Penantian Masyarakat Terkait Cuti Bersama Harus Pupus Karena Jokowi Minta Pengurangan Cuti, Sri Mulyani Beri Penjelasan
GridHITS.id - Penantian masyarakat terkait kabar gembira cuti bersama akhir tahun nampaknya harus pupus.
Pasalnyaharapan masyarakat harus pupus karena Jokowi minta pengurangan cuti bersama akhir tahun nanti.
Seperti kita ketahui bersama jika Jokowi memberikan keputusan untuk mengganti libur lebaran kemarin pada akhir tahun nanti.
Padahal masyarakat Tanah Air tengah menantikan adanya cuti pengganti lebaran Idul Fitriyang sebelumnya 26-29 Mei 2020.
Hal tersebut karenalibur lebaran Idul Fitriakan dipindahkan pada akhir Desember 2020pada tanggal 28-31 Desember 2020
Sayangnya,harapan masyarakat tersebut pupus sudah lantaran pengumuman yang baru saja diberikan oleh Presiden Joko Widodo.
Baca Juga:Berita Terbaru Bansos Covid-19 2020 hingga Susi Pudjiastuti Ikut Buka Suara: Sudah Uang Saja, Cash
Melalui Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Presiden Jokowi menyatakan untuk mengurangi cuti lebaran tersebut.
"Berkaitan dengan masalah libur cuti bersama akhir tahun, termasuk libur pengganti cuti bersama hari raya Idul Fitri, Presiden memberikan arahan supaya ada pengurangan pengurangan."
"Beliau memerintahkan supaya segera ada rapat koordinasi yang dilakukan oleh kementerian dan lembaga terkait.
Terutama yang berkaitan dengan masalah libur akhir tahun pengganti libur bersama Idul Fitri," tutur Muhadjir dalam Keterangan Pers Menteri Terkait Hasil Rapat Terbatas, Senin (23/11/2020).
Atas wacana yang akan dilakukan Jokowi terkait pengurangan cuti bersama, Sri Mulyani turut memberi penjelasan.
Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Jokowi menyatakan untuk mengurangi cuti lantaran bisa memicu kenaikan kasus Covid-19.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito juga menuturkan bahwa libur panjang akhir tahun 2020 dapat berpotensi meningkatkan kasus Covid-19.
"Perlu diingat, masa libur panjang akhir tahun 2020 memiliki durasi yang lebih panjang dan dikhawatirkan berpotensi menjadi manifestasi perkembangan kasus.
Menjadi dua bahkan tiga kali lipat lebih besar dari masa libur panjang sebelumnya," ujar Wiku dalam Keterangan Pers Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Selasa (24/11/2020).
Wiku turut menyebut bahwa pemerintah masih mengkaji terkait masalah libur pajang akhir tahun nanti.
"Untuk itu, pemerintah saat ini sedang mengkaji periode masa libur panjang akhir tahun, karena berdasarkan analisa setiap liburan panjang pada masa pandemi memakan korban," ujarnya.
Kendati demikian, hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi lebih lanjut mengenai kapan cuti pengganti libur lebaran akan diberikan.