GridHITS.id - Sampai saat ini belum jelassiapapelaku kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Sampai saat ini, aparat kepolisian masih bekerja keras memecahkan kasus,siapa sebenarnya algojo pembunuhan ibu dan anak di Subangbelum juga diumumkan.
Ternyata, memecahkan kasus ini sangat sulit karenaketiadaan saksi, selain polisi juga sangat berhati-hati.
Dalam perkembangan terakhir, polisi telah memeriksa semua saksi.
Yang menarik, adalah kebohongan kesaksian Danu yang satu demi satu terbongkar.
Salah satunya adalah pengakuannya mengatakan ada sosok Banpol bernama U yang memerintahkannya untuk menguras bak kamar mandi hingga membersihkan noda darah di mobil.
Belakangan, sosok Banpol bernama U itu ternyata Uci.
Berikut 4 kejanggalan pengakuan Muhammad Ramdanu alias Danu selama menjadi saksi dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.
Danu merupakan saksi paling sering diperiksa setelah saksi lainnya, Yosef Hidayah. Danu dan Yosef masih memiliki hubungan kekerabatan.
Imbas berubah-ubahnya pengakuan Danu, polisi pun beberapa kali memanggilnya ulang untuk mengkroscek. Bahkan, orang tua Danu juga ikut diperiksa.
Berikut ini 3 kejanggalan pengakuan Danu dalam di kasus pembunuhan di Subang.
1. Melihat 2 sosok misterius pria dan wanita saat malam pembunuhan
Danu mengaku sempat melihat 2 sosok misterius sebelum kejadian. Hal itu seperti yang disampaikan Kepala Desa Jalancagak sekaligus kerabat dekat korban, Indra Zainal Alim, saat diwawancara oleh Tribunnews, Sabtu (23/10/2021).
Menurut Indra, Danu mengaku sempat melihat dua sosok misterius tepat sebelum Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu ditemukan tewas.
"(Danu) Itu semalaman dengan saya," katanya.
Sayangnya dia enggan menjelaskan peristiwa tersebut dengan lebih detail meski telah mendapat penjelasan dari Danu.
"Nanti saya sampaikan juga, bila pihak kepolisian menjelaskannya, saya janji," jelasnya.
Mengenai hal ini Indra menyebut dirinya sudah mengetahui detail penjelasan yang diberikan Danu.
Dia berada semalaman bersama Danu ketika Danu memberi penjelasan tersebut.
"Itu kan penjelasannya dari Ki Anom, itu dengan saya, nanti akan saya jelaskan," katanya.
Dia menyebut takut apabila keterangan Danu jika dijelaskan sekarang akan menimbulkan spekulasi liar di kalangan masyarakat.
Namun dia meminta agar masyarakat tidak tergesa-gesa untuk menyimpulkan dan menunggu pihak berwenang yang membuat kesimpulan atas kasus ini.
"Takutnya mengganggu," katanya.
Dia mengaku resah dengan adanya spekulasi liar di kalangan masyarakat, bahkan dia juga membuat kanal Youtube yang dimaksudkan sebagai pembanding atau rujukan informasi terkait kasus Subang.
Terlebih sebagian konten menyudutkan pihak-pihak keluarga dan mendahului kepolisian.
"Kemudian ada sesuatu yang menjadi polemik dipemberitaan yang lain akan saya netralisasi semua," katanya.
"Banyak hal-hal yang kayaknya menyudutkan ini, saling serang gitu, saya adalah pihak keluarganya, jadi saya ada di tengah."
2. Meralat lihat 2 sosok misterius
Setelah diperiksa penyidik dan BIN, Danu meralat melihat 2 sosok misterius di malam pembunuhan Tuti dan Amalia.
Sebelumnya, pengakuan Danu melihat 2 sosok misterius berusia kisaran 25 tahun itu terdapat di channel Youtube Ki Anom. Belakangan, setelah diperiksa polisi, ternyata pengakuan itu bohong belaka.
Danu pun kembali diperiksa BIN, penyidik Mabes Polri hingga ahli forensik mulai Kamis (28/10/2021), Jumat (29/10/2021) dan terakhir Senin (1/11/2021). Dalam pemeriksaan terakhir itu, Danu diperiksa selama 4 jam.
Dalam pengakuan Danu di channel Ki Anom sebelumnya, ia mengetahui dua sosok misterius ketika batal membeli nasi goreng karena penjualnya sudah tutup. Penjual nasi goreng itu berada tak jauh dari rumah Tuti.
Pada saat pulang, Danu yang melintas di depan rumah Tuti melihat dua sosok pria dan wanita msterius usianya dipekirakan 25 tahunan.
Ternyata, pengakuan Danu itu dicabut saat diperiksa ulang untuk penandatanganan berita acara perkara (BAP) di Polres Subang.
Kuasa hukum Danu, Achmad Taufan mengatakan kliennya tidak keluar rumah jam 3 pagi di hari pembunuhan di Subang itu. Pernyataan Danu sebelumnya diklarifikasi dalam kanal YouTube Misteri Mbak Suci.
"Kalau sampai saat ini Danu meyakini pada hari H itu tidur selaras dengan jawaban ibu dan bapaknya," katanya.
Rasa tegang dan terpukul harus mengalami kejadian tragis di usia muda mempengaruhinya. "Kami dari kuasa hukum bisa memaklumi bahwa Danu ini masih sangat muda dan di usia muda mengalami kejadian luar biasa."
"Kadang di-BAP ingat kejadian ini ya disampaikan, ingat ini ya disampaikan. Masuk kantor polisi juga mungkin baru kali ini," tambahnya.
Achmad Taufan mengatakan Danu telah meluruskan pernyataan sebelumnya. "Keadan psikologis dia ini yang mungkin membuat beliau sempat dari pemeriksaan yang lama dan hari ini sempat berbeda-beda. Danu sudah mengakui yang harus diluruskan," ujarnya.
3. Jejak DNA tersebar di TKP
Pernyataan Danu yang juga sempat menjadi polemik adalah terkait alasan jejak DNA dan telapak tangannya di TKP kasus Subang.
Dalam video itu dia menyebut bahwa dirinya diminta untuk membantu pihak kepolisian dalam melaksanakan tugasnya di TKP.
Bantuan tersebut termasuk membeli lampu, menguras bak mandi, dan naik ke mobil Alphard tempat di mana jasad korban ditemukan.
Pernyataan itu kemudian menjadi atensi bahkan Danu didampingi oleh kuasa hukumnya dan Indra turut memberikan klarifikasi kepada pihak kepolisian.
Klarifikasi dilakukan kepada penyidik dari Polda Jawa Barat di Mapolsek Jalancagak.
Selain itu dia juga membuat klarifikasi kepada publik terkait pernyataan Danu yang menyebut seolah-olah dirinya diminta membantu polisi yang sedang olah TKP.
"Kenapa saya buat klarifikasi, karena saya tidak ingin, pernyataan Danu ini kemudian dikembangkan oleh channel yang lain ditambah-tambahkan dan kemudian menjadi opini yang liar," jelasnya.
4. Diajak sosok Banpol bersihkan bak mandi di TKP
Sebelumnya, Danu bersama tim kuasa hukum datang memenuhi panggilan pemeriksaan pada Kamis-Jumat (30-31/10/2021) dan Senin (1/11/2021).
Agenda pemanggilan tersebut masih terkait aktivitas Danu di hari kasus Subang terjadi, yaitu pada 18 Agustus 2021.
Danu adalah saksi sekaligus keluarga korban dalam kasus perampasan nyawa yang menimpa Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23).
Kuasa hukum Danu, Achmad Taufan mengatakan kliennya mengalami kelelahan karena menjalani pemeriksaan beruntun.
Meski begitu, Danu tetap siap menjalani pemeriksaan bila dibutuhkan guna mempercepat penyelesaian kasus yang sudah berjalan selama 76 hari itu.
"Saya yakin saudara Danu sangat kelelahan secara kesehatan secara psikologi karena beruntun dari Kamis, Jumat, dan hari ini lanjut lagi (Senin)," katanya, dikutip Tribunjabar.id dari kanal YouTube Heri Susanto.
Achmad Taufan tidak turut serta mendampingi Danu sebab ia berada di Jakarta.
Berdasarkan laporan timnya, Achmad Taufan mengonfirmasi Danu diperiksa pada Senin (1/11/2021) bersama dengan orangtuanya.
"Pada prinsipnya kita semua serahkan kepada penyidik dalam hal ini yang terpenting kita berharap pemeriksaan ini segera selesai dan polisi bisa segera menyelesaikan perkara pidana yang menurut kami sudah terlalu lama," ucapnya.
Terkait pernyataan Danu sebelumnya yang mengaku diajak oknum Banpol memasuki TKP, Achmad Taufan berharap dapat menyelidiki hal tersebut.
Pihaknya mempertanyakan dasar hukum dan tujuan oknum Banpol mengajak masyarakat sipil memasuki TKP yang telah dipasang garis polisi.
Bahkan, Danu mengaku menguras bak karena ajakan oknum tersebut.
"Dan kami berharap memang ada beberapa bagian, yang pertama terkait saudara Danu itu di hari kejadian itu masuk ke rumah itu perlu diselidiki masuk ke rumah jam berapa dan sama siapa."
"Kedua, di tanggal 19 itu ada yang saat ini sempat kemarin diungkap Danu bahwa tanggal 19 Danu masuk ke TKP untuk menguras bak. Nah, ini siapa yang menyuruh, dasar hukumnya apa untuk masuk ke TKP dan membawa orang sipil ke TKP," tambahnya.
Achmad Taufan berharap kasus Subang ini dapat segera menemukan titik terang.
Korban ibu dan anak, Tuti dan Amalia ditemukan meninggal di bagasi mobil Alphard yang diparkir di rumahnya, Dusun Ciseuti, Desa Jalancagak, Kabupaten Subang.
Polisi bantah sosok Banpol
Sementara itu, setelah ramai pengakuan Danu diperintah sosok Banpol membersihkan bak mandi dan masuk ke Alphard, polisi pun meresponsnya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago membantah keterlibatan bantuan polisi (Banpol) dalam kasus pembunuhan Tuti dan Amalia Mustika Ratu, ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.
"Tidak ada itu," kata Erdi saat dihubungi, Selasa (9/11/2021).
Seperti diketahui, keterlibatan Banpol ini disampaikan kuasa hukum Muhammad Ramdanu (Danu), Acmad Taufan, yang mengatakan bahwa Danu diajak Banpol ke rumah korban dan diminta untuk membersihkan bak mandi di tempat kejadian perkara.
Erdi mengatakan, TKP merupakan kewenangan dari penyidik dan Banpol tak memiliki kewenangan membuka atau menutup TKP.
"Enggak ada, TKP itu dibuka dan ditutup oleh petugas. Jadi tidak ada Banpol untuk membuka-buka itu, tidak ada," kata Erdi.
Pengacara Yosep, Rohman Hidayat, juga mempertanyakan adanya isu Banpol tersebut.
"Terkait Banpol kita belum tahu. Polisi belum ekspose itu Banpol dan tujuannya apa bersihkan TKP," kata Rohman saat dihubungi terpisah.
Seperti diketahui, Danu, keponakan Tuti, mengaku diminta oleh Yoris, suami Tuti, untuk bersiap di sekitar lokasi tempat kejadian perkara untuk menjaga rumah tersebut.
Danu yang menjadi salah satu saksi kasus pembunuhan itu kemudian datang pasca-kejadian, tepatnya pada 19 Agustus.
Danu menunggu di salah satu SMA di dekat rumah korban dan memantau kondisi rumah tersebut seperti yang diperintahkan Yoris.
Namun, tak lama, Danu melihat ada orang yang terlihat masuk ke rumah korban.
Ia mengambil foto orang tersebut dan melaporkannya ke Yoris.
Saat itu, Danu mengira bahwa orang itu adalah polisi.
Dia bahkan menuruti permintaan orang tersebut untuk mendampinginya membuka pintu hingga menguras bak mandi rumah korban.
Usai membersihkan bak, Danu keluar bersama orang yang diduga Banpol tersebut
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul 4 Kejanggalan Danu, Dari Sosok Misterius Malam Pembunuhan di Subang dan Banpol yang Dibantah Polisi