Kebiasaan Makan Banyak Tapi Tetap Kurus Jadi Keinginan Banyak Orang, Sains Ungkap Hal Itu Bisa Terwujud Karena Banyak Faktor
GridHITS.id -Kebiasaan makan banyak tapi tetap kurus tentunya jadi keinginan banyak orang yang memiliki mimpi bertubuh langsing.
Namun, siapa sangka jika keinginan makan banyak tapi tetap kurus bisa terwujud dalam penelitian sains.
Ya, beberapa orang mungkin harus bersusah payah mengatur pola makan dan rutin berolahraga untuk mendapatkan bentuk tubuh impian.
Namun ada tipe orang yang tidak gemuk atau bertambah berat badan, meski mereka tidak mengatur pola makan.
Terkait hal tersebut, Profesor nutrisi dan ilmu makanan dari University of Rhode Island, Kathleen Melanson, mengatakan bahwa kondisi ini disebabkan oleh banyak hal.
“Ada faktor genetik, nutrisi, dan perilaku. Ketiga faktor ini bersifat relatif pada tiap individu, sehingga hasilnya pun berbeda,” tutur Melanson seperti dikutip dari Live Science, Minggu (2/8/2020).
Salah satu faktor yang tidak memiliki hubungan dengan tipe tubuh, metabolisme, atau genetik adalah persepsi.
Melanson mengatakan bahwa seseorang yang tampak makan banyak tanpa bertambah berat badan sesungguhnya tidak makan lebih banyak.
“Terkadang jika Anda menghitung asupan kalori mereka, orang-orang ini tidak makan lebih banyak dibanding Anda,” tutur Dr Frank Greenway, Chief Medical Officer di Pennington Biomedical Research Center.
Aktivitas fisik juga menjadi pembeda untuk orang-orang ini yangtidak sebatas olahraga fisik atau di gym.
“Beberapa orang hanya bergerak lebih banyak, meski mereka bukan atlet. Misal mereka memiliki profesi yang mengharuskan bergerak aktif, atau seorang ibu rumah tangga yang harus menjaga anak-anak berlarian sepanjang hari,” tutur Melanson.
Penelitianlain menyebutkan beberapa orang terlahir dengan kemampuan membakar kalori yang lebih cepat.
Hal itu diungkapkan oleh Dr Ines Barroso, peneliti di University of Cambridge yang mempelajari obesitas dari sisi genetis.
Salah satu hormon paling penting yang berperan dalam rasa lapar adalah leptin. Hormon ini membantu untuk menentukan seberapa lapar kita untuk beberapa waktu mendatang.
Terlepas dari semua itu, faktor genetik sangat berperan dalam kecenderungan seseorang menambah atau mengurangi berat badan.
Para peneliti telah mengidentifikasi lebih dari 250 DNA berbeda yang berhubungan dengan obesitas.
Penelitian tersebut membandingkan 1.622 orang sehat dengan BMI (Body Mass Index) rendah terhadap 1.985 orang dengan obesitas parah dan 10.443 orang dengan berat badan normal.
Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa partisipan yang kurus memiliki lebih sedikit gen yang terkait dengan obesitas.
“Kami tidak menemukan gen yang secara eksklusif melindungi dari obesitas atau membuat seseorang rentan obesitas,” tutur Barroso.
Pada akhirnya, jawabannya adalah kecenderungan untuk menambah atau mempertahankan berat badan dipengaruhi oleh banyak faktor yang berada di dalam dan luar kendali kita.
“Namun, seseorang yang cepat bertambah berat badannya bukan berarti dirinya kurang mengontrol diri. Penilaiannya tidak sama antara satu orang dengan orang lain,” paparnya.