GridHITS.id - Masih ingat dengan kejadian menjijikkan beberapa waktu lalu dibandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara.
Aparat kepolisian cidukenam petugas medis Kimia Farma di bandara saatmenggunakan alat swab antigen bekas pakai.
Dengan kata lain,alat swab untuk deteksi corona itu, termasuk lidi kapas yang berbentuk mirip cotton bud berukuran panjang itu sudah berulangkali dimasukkan ke dalam hidung pasien.
Perilaku berbahaya itu muncul usai beberapa korban curiga karena usaimenjalani pemeriksaan swab antigen hasilnya selalu positif, bahkan jumlah pasien positif melonjak dalam seminggu terakhir usai diperiksa di klinik milik Kimia Farma tersebut.
Tak hanya itu, para korban juga mencurigai alat yang digunakan itu bukan baru.
Mendengar keluhan para korban,aparat kepolisian melakukan penyamaran sebagai pasien dan melakuan swab antigen dan hasilnya pun positif.
Akhirnya, para petugas medis yang terlibat pun ditangkap polisi, bahkan kasus yang ramai di media sosial ini membuat Erick Thohir murka.
Dilansir GridHITS.id dari kompas.com, Kementerian BUMN memecat seluruh direksi Kimia Farma Diagnostika (KFD).
Langkah tegas ini diambil sebagai tindak lanjut atas kasus antigen bekas yang terjadi di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, yang terjadi di Kualanamu adalah persoalan yang mesti direspons secara profesional dan serius.
Setelah melakukan penilaian secara terukur dan berlandaskan semangat good corporate governance, maka langkah tegas mesti diambil.
"Setelah melakukan pengkajian secara komprehensif, langkah (pemberhentian) ini mesti diambil. Selanjutnya, hal yang menyangkut hukum merupakan ranah dari aparat yang berwenang," kata Erick dalam keterangan pers yang diterima, Minggu (16/5/2021).
Erick menegaskan seluruh BUMN terikat pada kesepakatan bersama untuk bertindak profesional sesuai dengan core value yang dicanangkan, yakni amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
Apa yang terjadi di kasus Kualanamu dinilai bertentangan dengan core value tersebut.
"Karena memang sudah tak sejalan dengan core value tersebut, maka tidak memandang siapa dan apa jabatannya, maka kami persilakan untuk berkarier di tempat lain," kata Erick.
Erick pun menjelaskan bahwa ada kelemahan secara sistem yang membuat kasus antigen bekas dapat terjadi.
Hal ini berdampak luas bagi kepercayaan masyarakat.
Menurut Erick, sebagai perusahaan layanan kesehatan, rasa kepercayaan yang diperoleh dari kualitas pelayanan menjadi hal yang tak bisa ditawar.
"Akumulasi dari seluruh hal tersebut membuat kami berkewajiban untuk mengambil langkah ini. Ini bukan langkah untuk menghukum, tapi langkah untuk menegakkan dan memastikan bahwa seluruh BUMN punya komitmen untuk melayani, melindungi, dan bekerja untuk kepentingan masyarakat," ucap Erick.
Saat ini, auditor independen sedang bekerja juga untuk memeriksa semua lab yang ada di bawah Kimia Farma.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Buntut Kasus Antigen Bekas, Erick Thohir Pecat Seluruh Direksi Kimia Farma Diagnostika"