Bak Sudah Jatuh Tertimpa Tangga! Usai Virus Corona Tipe Sangat Menular Terdeteksi di Tanah Air, Ada Kemungkinan Vaksin Menjadi Tak Efektif Lindungi Tubuh karena Virus Mudah Bermutasi

Senin, 31 Agustus 2020 | 20:46
Freepik/prostooleh

Ilustrasu virus corona.

Bak Sudah Jatuh Tertimpa Tangga! Usai Virus Corona Tipe Sangat Menular Terdeteksi di Tanah Air, Ada Kemungkinan Vaksin Menjadi Tak Efektif Lindungi Tubuh karena Virus Mudah Bermutasi

GridHITS.id - Beberapa waktu lalu, pemerintah mengungkap virus tipe G ata D614G sudah terdeteksi lama menyebar di Indonesia.

Sebelumnya virus ini sudah terdeteksi di Malaysia dan Singapura dan negara tetangga lainnya.

Kelebihan virus ini adalah sifatnya yang sangat menular, bahkan 10 kali lebih menular dibandingkan dengan virus biasa.

Baca Juga: Seorang Pasien Terinfeksi Virus Corona 2 Kali dalam Jangka Waktu 48 Hari, Begini Studi Kasusnya

Baca Juga: Beda Jauh dari Rencana Pemerintah, Peneliti Sarankan Masyarakat Jangan Terlalu Berharap pada Vaksin Covid-19

Kelompok Penelitian Virus Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF) menemukan mutasi virus corona D614G juga ada di Indonesia.

Mutasi D614G adalah jenis virus corona yang 10 kali lebih menular dibanding jenis lain.

Berikut 6 fakta terkait D614G yang telah Kompas.com himpun dari berbagai sumber:

1. Apa itu D614G?

Dilansir Times of India, SARS-CoV-2 adalah jenis virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Virus SARS-CoV-2 ini bermutasi dalam jumlah sangat banyak, hingga ribuan.

Salah satunya adalah D614G.

D614G terletak di dalam protein yang membentuk spike - berupa paku di permukaan virus corona - yang bisa menjadi pintu masuk virus membobol sel kita.

Mutasi ini mengubah asam amino pada posisi 614, dari D (asam aspartat) menjadi G (glisin).

Sehingga disebut D-614-G.

Baca Juga:Beda Jauh dari Rencana Pemerintah, Peneliti Sarankan Masyarakat Jangan Terlalu Berharap pada Vaksin Covid-19

Baca Juga:Vaksin Covid-19 Sudah Disuntikkan ke Tubuh Relawan, Ahli Justru Ungkap Fakta kalau Virus Corona di Indonesia Bermutasi Lebih Ganas, Begini Faktanya

2. Ada di Indonesia sejak Maret 2020

Tim PNF menganalisis seluruh jenis virus corona di Indonesia dari data sekuens genom virus corona yang dimuat di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

Mereka menemukan, penyebaran virus corona jenis D614G sudah ada sejak SARS-CoV-2 pertama kali dikonfirmasi di Indonesia.

"Mutasi D614G sudah ada sejak awal virus (corona) itu di Indonesia, sejak Maret 2020. Perkiraan saya, sekarang lebih banyak lagi," kata Prof Chairul Anwar Nidom yang merupakan ketua tim riset kepada Kompas.com, Sabtu (29/8/2020).

3. Mutasi D614G terjadi di daerah motif ADE yang dapat meningkatkan masukya virus ke dalam sel

Dari pengamatan yang dilakukan Nidom dan tim, mutasi virus jenis D614G ada di daerah motif Antibody Dependent Enhancement (ADE).

"Yang menjadi pertanyaan tim PNF saat ini, kenapa mutasi itu terjadi pada daerah motif ADE?" ujar Nidom.

Lihat Foto Ilustrasi mutasi virus corona baru.

Pinterest

Penyebaran Virus Corona Terus Bermutasi, Inilah Jenis yang Ada di Indonesia!

ADE merupakan desain atau sistem pertahanan dari sebuah virus ketika menjumpai sebuah antibodi di dalam host.

"Jadi begini, ketika virus (corona) ini mengetahui ada antibodi di dalam tubuh seseorang, maka ADE ini berperan untuk menutup antibodi dan antibodi itu justru akan meningkatkan masuknya virus ke dalam sel," paparnya.

"Jadi antibodi malah diajak kolaborasi dengan virus (corona) itu (agar bisa masuk ke sel)."

Nah, di dalam motif ADE tersebut ada jenis virus corona D614G itu tadi.

"Sekarang sedang kami analisis ke mana arah virus kalau ada mutasi itu," ujarnya.

Baca Juga:Pantas Angka Positif Terus Meroket! Virus Corona Tipe G yang 10 Kali Lebih Menular Sudah Terdeteksi di Tanah Air, Tetap Waspada

Baca Juga:Catat! Bioskop Justru Bisa Jadi Sarana Efektif Tangkal Corona Hingga Akan Dibuka Kembali, ini Penjelasan Jubir Covid-19

4. Paling dominan di dunia

Mutasi D614G merupakan jenis mutasi yang sangat umum ada di Eropa, Amerika Utara, Australia, dan sebagian Asia.

Mutasi ini pertama kali dideteksi di Eropa pada bulan Februari.

Sejak saat itu, jenis ini menyebar dengan cepat dan luas ke berbagai negara.

Ahli biologi komputasi dan ahli genetik Bette Korber mengatakan dalam papernya, mutasi D614G bisa dikatakan paling dominan di dunia karena penyebarannya yang 10 kali lipat lebih tinggi dibanding jenis lain.

Dalam risetnya yang terbit bulan Juli, Korber mengatakan bahwa D614G mampu mendominasi jenis mutasi virus corona di suatu daerah meski ada jenis asli virus di sana.

5. Lebih mudah menyebar tapi disebut tidak mematikan

Dilansir Reuters, Paul Tambyah yang merupakan konsultan senior di National University of Singapore dan Presiden International Society of Infectious Diseases mengatakan bahwa bukti yang ada menunjukkan D614G di beberapa negara sejalan dengan penurunan tingkat kematian.

Paul menjelaskan, ini artinya mutasi D614G kurang mematikan.

"Mungkin mutasi ini lebih menular, tapi tidak terlalu mematikan," kata Paul Tambyah.

Dia menambahkan, sebagian besar virus cenderung kurang ganas ketika bermutasi.

"Virus berkepentingan untuk menginfeksi lebih banyak orang tetapi tidak membunuh mereka karena virus bergantung pada inang untuk makanan dan tempat berlindung," katanya.

Baca Juga:Kenali Gejala Ringan Terinfeksi Virus Corona yang Tak Boleh Dihiraukan

Baca Juga:Disuntik Vaksin Corona ke Dalam Tubuhnya, Relawan Ini Memberikan Pengakuan yang Mengejutkan, Suhu Badan Mendadak Naik Drastis Hingga Rasa Kantuk yang Tak Terkendali

6. Vaksin mungkin tak efektif

Ada spekulasi bahwa ilmuwan perlu mengembangkan vaksin Covid-19 sesuai dengan jenis mutasinya.

Namun, sebagian besar vaksin yang dikembangkan didasarkan pada wilayah spike yang berbeda, sehingga hal ini tidak berdampak pada perkembangannya.

Meski mutasi D614G terjadi pada protein spike, mutasi ini tidak mengubah domain pengikat reseptor (RBD) di ujung protein spike.

RBD mengikat reseptor ACE2 pada sel manusia.

Itu merupakan target utama dari sistem kekebalan.

Sederhananya, mutasi D614G mengubah protein spike, tetapi tidak mengubah bagian RBD yang kritis untuk pengembangan vaksin.

Sebuah studi WHO di China juga menunjukkan bahwa jenis D614G tetap rentan terhadap netralisasi oleh antibodi yang diisolisi dari pasien yang sembuh.

Di sisi lain, vaksin yang dikembangkan saat ini menargetkan protein spike untuk mencegah virus masuk ke sel.

Baca Juga:Bak Petir di Siang Bolong! Ahli Epidemiologi Dunia Peringatkan Indonesia Masuki Fase Kritis, Rumah Sakit Mulai Penuh Sementara Kasus Harian Masih Meninggi

Baca Juga:Catat! Bioskop Justru Bisa Jadi Sarana Efektif Tangkal Corona Hingga Akan Dibuka Kembali, ini Penjelasan Jubir Covid-19

Namun mengingat jenis D614G yang paling dominan di seluruh dominan, para ahli mengatakan satu vaksin mungkin dapat menangani hal ini.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami D614G.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Fakta Mutasi Virus Corona D614G, Paling Menular dan Dominan di Dunia"

Tag

Editor : Saeful Imam

Sumber kompas