Pilek Bikin Panik, Begini Cara Membedakan Pilek dengan Kehilangan Penciuman karena Virus Corona.
GridHITS.id -Total sudah 9 bulan pandemi virus corona menyerang Indonesia.
Semenjak pandemi ini muncul, masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan.
Namun di sisi lain, kesadaran ini muncul berbarengan dengan meningkatnya tingkat kecemasan seseorang.
Bahkan tidak jarang, seseorang dapat terlalu takut dan panik, jika memiliki gejala yang sama dengan penderita virus corona tersebut.
Salah satunya adalah anosmia atau kehilangan indera penciuman yang menjadi salah satu gejala paling umum yang dimiliki oleh orang yang terinfeksi virus corona.
Temuan yang dihimpun oleh peneliti di Office for National Statistics (ONS) juga mengindikasikan bahwa anosmia tak hanya terjadi pada pasien bergejala, tetapi juga dialami oleh kelompok asimptomatik.
"Jumlah orang yang dites positif Covid-19 dengan gejala kehilangan rasa atau bau (anosmia) meningkat paling banyak di semua kelompok umur," tulis tim peneliti dalam ringkasan laporannya.
Kehilangan atau berkurangnya fungsi penciuman juga biasa dirasakan saat menderita flu atau pilek.
Bagaimana membedakan kehilangan indra penciuman akibat virus corona dan pilek? Dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan (THT) Rumah Sakit RS Columbia Asia (RSCA) Prof Dr dr Delfitri Munir, Sp.T.H.T.K.L(K) menjelaskan perbedaan keduanya.
Baca Juga: Akhirnya Orang Hebat dari Indonesia Bongkar Kelemahan Virus Corona yang Bisa Membuatnya Tak Berdaya
Ia menyebutkan, rongga hidung menjadi tempat masuk paling favorit bagi virus corona.
Sebab, penularan virus ini melalui percikan (droplet) dan airbone.
"Di hidung ini, aliran udara lebih dari 75 persen terarah ke atap hidung. Di sana ada ujung-ujung saraf penciuman atau saraf penghidu," Kata Delfitri yang dikutip dari Kompas.com, Selasa (1/12/2020).
"Karena atap hidung kita ini melengkung, maka partikel-partikel yang terbawa akan terbentur dan menyangkut di sana," lanjutnya.
Kondisi ini yang membuat saraf penciuman terkena virus corona.
Karena sifat virus merusak sel, membuat peradangan, hal ini membuat saraf penciuman terganggu dan berakibat hilangnya indra penciuman.
"Ini bisa temporer dan bisa juga permanen. Kalau sarafnya sudah mati, enggak bisa sembuh lagi," jelas dia.
Sementara itu, hilangnya indra penciuman akibat pilek atau influenza disebabkan oleh peradangan pada selaput lendir di seluruh hidung.
Baca Juga: Akhirnya Orang Hebat dari Indonesia Bongkar Kelemahan Virus Corona yang Bisa Membuatnya Tak Berdaya
Hal tersebut membuat hidung mampet dan tak bisa menghirup udara.
"Karena radang, maka udara yang kita hirup tidak sampai ke atap rongga hidung tempat saraf itu, jadi dia nutup," kata dia.
"Jadi partikel-partikel udara yang membawa bau itu tak bisa masuk, karena tertutup lubang hidung. Kalau mampetnya hilang, ya bisa mencium lagi karena sarafnya tidak terganggu," lanjutnya.
Kondisi saraf dalam hidung inilah yang membedakan hilangnya indra penciuman akibat virus corona dan pilek.
Artinya, seorang pasien Covid-19 akan mengalami kehilangan indra penciuman, tetapi masih bisa menghirup udara dengan normal.
Sementara, kehilangan indra penciuman yang dialami oleh penderita pilek atau influenza biasanya disertai dengan gangguan dalam menghirup udara.
Artikel ini sebelum sudah pernah ditulis di Kompas.com dengan judulIni Bedanya Kehilangan Penciuman karena Virus Corona dan Pilek