GridHITS.id - Saat ini kota Surabaya Risma sedang menjadi sorotan.
Sebab, para pemimpin kota dan jajarannya berhasil mengubah kota Surabaya yang kumuh dan sumpek menjadi kota bersih dan berprestasi, bahkan saat ini sudah mendunia.
Dulu, Surabaya terkenal sebagai kota dengan kemacetan parah akibat pedagang kaki lima berjualan sembarangan, kumuh, dan padat.
Bahkan, beberapa kali kota yang terkenal dengan udaranya yang panas ini sebagai kota yang gersang dan rawan terkena banjir.
Tapi, itu adalah Surabaya zaman dulu, kini gambaran kota yang terkenal dengan makanan sotonya ini sudah berubah banyak.
Transformasi Surabaya yang berjuluk Kota Pahlawan tersebut kini bahkan menjadi perhatian dunia.
Sederet prestasi dan inovasi Surabaya, serta ragam kisah suksesnya menjadi rujukan kota-kota di luar negeri untuk belajar.
Keberhasilan transformasi Surabaya ini tidak terlepas dari kerja keras pemerintah kotanya.
Mulai pucuk pimpinannya yaitu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, hingga segenap jajaran Pemkot Surabaya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini seringkali diundang untuk menjadi pembicara di berbagai negara.
Tahun ini ia tercatat melakukan sembilan kali perjalanan ke luar negeri.
Ia hadir di 11 negara untuk menceritakan kisah sukses transformasi Surabaya dan kiatnya menyulap wajah kota tersebut.
- Pada 18-20 Februari 2019, Risma diundang ke Amerika Serikat oleh Presiden Majelis Umum PBB ke-73 dan Direktur Jenderal Food and Agriculture Organization (FAO).
Ia hadir untuk berbicara soal ketahanan pangan dan program urban farming.
- Pada 12-14 Juni 2019, ia diundang dalam World Material Forum di Perancis untuk menyampaikan materi terkait penanganan limbah plastik.
- Kemudian pada 24-26 September 2016, Risma juga diundang untuk berbicara dalam Sustainable Development Goals Summit and High Level Political Forum di New York, Amerika Serikat.
Pada kesempatan itu, Risma juga berperan sebagai kontributor diskusi terkait penanganan dampak perubahan iklim dalam World Economic Forum.
Lebih membanggakan lagi, dalam forum itu, Risma merupakan satu-satunya wali kota yang diberikan kesempatan memberikan pernyataan resmi dalam UN Climate Action Summit bersama dengan beberapa kepala negara lain.
Kesediaan Risma menghadiri berbagai forum di luar negeri ternyata mengusung misi ganda.
Selain aktif sebagai pembicara ia juga sekaligus mempromosikan Surabaya di kancah internasional.
Upaya tersebut membuahkan hasil. Surabaya, sejak 2011 hingga saat ini tidak pernah absen menjadi tuan rumah forum atau pertemuan tingkat internasional.
Beberapa di antara adalah The First ASEAN Mayor Forum pada 2011, Senior Official Meeting (SOM) APEC pada 2013, Konferensi PrepCom 3 for Habitat III pada 2016, hingga Growing Up Urban Summit UNICEF dan The 7th UCLG ASPAC Congress pada 2018.
- Tidak sedikit juga delegasi dari luar negeri yang berkunjung ke Kota Surabaya untuk mempelajari secara langsung berbagai inovasi pembangunan yang telah dilakukan.
Mereka ingin melihat langsung bagaimana pembangunan Surabaya yang mereka ketahui dari paparan Risma di luar negeri.
Forum-forum internasional tersebut telah menyedot ribuan peserta.
Dengan demikian, sektor perhotelan, restoran, hingga kuliner, dan oleh-oleh juga mendapat angin segar.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ujung-ujungnya juga digunakan untuk pembangunan kota juga mendapat dampak positifnya.
Seiring transformasi pembangunan di Surabaya, sosok Risma pun memperoleh pengakuan dari dunia internasional.
Pada 2015, nama wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menempati peringkat ke-24 dari 50 tokoh besar dunia versi Fortune.
Pada tahun yang sama, Risma juga diganjar predikat wali kota terbaik ketiga di dunia menurut World Mayor Project.
Selain itu, UN Habitat Scroll of Honour, yang merupakan penghargaan tertinggi di UN Habitat diberikan kepada Risma pada 1 Oktober 2018 di Nairobi, Kenya.
Berdasarkan pertimbangan sederet prestasi itulah para kepala daerah di lingkup Asia-Pasifik menunjuk Risma mengemban amanah sebagai Presiden United Cities for Local Government (UCLG) Asia-Pasific pada 14 September 2018.
SURABAYA SUKSES KENDALIKAN WABAH CORONA
Salah satu yang mendapat pujian dari pemerintah, adalah keberhasilan Surabaya dalam mengendalikan wabah corona.
Salah satu programWali Kota Surabaya Tri Rismaharini berhasil memutus penyebaran COVID-19 adalah dengan menciptakan swab hunter yang efektif.
Program swab hunter ditujukan untuk menjaring warga yang tidak patuh protokol kesehatan.
Mereka yang tak patuh, langsung dilakukantes swab.
Dengan program ini,tren kasus corona di Kota Pahlawan semakin menurun, sedangkantingkat kesembuhan juga terus meningkat.
Data Dinas Kesehatan pada tanggal 5 November 2020 menyebutkan, tingkat corona melandai, bahkanbeberapa kelurahan di KotaSurabaya menjadi nol kasus COVID-19.
Berbagai capaian ini, baik penanganan corona maupun prestasi di tingkat internasional itu tentu diraih bukan atas kinerja individu, melainkan peran serta segenap jajaran Pemerintah Kota Surabaya, DPRD Kota Surabaya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur hingga Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Luar Negeri.
Artikel ini sekaligus meluruskan berita bahwa sebelumnya yang berjudul :Zona Merah Hitam di Surabaya Akibat Sebaran Covid-19, Wali Kota Risma: Tolong Tidak Usah Kemana-mana Dulu yang ditulis pada Sabtu, 5 Desember 2020
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sepak Terjang Risma Mengubah Wajah Surabaya dan Menjadikannya Mendunia "