tentu berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan khususnya pada penyakit jantung bawaan, sehingga Jika ada orang disekitar kita yang kita kenal mengalami gejala atau bahkan kondisi dengan penyakit jantung bawaan, kita dapat memberi atau berbagi pengetahuan terhadap langkah atau proses perawatan yang tepat yaitu, dengan segera menganjurkan atau meyakinkan untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis jantung.”

Baca Juga: 'Kena Serangan Jantung' Kabar Buruk Kondisi Ayu Ting Ting Sampai Dilarikan ke Rumah Sakit Bikin Heboh, Fans Geram Sang Idola Diberitakan Bohong

Tag

Editor : Saeful Imam