GridHITS.id -Berdasarkan data Kementerian Kesehatan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah vaksinasi COVID-19 terbanyak di dunia, menempati urutan keempat setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.
Sasaran target vaksinasi nasional, yakni sebesar 208,265,720 juta penduduk. Sementara, sekitar 76% masyarakat Indonesia belum melakukan vaksinasibooster.
Dapat diketahui bahwaefektivitas vaksin menurun pasca pemberian vaksinasi primer COVID-19 seiring dengan waktu pemantauan1,2.
Data surveilans KIPI menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 viral vektor aman sebagai primer maupun booster yang memberikan perlindungan tinggi dan konsisten setara dengan vaksin 'mRNA', bahkan pada kelompok yang lebih rentan. Melihat hal tersebut,Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) mengadakan webinar edukasi bertajuk “Perjalanan Vaksinasi COVID-19: Pentingnya Vaksinasi Booster di Masa Pandemi”.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya vaksinasiboosterdi masa pandemi, termasuk kelompok masyarakat lansia, masyarakat yang memiliki komorbid dan imunokompromais.
Selain itu, juga untuk mengedukasi masyarakat luas tentang keamanan vaksin COVID-19platformViral Vector yang dapat menjadi dasar bagi masyarakat untuk melakukan vaksinasi ketiga (booster).
Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), M. Trop.Paed, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI)mengatakan bahwa “Lebih dari 65 juta dosis vaksin COVID-19 viral vektor telah berikan di Indonesia.
Hingga saat ini,data surveilans KIPI menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 viral vektor aman sebagai primer maupunbooster.
Manfaat yang diperoleh juga jauh lebih besar daripada resiko yang mungkin terjadi. Surveilans KIPI melihat keamanan vaksin dilakukan berkesinambungan untuk memastikan keamanan vaksin dalam upaya peningkatan keselamatan pasien serta menentramkan masyarakat.”
Di Indonesia, pemberian dosisboosterbagi lansia (usia > 60 tahun) dapat diberikan dengan interval minimal 3 bulan setelah mendapat vaksinasi primer lengkap3.
Vaksinasiboosterdapat dilakukan secara homolog atau heterolog menggunakan regimen vaksin yang tersedia di lapangan dan sudah mendapatkan EUA dari BPOM serta sesuai dengan rekomendasi ITAGI.
Terdapat kelompok masyarakat yang mempunyai gangguan (defisiensi) respons imun terhadap vaksinasi4.
Dapat diharapkan vaksin bermanfaat untuk meningkatkan respons imun setelah vaksinasi primer dua dosis (lengkap)5.
“Vaksinasi yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu dapat menimbulkan titer antibodi yang diinginkan untuk merespons memori untuk mengenali antigen dalam virus COVID-19”tegasHinky.
Sementara berdasarkan rekomendasi Kemenkes untuk kelompok komorbid, vaksinasi dapat dilakukan apabila penyakit dalam keadaan terkontrol, (misal pasien hipertensi dapat divaksinasi kecuali jika tekanan darahnya tinggi di atas 180/110 MmHg akan ditunda sampai teratasi, pasien diabetes dapat divaksinasi sepanjang belum ada komplikasi akut dan penyintas kanker dapat tetap diberikan vaksin)6.
Prof. Dr. Sri Rezeki, Hadinegoro, dr., SpA (K), Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI)juga mengatakan “Studi dari WHO menunjukkan pada usia lanjut, vaksinasi COVID-19 dapat menurunkan kejadian penyakit berat, masuk rumah sakit (rawat inap), dan kematian.
Artinya, kelompok masyarakat yang perlu mendapatkan perlindungan dari COVID-19 yakni usia lanjut, komorbid dan kelompok imunokompromais selain kelompok dewasa, remaja dan anak-anak sehat.
Terdapat kelompok masyarakat yang mempunyai gangguan (defisiensi) respons imun terhadap vaksinasi.”
Vaksinboosterhomolog7, merupakan vaksin COVID-19 yang diberikan sama dengan jenis platform vaksinasi primer.
Sementara vaksinasi heterolog7, merupakan pemberian vaksinboosteryang berbeda platform atau vaksin denganplatformsama, tetapi berbeda merek. Vaksin heterolog dapat diberikan untuk vaksinasi primer ataubooster,disebutmix and match schedule.
Rekomendasi WHO8menyatakan vaksinboosterheterolog merupakan vaksin yang mendapat EUL (Emergency Use Listing) WHO, yakni mRNA, viral vektor, dan protein subunit.
“Berdasarkan data, vaksinasiboosterheterolog pada vaksin CoronaVac menghasilkan respons antibodi lebih tinggi dan bertahan lebih lama dibandingkanboosterhomolog. Tujuan pemberianboosteradalah untuk memperbaiki atau meningkatkan efektifitas vaksin yang telah menurun” tutupSri.