Sebuah Penelitian Mengatakan Infeksi Virus Corona Bisa Membuat Otak Jadi 10 Tahun Lebih Tua, Benarkah?

Sabtu, 31 Oktober 2020 | 10:59
Pixabay/fernandozhiminaicela

Ilustrasi covid-19.

Sebuah Penelitian Mengatakan Infeksi Virus Corona Bisa Membuat Otak Jadi 10 Tahun Lebih Tua, Benarkah?

GridHITS.id - Virus corona atau covid-19 masih menjadi perhatian publik, baik masyarakat atau pun pemerintah di negara mana pun.Tak heran, sebab wabah yang satu ini sudah menginfeksi jutaan orang bahkan sudah menyebabkan kematian ratusan ribu orang.Bahkan kini sudah banyak orang-orang tanpa gejala yang ternyata terinfeksi virus corona sudah mulai diisolasi demi memutus rantai penyebarannya.

Baca Juga: Studi Baru Soal Covid-19 Sudah Dilakukan, Peneliti Nyatakan Pasien Terinfeksi Virus Corona Bisa Berakhir dengan Stroke

Baca Juga: Pemilik Golongan Darah O Boleh Bernafas Lega Karena Kebal Lawan Covid-19, Namun Harus Waspada Terhadap Cemilan Enak yang Sebaiknya Tak DikonsumsiKini studi soal virus corona pun sudah mulai banyak menyebar, termasuk gejala baru dan efek sampingnya dari virus itu.Mulai dari ada efek samping stroke hingga kini sebuah studi kembali dilakukan terhadap efek samping virus tersebut.Grup peneliti ada yang menyatakan bahwa terinfeksi virus covid-19 bisa membuat otak kita 10 tahun lebih tua, benarkah itu?

Melansir dari Daily Mail, sebuah penelitian dilakukan oleh Dr. Adam Hampshire dan koleganya di Imperial College London.Mereka meneliti lebih dari 84.000 orang, meski pun studi ini belum dipublikasikan secara resmi.Mereka menemukan bahwa dalam beberapa kasus yang parah, infeksi virus corona dikaitkan dengan defisit kognitif yang substansial selama berbulan-bulan."Analisis kami, selaras dengan pandangan bahwa ada konsekuensi kognitif kronis dari Covid-19." tulis para ahli.

Baca Juga: Tak Lagi Sebatas Gejala yang Umum, Benarkah Kerontokan Rambut Berkaitan dengan Covid-19?

Baca Juga: Ditutup-tutupi dan Tak Tersorot Media, YouTuber Atta Halilintar Akhirnya Ngaku Bahwa Dirinya Sempat Terjangkit Virus Corona"Orang yang telah pulih, termasuk mereka yang tidak lagi melaporkan gejala, menunjukkan defisit kognitif yang signifikan." jelasnya lagi.Tes kognitif mengukur seberapa baik otak melakukan tugasnya seperti mengingat kata-kata atau menggabungkan titik-titik pada teka-teki.Tes semacam itu banyak digunakan untuk menilai kinerja otak pada penyakit seperti Alzheimer, dan juga dapat membantu dokter menilai gangguan otak sementara.Tim Hampshire menganalisis hasil dari 84.285 orang yang menyelesaikan studi yang disebut Great British Intelligence Test.

Temuan tersebut, yang belum ditinjau oleh ahli lain, dipublikasikan secara online di situs web MedRxiv.Defisit kognitif adalah 'ukuran efek substansial', terutama di antara orang-orang yang pernah dirawat di rumah sakit dengan Covid-19, kata para peneliti.Kasus terburuk menunjukkan dampak, setara dengan rata-rata penurunan 10 tahun kinerja global antara usia 20 hingga 70 tahun.Para ilmuwan yang tidak terlibat langsung dengan penelitian tersebut, bagaimanapun, mengatakan bahwa hasilnya harus dilihat dengan hati-hati.

Baca Juga: Kabar Terbaru Vaksin Covid-19 yang Segera Diedarkan November Justru Diumumkan Batal, Menko Luhut: Tadi Presiden Telepon Saya

Baca Juga: Pemilik Golongan Darah O Bisa Bernafas Lega Karena Disebut Kebal Corona, Namun Wajib Waspada Jika Ingin Konsumsi 5 Sayuran Ini"Fungsi kognitif peserta tidak diketahui sebelum Covid, dan hasilnya juga tidak mencerminkan pemulihan jangka panjang - jadi efek apa pun pada kognisi mungkin bersifat jangka pendek." kata Joanna Wardlaw, profesor neuroimaging terapan di Edinburgh University.Derek Hill, seorang profesor ilmu pencitraan medis di University College London, juga mencatat bahwa temuan penelitian tersebut tidak dapat sepenuhnya dapat diandalkan.Karena tidak membandingkan skor sebelum dan sesudah, dan melibatkan sejumlah besar orang yang melaporkan diri menderita COVID-19, yang tidak memiliki hasil tes positif.

Tag

Editor : Rachel Anastasia Agustina

Sumber Daily Mail