GridHITS.id - Cabai merupakan salah satu bumbu dapur yang sangat akrab di lidah orang Indonesia.
Rasanya yang pedas ternyata menjadi kesukaaan semua orang.
Bagi orang Indonesia, menyantap makanan tanpacabai nampak terasa kurang.
Namun sebaiknya jangan terlalu banyak makan cabai atau makan pedas.
Meski bermanfaat, jika dimakan terlalu banyak, cabai malah bisa berdampak buruk untuk tubuh.
Bagi orang-orang yang tidak kuat menahan pedas, memakan cabai atau makanan pedas bisa menyebabkan gangguan pada pencernaan.
Bahkan bisa menyebabkan penyakit gangguan mental, lho.
Melansir dari Healthline.com, konsumsi makanan pedas disebut bisa menurunkan risiko kematian.
Menurut sebuah studi besar tahun 2015 oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Harvard dan China, makan makanan pedas enam atau tujuh hari seminggu bahkan hanya sekali sehari menurunkan tingkat kematian sebesar 14 persen.
Tidak hanya itu, capsaicin, komponen aktif cabai, telah terbukti memperlambat dan menghancurkan sel kanker.
Sebuah studi UCLA menemukan bahwa capsaicin menghambat pertumbuhan sel kanker prostat pada tikus sambil membiarkan sel-sel sehat tidak terluka.
Meski memiliki banyak manfaat, berlebihan makan cabai juga tidak baik.
Dampak buruk berlebihan makan cabai
Melansir dari Food.ndtv.com, sebuah studi ilmiah mengklaim bahwa diet pedas dapat menyebabkan demensia.
Demensia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penurunan kesehatan mental.
Ini mungkin termasuk kehilangan memori, penurunan penalaran atau kemampuan berpikir atau bahkan masalah yang lebih serius seperti penyakit Alzheimer.
Baca Juga: Tak Disangka Punya Segudang Manfaat, Ini Dia yang Terjadi Pada Tubuh Jika Anda Gemar Makan Pedas
Oleh karena itu, sebaiknya mulai sekarang batasi makan cabai.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nutrients, mempelajari 4.582 orang dewasa China, berusia lebih dari 55 tahun.
Juga diperhatikan bahwa masalahnya lebih parah di antara orang yang lebih kurus.
Orang dengan berat badan rendah hingga normal mungkin lebih sensitif terhadap asupan cabai dibandingkan dengan orang yang kelebihan berat badan.
Selama ini, bumbu dalam makanan dianggap menyehatkan.
Cabai mengandung komponen yang disebut capsaicin, yang dikenal untuk mempercepat metabolisme, membantu menghilangkan lemak, dan mencegah gangguan pembuluh darah.
Ini adalah pertama kalinya asupan cabai dikaitkan dengan gangguan otak.
Zumin Shi dari Universitas Qatar, yang merupakan penulis utama penelitian tersebut mengatakan, "Konsumsi cabai ternyata bermanfaat untuk berat badan dan tekanan darah dalam penelitian kami sebelumnya.
Namun, dalam penelitian ini, kami menemukan efek buruk pada kognisi di antara orang dewasa yang lebih tua."
Para ahli menyarankan untuk membatasi konsumsi cabai hingga kurang dari 50 gram per hari untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan sampai penelitian lebih lanjut dengan fakta yang dikonfirmasi ke publik.