GridHITS.id -Saat ini Tim SAR tengah disibukkan dengan pencarian puing dan korban dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1) lalu.
Setelah melakukan pencarian, puing-puing besar dari Sriwijaya Air sudah ditemukan bahkan barang yang paling dicari, kotak hitam, juga sudah ditemukan.
Menurut kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito mengatakan jika pada pencarian hari kelima terdapat penambahan dua kantong jenazah.
Hingga kini, tim SAR sudah mendapatkan total 141 kantong berisi jenazah, 31 kantong seripihan pesawat kecil, dan 28 kantong potongan pesawat besar.
Pihaknya menyebut jika pencarian korban dan bagian dari pesawat akan tetap berlanjut.
Muncul kabar tak terduga dari proses pencarian Sriwijaya Air SJ 182 ini.
Saat sedang melakukan pencarian, tim Kopaska mendengar jeritan minta tolong di laut.
Mereka pun bergegas menuju arah lokasi suara.
Di lokasi kejadian, Komando Pasukan Koarmada I yang tergabung dalam Tim SAR menemukan dua orang nelayan yang mengapung di tengah lautan ketika sedang mencari Sriwijaya Air.
Kedua nelayan tersebut ditemukan mengapung di perairan Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu pada hari Rabu (13/1) lalu.
Keduanya ditemukan oleh Tim Kopaska ketika hendak memulai pencarian Sriwijaya Air sekitar pukul 06.10 WIB.
Saat diselamatkan oleh Tim Kopaska, ternyata salah satu nelayan sudah meninggal dunia dan nelayan satu lagi ditemukan dalam keadaan sehat.
"Saat itu Tim SAR yang menggunakan sea rider langsung melakukan evakuasi terhadap dua nelayan yang dalam kondisi satu orang meninggal dunia, dan satu orang dalam keadaan sehat," ujar Panglima Komando Armada I Laksda TNI Abdul Rasyid K yang dilansir dari Tribunnews.com (14/1).
Diketahui jika kedua nelayan yang selamat bernama Suryanto berumur 30 tahun dan korban yang meninggal bernama Rodia berumur 30 tahun.
Kedua korban tersebut selanjutnya akan diserahkan pada pihak keluarga.
Diketahui jika kedua nelayan tersebut biasa melakukan aktivitas mencari ikan, namun nahas ketika mencari ikan gelombang sedang tinggi sehingga membuat perahu keduanya terbalik.
"Dua korban tersebut diketahui sedang melakukan aktivitas mencari ikan dan terkena gelombang tinggi sehingga perahunya terbalik," ungkap Abdul.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa gelombang saat ini tingginya bisa mencapai 2-3 meter yang tentu sangat berbahaya jika berlayar menggunakan perahu kecil.
"Sehingga untuk kapal nelayan berukuran kecil berisiko mengalami masalah," pungkasnya.