GridHITS.id – Indonesia baru saja (6/12) menerima 1,2 juta dosis vaksin virus corona dari sebuah perusahaan asal China bernama Sinovac.
Presiden Joko Widodo juga mengatakan bahwa, pengiriman vaksin yang dilakukan pemerintah juga akan ditambah sebanyak 15 juta dosis lagi.
"Selain vaksin dalam bentuk jadi, dalam bulan ini juga akan tiba 15.000.000 dosis vaksin. Dan di bulan Januari sebanyak 30 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku curah yang akan diproses lebih lanjut oleh Biofarma," kata Joko Widodo dalam live streaming di akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (6/12).
Sebelum digunakan untuk umum, rencananya vaksin ini akan masuk ke tahapan pengecekan di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk menjamin keamanannya untuk digunakan pada masyarakat Indonesia.
Sinovac merupakan salah satu perusahaan pemproduksi vaksin virus corona terbesar di dunia yang sudah berada di tahap akhir pengembangan vaksinnya.
Dilansir dalam laman resminya, perusahaan ini awalnya dirintis oleh Weidong Yin yang pernah mengembangkan vaksin hepatitis A.
Di negaranya sendiri, perusahaan ini memiliki 5 lokasi untuk melakukan produksi dan research and development.
Kantor pusat dari Sinovac ada di kota Beijing dan juga memiliki fasilitas lab di luar China, yaitu di negara Brasil.
Perusahaan yang didirikan hampir 20 tahun tersebut hingga saat ini telah memproduksi dua jenis vaksin, yakni vaksin untuk hepatitis dan influenza.
Adapun beragam vaksin yang sudah dijual bebas dari perusahaan ini, antara lain vaksin hepatitis A dan B, H1N1 (flu babi), H5N1 (flu burung), vaksin gondok, dan vaksin rabies anjing.
Dalam pengembangan vaksin H1N1 pada tahun 2009, Sinovac bisa dikatakan sebagai tonggak pengembangan yang signifikan dari vaksin tersebut.
Untuk vaksin virus corona saat ini sendiri sudah memasuki hingga fase 3 dan rencananya jika berjalan lancar, vaksin tersebut akan mulai diproduksi pada kuartal pertama tahun 2021.
Menurut Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan akan memfasilitasi produksi maksimal hingga 250 juta dosis.
"Jika uji klinis vaksin Covid-19 fase tiga lancar, Bio Farma akan memproduksinya pada kuartal pertama 2021. Kami mempersiapkan fasilitas produksi kapasitas maksimal 250 juta dosis," jelas Honesti dalam keterangannya yang dilansir Kompas.com (22/7).
Baca Juga: Masih Banyak yang Bingung, Gini Lo Cara Membedakan Tes Rapid Corona dan Tes PCR
Baca Juga: Jangan Panik, Begini Cara Membedakan Pilek dengan Kehilangan Penciuman karena Virus Corona
Selain Indonesia, terdapat negara lain yang juga melakukan uji coba kandidat vaksin virus corona dari perusahaan asal China tersebut, yaitu Brasil dan Bangladesh.