GridHITS.id -Pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dan pengungkapan penyabab jatuhnya pesawat tersebut mulai menunjukkan titik terang.
PenemuanFlight Data Recorder(FDR) kotak hitam milik Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak tersebut dikatakan bisa mempercepat pengungkapan penyebab jatuhnya pesawat tersebut di perairan Kepulauan Seribu.
FDR kotak hitam dari Sriwijaya Air tersebut ditemukan pada pukul 16.40 WIB oleh petugas yang tergabung di KRI Rigel 933.
Namun sekarang, tim SAR kembali masih berfokus untuk mencari bagian lain dari kotak hitam yang belum ditemukan yaitu Cockpit Voice Recorder(VCR) yang berisi rekaman percakapan dalam kokpit pesawat.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meyakini tim SAR gabungan akan segera menemukan keberadaan CVR yang masih menjadi misteri ini.
"Kami meyakini semua bahwa karena cockpit voice recorder akan ditemukan (di lokasi) sekitar itu, maka dengan keyakinan tinggi, cockpit voice recorder juga akan segera ditemukan," kata Panglima TNI dalam konferensi pers di Pelabuhan JICT II, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021) petang.
Dalam kesempatan lain, pengamat penerbangan Gerry Soejatman mengatakan jika penemuan ini merupakan tanda baik dan isi kotak hitam bisa saja segera diketahui apabila tidak mengalami kerusakan.
Namun dirinya menuturkan jika data tersebut tak akan segera diumumkan karena harus dianalasisi terlebih dahulu.
Berdasarkan hasil investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), sistem pesawatSriwijaya Air SJ 182 tersebut masih berfungsi sesaat sebelum terbentur ke permukaan air.
Menururt data radar ADS-B dari Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia), sistem pesawat Sriwijaya Air masih berfungsi ketika ada di udara.
Ketua KNKT kemudian mengungkapkan jika sistem pesawat masih benar-benar berfungsi setidaknya sampai di ketinggian 250 kaki.
"Terekamnya data sampai dengan 250 kaki mengindikasikan sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Dari data ini kami menduga mesin masih dalam kondisi hidup sebelum membentur air," ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dikutip dari Antara, Selasa (12/1/2021).
Pesawat tersebut sebelumnya sudah sempat terbang hingga ketinggian 10.900 kaki sampai perlahan pesawat justru mulai menurun.
Selain itu, data lain yang didapat KNKT dari KRI Rigel 933 mendapati jika sebaran puing dari Pesawat Sriwijaya Air besar selebar 100 meter dengan panjang 300-400 meter.
Data sebaran puing yang didapatkan ini pun makin menguatkan dugaan jika pesawat yang terbang dari Bandara Soekarno-Hatta ini tidak meledak sebelum jatuh ke permukaan air.
"Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," kata dia.
Saat terjatuh, Sriwijaya Air SJ 182 yang terbang ke Bandara Supadio, Pontianak tersebut membawa total 62 orang yang terdiri dari enam kru aktif, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Ketika pesawat kali pertama dilaporkan hilang kontak, sejumlah petugas gabungan, baik dari Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI, hingga Polri langsung bahu-membahu menggelar proses evakuasi di Kepulauan Seribu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kotak Hitam Sriwijaya Air Ditemukan, Dugaan Mesin Pesawat Hidup Sebelum Menyentuh Air dan Tak Meledak"