Raup Untung Rp1,8 Miliar dari Berjualan Alat Colok Hidung Swab Bekas, Lihat Gaya Hidup Mewah Tersangka, Punya Mobil Empat dan Rumah Sultan seperti di Pondok Indah Jakarta

Jumat, 30 April 2021 | 22:36
dok.

Picandi Mosko Business Manager Laboratorium Kimia Farma untuk wilayah Medan yang ditangkap Polda Sumatera Utara.

GridHITS.id - Beberapa waktu lalu kejadian menghebohkan terkait penjualan alat swab antigen bekas terjadidi bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara.

Dari hasil penyelidikan polisi, enam petugas medis Kimia Farma di bandara kepergok aparat kepolisianmenggunakan alat swab antigen bekas pakai.

Dengan kata lain,alat swab untuk deteksi corona itu, termasuk lidi kapas yang berbentuk mirip cotton bud berukuran panjang itu sudah berulangkali dimasukkan ke dalam hidung pasien.

Ulah oknum tenaga kesehatan itu jelas sangat membahayakan dan baru terungkapusai beberapa korban yang kebetulan menjalani pemeriksaan swab antigen hasilnya selalu positif, bahkan jumlah pasien positif melonjak dalam seminggu terakhir usai diperiksa di klinik milik Kimia Farma tersebut.

Banyak dari mereka yang curiga dengan alat yang digunakan itu adalah bekas pakai.

Berbekal keterangan korban, aparat kepolisian melakukan penyamaran sebagai pasien dan melakuan swab antigen dan hasilnya pun positif.

Oknum petugas medis itu pun gelagapan dan ketakutan saat ditangkap polisi, bahkan PT Kimia Farma berencana akan menjatuhkan sanksi berat bagi semua petugas medis.

Baca Juga:Kejadian di Sini, Vaksin Covid-19 Bisa Jadi Pembawa Masalah Ketika Keliru Diberikan Pada Bocah 8 Tahun

Kasus ini muncul usai banyak masyarakat mendapatkan pesan berantai tentang penggunaan alat swab antigen bekas ini viral di media sosial, khususnya whatsapp.

Dilansir GridHITS.id dari kompas.com,Kepolisian Daerah Sumatera Utara menangkap empat petugas Laboratorium Kimia Farma Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

swab antigen bekas pakai

Mereka ditangkap karena menggunakan alat tes cepat antigen bekas pakai untuk calon penumpang.

”Mereka mencuci alat tes antigen bekas atau yang telah dipakai, lalu menggunakannya kembali untuk calon penumpang lain. Ini sangat berbahaya dalam penanganan pandemi Covid-19,” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sumut Komisaris Besar Hadi Wahyudi, Rabu (28/4/2021).

JARANG BERGAUL DENGAN WARGA

Bos tersangka yakni pria berinisialPC (45 tahun) warga Kelurahan Simpang Periuk, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II Kota Lubuklinggau Sumsel.

Business Manager Laboratorium Kimia Farma untuk wilayah Medan ini ditangkap setelah ditetapkan tersangka penggunaan alat tes antigen bekas di Bandara Kualanamu Medan Sumatra Utara (Sumut) Selasa (27/4/2021) lalu.

Selama 11 tahun tinggal di wilayah perumahan Griya Pasar Ikan, PC sudah dikenal warga sekitar bekerja di Kimia Farma.

Namun, warga sekitar jarang bertemu secara langsung, karena PC pulang ke Lubuklinggau paling lama hanya dua sampai tiga hari dan kemudian kembali pergi bekerja.

"Kami taunya bekerja di Kimia Farma, tapi sejak kapan dia (PC) bekerja kami tidak tahu, paling bertemu lebaran saat silaturahmi ke rumahnya," ungkapnya No warga sekitar pada wartawan, Sabtu (30/4/2021).

Baca Juga:Sekarang Terbaring Lemah di Rumah Sakit karena Positif Covid Kedua Kalinya, Ananda Omesh dan Keluarga Kecilnya Harus Berpencar-pencar karena Hal Ini

PUNYA MOBIL EMPAT

Menurutnya selama ini PC dikenal warga sekitar sebagai keluarga yang berkecukupan, yang diketahui warga saja kendaraan pribadinya saja ada empat dengan berbagai jenis.

"Kami taunya memang orang kaya kerja di Kimia Farma, mobilnya saja kalau tidak salah ada empat, tapi kami tidak tau jenisnya apa saja, taunya memang kaya," tambahnya.

Sebelumnya, Ketua RT 07 Perumahan Griya Pasar Ikan, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II mengatakan mendapat informasi kalau warganya itu ditangkap dua hari lalu.

"Tau dapat cerita dari kemarin dari warga hari ini baru jelas, sebagian warga memberi tahu saya, saya tanya tahu apa? kemudian memberi tahu melalui WA," ujarnya.

Ia menuturkan Picandi Masko tinggal di Griya Pasar Ikan sejak 11 tahun lalu, selama tinggal dilingkungan RT 07 Picandi memang sudah diketahui bekerja di Kimia Farma.

"Tinggal disini sudah lama, kami berbarengan sejak perumahan dibangun, warga sekitar sini mengenalnya sudah lama bekerja di Kimia Farma untuk wilayah Medan, Pekan Baru," ungkapnya.

Ia menuturkan selama ini Picandi dikenal baik oleh warga sekitar setiap dia pulang ke rumah, namun setiap pulang tidak pernah lama, paling lama hanya dua hari.

"Sebulan sekali pergi terus, kalau libur balik ke Linggau kadang dua hari kadang tiga hari, kalau ada kegiatan kemasyarakatan kalau dia pulang," ujarnya.

Baca Juga:Sekarang Terbaring Lemah di Rumah Sakit karena Positif Covid Kedua Kalinya, Ananda Omesh dan Keluarga Kecilnya Harus Berpencar-pencar karena Hal Ini

SEDANG BANGUN RUMAH MEWAH

Saat ini PC diketahui sedang membangun rumah mewah.

Desain rumahnya mirip desain rumah Eropa lama.

Rumah mewah dengan tiang-tiang besar yang sering kita lihat di perumahan elit seperti Pondok Indah Jakarta Selatan.

Pembangunan rumah megah tersebut saat ini dalam tahap closing, kayu-kayu penyangga coran bangunan rumah masih terlihat terpasang belum di lepas oleh para tukang.

Tribun Sumsel/Eko Hepronis

Rumah megah Picandi Mosko Business Manager Laboratorium Kimia Farma untuk wilayah Medan yang berada di Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Sementara dibagian dalam sebagian relief rumah telah terpasang, termasuk pagar besi di depan rumah telah dipasang dan sudah selesai dilakukan pengecatan.

Menurut informasi warga sekitar pembangunan rumah mewah PC tersebut dimulainya sejak setahun terakhir dan saat ini pembangunannya dihentikan sementara semenjak PC tersandung kasus alat antigen bekas.

"Kami tukang Purwakarta tugasnya cuma membuat relief saja, sementara yang lainnya kami tidak tahu," kata Antoni dan Cecep tukang yang bekerja membangun rumah milik PC, Jumat (30/4/2021).

Ia menuturkan mereka terakhir bekerja Kamis (29/4/2021) lalu secara tiba-tiba ibu Picandi datang menemui mereka dan meminta untuk berhenti bekerja sementara waktu.

"Kamis pagi kemarin kami tiba-tiba di stop oleh nenek (ibu PC) alasannya ada musibah, sekarang kami mau mengambil alat yang masih tinggal," ungkapnya.

Baca Juga:Sekarang Terbaring Lemah di Rumah Sakit karena Positif Covid Kedua Kalinya, Ananda Omesh dan Keluarga Kecilnya Harus Berpencar-pencar karena Hal Ini

Mereka mengungkapkan terakhir melihat istri PC saat perayaan ulang tahun anaknya, kemudian setelah itu mereka tidak melihat lagi, informasinya telah pergi.

"Istrinya sudah pergi katanya ke Padang tapi kami juga tidak tahu kemana," paparnya.

Sementara terakhir mereka bertemu dengan PC dua pekan lalu saat ulang tahun anaknya, selama bekerja dengan PC tidak ada masalah, termasuk pembayaran gaji selalu lancar.

"Kalau tidak salah hari Sabtu kami (tukang) diajak makan bersama terakhir ketemu ulang tahun anaknya, untuk gaji tidak pernah ada masalah karena sistem transfer," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Lima orang ditetapkan menjadi tersangka dalam dugaan penggunaan alat tes antigen bekas di Bandara Kualanamu Medan Sumatra Utara (Sumut) Selasa (27/4/2021) lalu.

Ternyata salah satu tersangka yakni PC yang tercatat sebagai warga Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Pria berusia 45 tahun ini diketahui sebagai Business Manager Laboratorium Kimia Farma untuk wilayah Medan.

Pantauan Tribunsumsel.com di lapangan pasca kejadian rumah PC di perumahan kawasan Pasar Ikan Jalan Lohan Lubuklinggau Selatan II terlihat sepi tanpa penghuni.

Tak ada aktifitas apapun di rumahnya, rumah ini terlihat dalam keadaan kosong, informasi dari warga sekitar seluruh keluarga sudah pergi meninggalkan rumah.

Termasuk aktifitas para pekerja yang sedang membangun rumah baru PC diseberang rumahnya pun telah distop, semua tukang yang bekerja sudah di rumahkan sementara.

Baca Juga:Masyarakat Wajib Bersiap Karena Pandemi Masih Panjang, Menteri Singapura Sebut Covid-19 Baru Berakhir 5 Tahun Lagi: Tidak Ada yang Aman

Antoni dan Cecep tukang yang bekerja membangun rumah milik PC menuturkan, mereka di stop bekerja Kamis (29/4/2021) pagi kemarin oleh ibu PC.

"Kamis pagi kemarin kami tiba-tiba di stop oleh nenek (ibu PC) alasannya ada musibah, sementara istrinya sudah pergi sejak beberapa waktu lalu," ungkapnya pada Tribunsumsel.com, Jumat (30/4/2021).

Ia menuturkan sudah bekerja membangun rumah milik PC sejak dua pekan lalu, terakhir mereka bertemu dengan Picandi dua pekan lalu saat ulang tahun anaknya.

"Kalau tidak salah hari Sabtu kami (tukang) diajak makan bersama terakhir ketemu ulang tahun anaknya," ujarnya.

Sementara, Ketua RTsetempat mengatakan mendapat informasi kalau warganya itu ditangkap dua hari lalu.

"Tau dapat cerita dari kemarin dari warga hari ini baru jelas, sebagian warga memberi tahu saya, saya tanya tahu apa? kemudian memberi tahu melalui WA," ujarnya.

Ia menuturkan PC sudah tinggal sejak 11 tahun lalu, selama tinggal dilingkungan ia memang sudah diketahui bekerja di Kimia Farma.

"Tinggal disini sudah lama, kami berbarengan sejak perumahan dibangun, warga sekitar sini mengenalnya sudah lama bekerja di Kimia Farma untuk wilayah Medan, Pekan Baru," ungkapnya.

Ia menuturkan selama ini PC dikenal baik oleh warga sekitar setiap dia pulang ke rumah, namun setiap pulang tidak pernah lama, paling lama hanya dua hari.

"Sebulan sekali pergi terus, kalau libur balik ke Linggau kadang dua hari kadang tiga hari, kalau ada kegiatan kemasyarakatan dia ada kalau pulang," ujarnya

Baca Juga:Raffi Ahmad Sempat Takut Sebelum Vaksin Covid-19 yang Kedua, Sang Presenter Ungkap Respon Jokowi Soal Kasus Hukumnya: 'Enggak Apa-apa Raffi'

Sebagian artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul BOS Tersangka Kasus Antigen Bekas di Mata Warga Sekitar, 'Orang Kaya Kimia Farma Mobilnya ada Empat'

Tag

Editor : Saeful Imam