GridHITS.id - Bentrokan organisasi masyarakat atau ormas biasa kita lihat.
Di mana-mana kita sering melihat bentrokan itu.
Yang biasa diperebutkan adalah jasa keamanan, jasa lahan parkir, dan masih banyak jasa lainnya yang menyimpan pundi-pundi uang.
Ini jugalah yang terjadi di Medan, dimana ormas Pemuda Pancasila bentrok dengan ormas Angkata Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI).
Bentrokan itu kadang menimbulkan korban, baik luka-luka maupun nyawa.
Celakanya, video berisi bentrokan itu beredar luas di media sosial.
Peristiwa ini terjadidi Pasar Sambu, Kota Medan, Sumatera Utara.
Video itu memperlihatkan pertengkaran berujung pada perkelahian antara dua ormas.
Bahkan, adegan premanisme itu ditonton para pedagang di pasar tersebut.
Terjadi baku hantam dalam video yang beredar itu.
Ada dugaan, pertikaian itudipicu perebutan lahan parkir di area tersebut.
Tak tahan melihat bentrokan, kaum wanita yang menjadi pedagang di pasar itu menjerit histeris.
Ibu-ibu itu tak kuasa melihat pemuda berseragam loreng oranye menginjak-injak pemuda berbaju loreng biru hitam.
Apalagi, pria dari ormasberbaju loreng biru hitam juga dihantami dengan benda tumpul.
Akibatnya, kepala pria berbaju biru hitam pecah dan mengucurkan darah.
Para pedang pun tak tinggal diam, saat aksi pengeroyokan terjadi, para pedagang berusaha melerai dengan teriak-teriak.
Sayangnya, para pengeroyok tidak peduli, bahkan terus menginjak dan memukul pria berbaju loreng biru hitam.
Untunglah, pria yang dikeroyok itu bernasib mujur hinggaakhirnya berhasil lolos dari amukan pemuda berbaju loreng oranye.
Dalam kesempatan terpisah, Kanit Reskrim Polsek Medan Kota, Iptu Marvel Stefanus Arantes Ansanay mengatakan pihaknya sudah menerima laporan korban bentrokan pemuda berseragam loreng di Jalan Bulan, Kecamatan Medan Kota.
Pelaporadalah perwakilan dari kelompok pemuda berbaju loreng biru.
Tak jelas apa penyebab pemicu bentrokan, ungkap Stefanus.
"Kami masih fokus mengejar pelaku terlebih dahulu. Karena ini ada korban yang harus jalan dulu proses laporannya," kata Stefanus, Sabtu (20/3/2021).
Adapunketua-ketua pemuda berseragam loreng yang berkaitan dengan kasus ini, Stefanus mengatakan, setelah pelaku penganiayaan tertangkap, maka polisi akan melakukan pemanggilan.
Setiapketua akan dikumpulkan di Polsekta Medan Kota untuk diberi pengarahan, agar masing-masing pihak bisa menahan diri hingga kasus ini tuntas.
"Untuk korban, sekarang sudah selesai perawatan di RS, masih kami mintai keterangannya supaya terbuka fakta-fakta di lapangan," kata Stefanus.
Dia pun kembali mengimbau masing-masing kubu agar tidak melakukan upaya balasan atau penyerangan.
Saat ini polisi turut melakukan monitoring di masing-masing markas kelompok pemuda.
Penyebab Bentrokan
Dari informasi yang diperoleh www.tribun-medan.com dari seorang juru parkir yang biasa mangkal di Jalan Bulan, insiden ini berawal ketika kelompok pemuda loreng biru hitam tengah mengecat tiang listrik dengan warna loreng kelompok mereka.
Tak lama berselang, datang kelompok pemuda loreng oranye memaki-maki kelompok pemuda loreng biru hitam.
Setelah kejadian, kelompok loreng oranye meletakkan meja di areal parkir yang biasa dijaga loreng biru hitam.
"Kemudian datang lah si AS ini. Dia anggota loreng biru hitam," kata seorang juru parkir minta namanya dirahasiakan demi keamanan, Sabtu sore.
Saat AS datang, dirinya disambut kelompok pemuda loreng oranye.
Kelompok pemuda loreng oranye ada sekitar lima orang lebih.
"Langsung dihantami si AS itu sampai telungkup-telungkup. Tadi pun kena juga kepalanya pakai double stick, sampai teriak-teriak inang-inang di sini," kata jukir tersebut.
Dalam kondisi terdesak, AS sempat berlari menyelamatkan diri.
Namun dia terjatuh dan kembali dipukul serta diinjak kelompok pemuda loreng oranye.
"Biasalah bang. Ini soal perebutan wilayah juga," kata jukir itu.
Lelaki bertubuh kurus yang mengenakan baju khas petugas parkir ini menyebut, wilayah kekuasaan itu turut mempengaruhi pemasukan kelompok pemuda berseragam loreng.
Sebut saja jika kelompok A memegang lima sampai enam lokasi parkir.Perharinya tiap lokasi parkir bisa menghasilkan uang Rp 3 juta sampai Rp 4 juta.
Artinya, dalam sebulan, ormas itu bisa meraup 90-120 juta rupiah.
Dengan uang sejumlah itu, kita bisa membeli mobil baru LCGC.
Tentu kelompok pemuda berseragam loreng ini tinggal duduk santai, sambil pantau-pantau kendaraan saja.
"Kalau hilang satu lapak parkir, kan bisa berkurang pemasukan," pungkas jukir tersebut kembali minta identitasnya dirahasiakan.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsekta Medan Kota Iptu Marvel Stefanus Arantes Ansanay ketika dikonfirmasi mengatakan pihaknya masih mengejar para pelaku yang terlibat bentrokan.
Sebagian artikel ini telah tayang di Sripoku:SEHARI Rp 4 Juta, Loreng Oranye Mengamuk, Loreng Biru Hitam Babak Belur: Bentrok OKP Rebutan Parkir