Belum Banyak yang Tahu, Ini Dia Bahaya Kertas Cokelat Pembungkus Makanan yang Sering Kamu Temui di Warung-warung Makan, Bisa Memicu Kanker!

Selasa, 09 Februari 2021 | 18:00
Pixabay

Ini dia bahaya kertas cokelat pembungkus makanan - Ilustrasi Nasi Bungkus

GridHITS.id –Dapat sebabkan kanker, ini dia bahaya kertas cokelat pembungkus makanan.

Jika kamu penggemar nasi padang atau nasi bungkus, pasti sudah tidak asing lagi dengan kertas pembungkus makanan berwarna cokelat.

Kertas tersebut merupakan kertas pembungkus makanan sekali pakai yang memang jauh lebih praktis jika dibandingkan dengan pembungkus makanan lainnya seperti sterefoam.

Baca Juga: Harganya Terjangkau, 7 Hal Menakjubkan ini Akan Terjadi Bila Makan Timun Sekali Sehari, Anda Akan Dibuat Kaget dengan Perubahannya

Sering digunakan di warung-warung makanan di Indonesia, terungkap fakta mencengangkan dari kertas yang sering kita gunakan ini.

Pakar toksikologi kimia mengatakan bahwa kertas berwarna cokelat tersebut ternyata mengandung zat kimia berbahaya bagi kesehatan manusia.

Dilansir GridHITS dari Grid.ID, kertas nasi mengandung bisphenol A atau BPA, yang memiliki bahaya tersendiri bagi kesehatan tubuh.

Diketahui BPA sendiri sering digunakan sebagai bahan pembuat wadah atau pembungkus makanan bukan hanya dari plastik, tetapi juga kertas.

Terkait bahaya penggunaan kertas nasi ini juga sempat dipaparkan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) di website resminya.

Di mana Peneliti Pusat Penelitian Biomaterial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Lisman Suryanagara mengingatkan masyarakat supaya berhati-hati dengan kertas nasi dan kertas daur ulang yang dipakai untuk membungkus makanan.

Sebab menurut penelitiannya kertas nasi untuk membungkus makanan seperti untuk nasi goreng, nasi bungkus, atau martabak yang berwarna cokelat itu memiliki dampak buruk bagi kesehatan.

Baca Juga: Kenali 20 Manfaat Tak Terduga Pare untuk Kesehatan Termasuk Bantu Atasi Penyakit HIV, Pare Juga Bisa Bantu Ringankan Batuk Serta Demam dan Sesak Napas

Sering digunakan sebagai bahan kemasan primer, ini bahaya kertas cokelat pembungkus makanan.

"Masih banyak ditemukan penggunaan kertas koran, kertas bekas cetakan, atau kertas daur ulang sebagai kemasan nasi kotak, nasi bungkus, gorengan, dan kotak martabak," ungkap Lisman.

Hasil riset yang dilakukan LIPI menunjukan jumlah bakteri yang terkandung dalam kertas nasi yang terbuat dari kertas daur ulang sekitar 1,5 juta koloni per gram.

Sedangkan rata-rata kertas nasi yang umum digunakan beratnya 70-100 gram, itu artinya ada sebanyak 105 juta-150 juta bakteri yang terdapat di kertas tersebut.

"Kandungan mikroorganisme di kertas daur ulang memiliki nilai tertinggi dibandingkan jenis kertas lainnya, ini melebihi batas yang ditentukan," ujar Lisman lagi.

Lebih lanjut, Lisman mengatakan bahwa zat-zat kimia tersebut berdampak negatif terhadap tubuh manusia dan dapat memicu berbagai penyakit seperti kanker, kerusakan hati dan kelenjar getah bening, mengganggu sistem endokrin, gangguan reproduksi, meningkatkan risiko asma, dan mutasi gen.

Hal ini senada dengan pernyataan dari ilmuwan riset di New York State Department of Health, Kurunthachalam Kannan, Ph.D., yang mengatakan bahwa BPA juga terkandung pada kertas pembungkus makanan dengan tingkat konsentrasi yang sangat tinggi.

Di mana bubuk BPA digunakan untuk melapisi kertas supaya lebih tahan terhadap panas.

Selain pada kertas pembungkus makanan, BPA juga sering terdapat pada tisu toilet, kertas koran, kertas struk belanja, maupun tiket.

"Kertas berwarna cokelat untuk pembungkus, biasanya bungkus nasi, dilapisi oleh sebuah lapisan plastik supaya tidak mudah bocor. Lapisan itulah yang berbahaya," tutur Dr rer nat (doktor ilmu sains) Budiawan.

ginkgobilobahelp.info
ginkgobilobahelp.info

Ini dia bahaya kertas cokelat pembungkus makanan - Ilustrasi Nasi Bungkus

Baca Juga: Mulai Hari Ini Coba Konsumsi Telur Setiap Hari, Jangan Kaget Lihat Perubahan Luar Biasa yang Terjadi Terutama pada Wanita

Ia juga menjelaskan, bahaya kertas cokelat pembungkus makanan yang dirasakan tubuh ketika terpapar senyawa-senyawa tersebut memang tidak langsung terjadi.

Butuh waktu 5-20 tahun sampai tubuh merasakan efek dari pembungkus berwarna cokelat tersebut jika dipakai rutin.

"Efek pada kesehatan memang jangka panjang. Efek kronisnya bisa menghambat kesuburan, bersifat karsinogenik (kanker), dan mutagenik (perubahan-perubahan pada gen manusia)," jelasnya.

Lebih lanjut, ternyata kertas yang digunakan untuk membungkus burger, nasi, sandwich, serta kentang, begitu juga dengan kotak ayam goreng dan kardus pizza, dinilai peneliti mengandung bahan kimia sintetik terkait dengan masalah kesehatan serius bila larut ke dalam makanan.

Hal tersebut menurut sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Science & Technology Letters.

Dikutip GridHITS dari Grid.ID, peneliti studi ini mengumpulkan sekitar 400 sampel dari kertas dan karton produk dari 27 rantai makanan cepat saji di Amerika Serikat dan menemukan bahwa 46 persen dari kertas dan kotak makanan cepat saji, 20 persen dari sampel karton pembungkus, dan 16 persen dari wadah minuman non-kertas, diuji positif mengandung sekelompok zat kimia yang disebut per- and polyfluoroalkyls (PFASs).

Umumnya kandungan zat kimia ini digunakan dalam kemasan makanan untuk menghalau lemak dan minyak.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Sering Makan Ceker Ayam Ternyata Bisa Datangkan Manfaat Tak Terduga Ini untuk Tubuh!

PFASs telah dikaitkan dengan jenis kanker tertentu, masalah perkembangan dan reproduksi, sistem kekebalan tubuh, dan masalah kesehatan lainnya.

Cara terbaik untuk menghindari kemungkinan bahaya ialah segera menghabiskan makanan cepat saji atau menyimpan makanan cepat saji dalam wadah aman.

Semakin sebentar makanan berada dalam bungkusnya, maka semakin sedikit bahan kimia yang kemungkinan akan bercampur dengan makanan.

Itulah dia tadi penjelasan bahaya kertas cokelat pembungkus makanan yang perlu kamu waspadai.

Artikel ini sudah tayang di Grid.ID dengan judul Nggak Nyangka, Kertas Cokelat Pembungkus Nasi yang Biasa Kita Gunakan Diam-diam Bisa Menyebabkan Mandul sampai Kanker, Waspada!

Editor : Cynthia Paramitha Trisnanda

Sumber : Grid.ID

Baca Lainnya