Was-was Jadi Sarana China Untuk Mengintai Negaranya, Donald Trump Umumkan Akan Segera Blokir dan Larang Penggunaan TikTok di AS, Pihak TikTok: Kami Hiburan Bukan Musuh

Minggu, 02 Agustus 2020 | 14:29

Donald Trump, Presiden Amerika Serikat

Was-was Jadi Sarana China Untuk Mengintai Negaranya, Donald Trump Umumkan Akan Segera Blokir dan Larang Penggunaan TikTok di AS, Pihak TikTok: Kami Hiburan Bukan Musuh

GridHITS.id - TikTok kini memang menjadi aplikasi yang sangat diminati netizen.

Terlebih di masa pandemi ini, TikTok merupakan salah satu solusi untuk menghilangkan rasa bosan saat harus berada di rumah saja.

Namun dengan maraknya TikTok di seluruh dunia tampaknya membuat presiden Amerika kurang senang.

Baca Juga: Kebakaran Jenggot! Tak Ada Angin Tak Ada Hujan Mantan Bintang Porno Mia Khalifa Beri Ancaman Pada Donald Trump Akan Viralkan Foto Bugilnya

Baca Juga: Ngotot Konsumsi dan Promosikan Obat Demam Berdarah Untuk Cegah Virus Corona, Donald Trump Bikin Geger Para Ilmuan Dunia

Pada Jumat (31/7/2020) Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump mengatakan, akan memblokir TikTok di negaranya.

Dikutip dari Kompas TV, hal tersebut ia lakukan lantaran ia khawatir jika intelijen China bisa mengintai AS lewat aplikasi Tiktok.Kekhawatiran itu diungkapkan oleh para pejabat AS dan anggota parlemen dalam beberapa pekan terakhir.

Namun pihakTikTok membantah mereka ada hubungan dengan pemerintah China.

Diberitakan sebelumnya, Trump akan mengambil alih kepemilikan TikTok dari perusahaan induk China ByteDance ke perusahaan AS.

Entah ada angin apa kini ia mengumumkan hendak melarang penggunaan aplikasi itu di "Negeri Paman Sam"."Soal TikTok sejauh ini, kami melarang mereka di Amerika Serikat," ucap Trump pada para awak media di Air Force One.

Baca Juga: Bongkar Rahasia Keberhasilan Cina Sembuhkan Pasien Lanjut Usia dari Corona, Seorang Perawat Kirim Surat Terbuka untuk Donald Trump, Dia Berpesan : Hidup di Atas Segalanya

Baca Juga: Berhasil! Ketua Ilmuwan Asal Amerika Temukan Obat yang Ampuh Pulihkan Penderita Corona dengan Cepat, Donald Trump Sampai Sumringah Ia menambahkan, dia akan mengambil tindakan secepatnya pada Sabtu (1/8/2020) untuk menggunakan kekuatan ekonomi darurat atau perintah eksekutif.Trump mengambil keputusan ini setelah adanya tinjauan dari Komite Investasi Asing (CFIUS) di AS.

Komite tersebut menyelidiki kesepakatan-kesepakatan yang berdampak ke keamanan nasional AS.TikTok yang kini sangat hits di semua kalangan, diperkirakan memiliki 1 miliar pengguna di seluruh dunia.

Sampai saat ini, pihak TikTok pun masih belum mau banyak berkomentar."Ratusan juta orang memakai TikTok untuk hiburan dan koneksi, termasuk komunitas kreator dan artis kami yang meraup penghasilan dari platform iini.

Mereka juga menolahkeras saat dituding ada hubungannya dengan politik China.

Baca Juga: Virus Tak Pandang Bulu! Pejabat Brasil ini Positif Menderita Corona Usai Bertemu Trump

Baca Juga: Seolah Tak Terima Negaranya ‘Babak Belur’ Lantaran Covid-19, Donald Trump Kibarkan Bendera Perang Tuding China Sengaja Ciptakan Virus Corona: ‘Apakah Ini Suatu Kesengajaan?’

"Kami tidak berpolitik, kami tidak menerima iklan politik dan tidak memiliki agenda.""Satu-satunya tujuan kami adalah huburan dan tetap menjadi platform yang dinamis untuk dinikmati semua orang," kata CEO TikTok Kevin Mayer dalam unggahannya pekan ini."TikTok telah menjadi target terbaru, tetapi kami bukan musuh."Popularitas TikTok meningkat pesat sejak ByteDance mengakuisisi aplikasi Musical.ly yang berbasis di AS pada 2017, dan menggabungkannya dengan fitur video.James Lewis kepala program kebijakan teknologi di Pusat Studi Strategis dan Internasional mengatakan, ia yakin risiko keamanan di TikTok "mendekati nol", tetapi ByteDance bisa saja ditekan China untuk ikut melakukan penyensoran."Sepertinya ByteDance mungkin diperas oleh Beijing, sehingga divestasi mereka jadi masuk akal. Mereka bisa mulai menyensor," terangnya dikutip dari AFP.

Menurut Lewis, otoritas AS di bawah CFIUS punya kekuatan untuk melepaskan akuisisi yang telah disetujui.Tindakan serupa sudah dilakukan pada 2019 ke aplikasi kencan Grindr usai dibeli perusahaan China.

Tag

Editor : Saeful Imam

Sumber Kompas TV