Penolakan Pemakaman Jenazah Kembali Terjadi, Satgas Covid-19: 'Sudah Ikuti Prokes'

Jumat, 02 Juli 2021 | 18:00
Tribunnews.com/Gani Kurniawan

700 jenazah di TPU Cikadut Bandung yang dimakamkan dengan prosedur Covid-19 ternyata tak terpapar virus corona.

GridHITS.id - Kasusduka akibat Covid-19 kembali terjadi.

Adalah Haidir, Kepsek Herlang Batuasang Herlang Bulukumba dinyatakan meninggal oleh dokter setelah tiga hari dirawat di IGD RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar.

"Saya koordinasi dengan dokter, dan dokter mengatakan bahwa pasien mengalami pembuluh darah pecah di otak.

Karena alat tidak lengkap pasien dirujuk ke Rumah Sakit Wahidin Makassar untuk tindakan operasi," jelas Arif, salah satu anggota keluarga Haidir, dilansir Kompas.com, Kamis (1/7/2021).

Arif mengatakan, hasil swab Haidir baru keluar saat tiga hari dirawat di IGD RS Wahidin.

"Jadi masuk hari ketiga baru ada hasil swab pasien positif Covid-19, dan dinyatakan meninggal dunia pagi," imbuhnya.

Baca Juga: Sopir Ambulans, Sehari Antar 20 Jenazah Pasien Covid-19 ke Pemakaman: 'Corona Itu Nyata, Saya Lihat Sendiri'

Naas, saat hendak dimakamkan oleh Satgas Covid-19 di Desa Singa, Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, tiba-tiba sekelompok warga datang mengambil peti dari mobil lalu dibawa masuk ke rumah duka.

Selain itu, petugas pemakaman juga mendapat perlakuan tidak menyenangkan oleh beberapa warga.

"Ada teman dibentak lalu kami disuruh pulang, akhirnya memutuskan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak keluarga almarhum," kata Muh Suparto, Ketua Tim Pemakaman Covid-19 Bulukumba.

Suparto pun merasa heran, sebab istri dan anak almarhum sudah menyetujui untuk dimakamkan secara protokol kesehatan.

"Saat peti jenazah dibawa masuk ke rumah duka petugas mengikuti dari belakang. Petugas hanya menemukan peti saja, jenazah sudah dibaringkan di dalam rumah,"ungkapnya.

Baca Juga: Aturan Baru Perjalanan Antar Daerah Selama PPKM Darurat, Wajib Punya Sertifikat Vaksinasi Covid-19, Hasil Tes Swab Antigen Saja Tidak Cukup

Tindakan itu jelas sangat berbahaya dan membahayakan bagi warga sekitar.

Bukan tidak mungkin jenazah itu dapat menularkan penyakit corona kepada warga yang menyentuh atau alami kontak dengan bagian jenazah.

Untuk itu, edukasi tentang bahaya penularan wabah corona masih harus terus digalakkan.

Tag

Editor : Saeful Imam

Sumber Kompas