Jadi Sosok Wanita yang Paling Ditakuti oleh Pasukan ISIS, Kepala Wanita Cantik Bak Model Kelas Atas Ini Bahkan Dihargai Rp 14 Miliar!

Minggu, 28 November 2021 | 08:25
ALLTHATSINTERESTING.com / TWITTER - instagram.com/ @joannajoliepalani

Kepalanya Dihargai Rp 14 Milliar, Inilah Sosok Joanna Palani, Sniper Cantik yang Paling Dicari Tentara ISIS

GridHITS.id - Tak banyak yang tahu sosok wanita cantik yang paling ditakuti oleh pasukan ISIS ini.

Ya, wanita cantik yang punya paras memesona ini bahkan kepalanya dihargai Rp 14 miliar.

Tentu saja bukan angka yang kecil, mengingat sosoknya yang memang menjadi incaran para pasukan ISIS.

Di balik kecantikannya, wanita ini bahkan tak kalah hebat dari seorang pria.

Sosok wanita yang ditakuti itu adalahJoanna Palani.

Meski namanya cukup asing di kalangan masyarakat biasa, tetapi Joanna memiliki nama yang populer di kalangan militer.

Punya wajah cantik, Joanna juga seorang sniper atau penembak jitu.

Seperti dimuat Suar.id, Joanna adalah wanita yang berasal dari Denmark.

Ia bergabung dengan Unit Perlindungan Wanita Kurdi (YJP) dalam upaya melawan organisasi ISIS.

Joanna Palani dikenal saat ia ikut berperang melawan ISIS di Suriah.

Baca Juga: Saat Sedang Bertugas di Hutan Belantara, Para Tentara Ini Kaget Lihat Kapal Selam Senilai Rp 8 Miliar Ada di Hutan Terpencil, Setelah Diselidiki Ternyata Ada Kejahatan Mengerikan di Balik Keberadaannya

Dilansir dari lamanDailymail, perempuan yang dijuluki Lady Death ini mengakui dirinya telah membunuh 100 orang anggota ISIS.

Imbas dari aksi berani yang ia tampilkan, Joanna Palani sampai menjadi incaran pasukan ISIS

Tak main-main, siapa saja yang berhasil menangkap Joanna Palani bahkan akan dihargai dengan uang senilai Rp 14 miliar.

Dikutip Suar.id dari Kompas.com, Jaonna adalah seorang gadis yang lahir di kamp pengungsuan di Gurun Ramadi, Irak.

Wanita cantik tersebut lahir saat terjadi Perang Teluk 1993.

Saat usianya 3 tahun, ia bermigran ke Denmark, Belanda.

Gadis blasetran Iran-Kurdi ini pantas meninggalkan Iran Kurdistan karena alasan politik dan kebudayaan kala itu.

Saat melakukan perjalanan ke Suriah, Joanna baru berusia 21 tahun dan memutuskan keluar dari pendidikan tinggi.

Darah kakek dan ayahnya sebagai pejuang membuat dirinya akhirnya memulai revolusi melalui aksi militan.

Ia pun tak segan menceritakan bagaimana awal mula dirinya terjun di garda terdepan melawan ISIS.

Baca Juga: Dulu Koar-koar Ingin Keluar Indonesia, Kini Warga Timor Leste Berurai Air Mata di Depan Tentara Australia hingga Ungkap Pernyataan Mengejutkan: 'Lebih Baik Mati di Tempat Lain Ketimbang Hidup di Negara Sendiri'

"Saya ingat pertama kali saat menarik pelatuk dan merasakan kekuatan dari sebuah senjata. Saya tidak cukup bagus (memegang senjata) tapi saya sangat menyukainya," terangnya.

"Saya menyukai kekuatan senjata itu, dan fakta bahwa kekuatan itu bukan dari senjata itu sendiri, tetapi pada orang yang memegang senjata itu."

"Saya ingin menjadi lebih baik," jelas Palani.

Joanna pun menambahkan jika dirinya memang sangat menyukai pelatihan hingga mengidolakan sosok Lyuda (Pavlichenko) Lady Death dari Tentara Merah Rusia.

Lyuda Mikhailovna Pavlichenko sosok penembak hebat dari Soviet yang berhasil membunuh 309 orang.

Joanna Palani bak geram setiap kali mendengar kabar soal perlakuan buruk dari tentara ISIS pada anak anak dan perempuan.

"Saya adalah seorang penembak jitu. Saya suka menggunakan otak dan tubuh saya untuk fokus pada misi saya," ungkap Joanna dengan bangga.

"Saya dilatih oleh banyak kelompok di Kurdistan dan di luar wilayah Kurdi di Suriah," tambahnya.

Baca Juga: Baru Pulang Dinas, Hati Anggota TNI ini Hancur Berkeping-keping Pergoki Istrinya Sedang Enak-enak dengan Oknum Polisi

Editor : Averus Al Kautsar

Sumber : Suar.id

Baca Lainnya