GridHITS.id- Kenali beberapa jenis obat sakit lututyang dijual secara bebas dan diresepkan oleh dokter.
Sakit lutut merupakan masalah kesehatan yang tak pandang bulu untuk menyerang orang dari segala usia.
Penyebab sakit lutut bisa berasal dari cedera, masalah mekanis, artritis, sampai masalah kesehatan lainnya.
Rasa sakit pada sendi lutut tak jarang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari seperti berjalan, membungkuk, berdiri, atau mengangkat beban berat.
Lutut merupakan sendi utama yang menjadi andalan untuk beraktivitas.
Dikutip dari Kompas.com, melansir Johns Hopkins Medicine, pada dasarnya lutut manusia berupa dua tulang kaki panjang disatukan oleh otot, ligamen, dan tenden.
Lutut terdiri atas tulang kering, tulang paha, dan tempurung.
Setiap ujung tulang ditutupi lapisan tulang rawan yang dapat mengurangi guncangan atau getaran untuk melindungi lutut.
Sakit sendi lutut yang ringan umumnya dapat diobati dengan obat dan perawatan sederhana di rumah.
Terkadang, dokter juga merekomendasikan pasien untuk melakukan fisioterapi atau penggunaan penyangga lutut.
Untuk masalah khusus, cara mengobati sakit lututmemerlukan tindakan medis seperti operasi.
Ada beberapa jenis obat sakit lutut yang dapat dibeli secara bebas dan melalui resep dokter.
1. Obat sakit lutut yang dijual bebas
Dilansir dari Everyday Health,jenis obat sakit lututyang dijual bebas atau bisa dibeli tanpa resep dokter adalah obat penghilang rasa sakit atau antiperadangan.
Contoh obat bebas tersebut antara lain acetaminophen, obat antiinflamasi nonsteroid atau nonsteroidal antiinflammatory drug(NSAID), termasuk aspirin, ibuprofen, dan naproxen.
Obat tersebut dapat membantu mengatasi sakit lutut karena keseleo ringan sampai artritis.
Kendati obat sakit lutut ini dijual bebas atau tanpa resep,penderita wajib berhati-hati jika ingin mengonsumsi obat penghilang rasa sakit atau antiperadangan ini.
Beberapa obat bebas tersebut memiliki efek samping gangguan pencernaan apabila dikonsumsi dengan dosis terlalu tinggi atau terlalu banyak.
2. Obat lutut oles atau krim
MelansirVerywell Health, salep atau krim obat sakit lututyang dijual bebas biasanya mengandung capsaicin atau ekstrak cabai.
Baca Juga: Cara Menggemukkan Badan dengan Sehat Tanpa Memicu Sakit, Berani Coba?
Obat yang memberikan sensasi hangat ketika dioleskan ke lutut ini bisa membantu mengobati sendi lutut yang sakit.
Kendati tidak mengobati sakit lutut secara langsung, tapi obat ini dapat membantu menghilangkan rasa sakit dengan cara mengurangi intensitas sinyal nyeri yang dikirim di sepanjang jalur saraf.
3. Obat sakit lutut resep dokter
Contoh obat yang diresepkan dokter tersebut di antaranya NSAIDbersama dengan obat untuk mengurangi efek samping asam lambung naik.
Obat tersebut biasanya diberikan untuk mengatasi sakit lutut yang sedang sampai parah.
Biasanya, jika sudah anjuran dokter berarti sakit lutut yang diderita sudah cukup parah.
Obat krim atau salep dapat membantu meredakan nyeri lutut bagi penderita yang tidak bisa minum obat penghilang rasa sakit, seperti pada penderita sakit lutut yang punya masalah lambung.
4. Obat sakit lutut suntik
Ada obat sakit lutut lainnya dengan cara disuntik.
Cara ini biasanya bertujuan untuk mengurangi bengkak dan nyeri pada lutut.
Jenis obat yang paling umum digunakan untuk mengobati sakit lutut karena osteoartritis adalah kortikosteroid.
Obat suntik kortikosteroid ini tidak disarankan untuk penderita diabetes.
Sebagai gantinya, penderita diabetes biasanya diberikan obat sakit lututsuntik dengan komposisi utama asam hialuronat.
Suntikan asam hialuronatmirip seperti gel pelumasyang ada di cairan sinovial pelindung setiap sendi tubuh.
Secara alami, kadar asam hialuronat pada sendi tubuh bisa menurun, terutama bila persendian berkurang akibat osteoartritis.
5. Obat sakit lutut untuk Autoimun
Jenis obat sakit lutut terkait penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis yakni dengandisease-modifying antirheumatic drug(DMARD).
Jenis obat sakit lutut ini bisa mengurangi peradangan di seluruh tubuh dengan mengubah respons sistem kekebalan tubuh.
Namun, DMARD bisa menurunkan respons sistem kekebalan tubuh.
Sebelum menggunakannya, sebaiknya tanyakan kepada dokter yang menangani penyakit Anda.