Bongkar Rahasia Keberhasilan Cina Sembuhkan Pasien Lanjut Usia dari Corona, Seorang Perawat Kirim Surat Terbuka untuk Donald Trump, Dia Berpesan : Hidup di Atas Segalanya
GridHITS.id - Wabah corona virus mewabah di seluruh dunia.
Tak hanya negara-negara kecil dan berkembang, bahkan, negara-negara maju dan besar pun ikut kelimpungan menjinakkan wabah menular ini.
Korban berjatuhan, utamanya pasien dengan usia di atas 50 tahun, tapi Cina berhasil mengatasi dengan tingkat kesembuhan pasien corona yang tinggi di kalangan manula.
Mendadak Donald Trump dapat Surat dari perawat misterius asal Wuhan, singgung tenaga medis Amerika Serikat dan China soal Virus Corona alias covid-19.
Sosok Presiden Amerika Serikat, Donald Trump belakangan ini mendapat sorotan setelah terang-terangan menuding China sebagai penyebab Virus Corona di dunia.
Bahkan Donald Trump berani sesumbar ke publik bahwa China punya pengaruh penting dalam penyebaran kasus covid-19 ini.
Terbaru, Donald Trump mendapat Surat dari perawat misterius asal China terkait Virus Corona.
Dalam Surat untuk Donald Trump, perawat misterius asal China tersebut bercerita mengenai pengalamannya menangani pasien positif covid-19 di Wuhan.
Tak cuma itu, perawat misterius seolah ingin membuka mata Donald Trump tentang kengerian covid-19 dan kerja keras tenaga medis Amerika Serikat maupun China.
Surat dari seorang perawat misterius di provinsi Jiangsu China timur itu dikirimkan menggunakan akun WeChat resminya, "Super Doctor Ding".
Seperti diketahui, perawat misterius ini mengaku sempat menangani kasus Virus Corona di provinsi Hubei di China tengah, yang sebelumnya menjadi episentrum wabah covid-19.
Dalam Surat itu, perawat mengingatkan pengalaman puluhan ribu staf medis yang datang dari seluruh negeri untuk membantu Wuhan.
Terjemahan Surat itu adalah sebagai berikut, seperti yang dilansir dari People's Daily:
Surat terbuka kepada Presiden Donald Trump
Presiden Donald Trump yang terhormat,
Apa kabar? Saya seorang perawat di China dari departemen pneumologi sebuah rumah sakit.
Saya sebelumnya membantu di Wuhan. Memori 42.000 pekerja medis yang membantu Wuhan dan kolega lokal kami bekerja sepanjang waktu untuk menyelamatkan nyawa masih sangat jelas! Saya ingin menulis Surat kepada Anda dan menceritakan beberapa kisah yang terjadi di Wuhan.
Hari saya berangkat ke Wuhan kebetulan adalah Malam Tahun Baru China, yang sama seperti Malam Natal di Amerika Serikat.
Ini adalah hari terpenting untuk reuni keluarga di China.
Namun, karena saya seorang pekerja medis, adalah tugas saya untuk menyelamatkan nyawa.
Dengan mengingat hal ini, saya, bersama dengan 42.000 staf medis dari seluruh China, mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga kami dan bergegas ke Wuhan dari segala arah untuk menyelamatkan hidup.
Epidemi itu sangat mengancam. Awalnya, persediaan medis kami sangat terbatas.
Untuk menghemat uang, kami jarang melepas pakaian pelindung kami untuk mencari udara, bahkan jika kami sudah berkeringat dan merasa pusing dan mual.
Jadi saya bersimpati dengan para dokter di Amerika Serikat ketika saya membaca berita yang mengatakan bahwa mereka hanya bisa menggunakan kantong plastik sebagai pakaian pelindung.
Saya sangat sedih melihat keluarga para pekerja medis Amerika Serikat yang kehilangan orang-orang yang mereka sayangi memegang foto dan menangis dengan sedihnya.
Hari-hari tersulit sudah berakhir.
Yang paling membuat saya senang adalah melihat semakin banyak pasien yang disembuhkan dan dipulangkan dari rumah sakit, terutama orang tua.
Kami merawat setiap orang lanjut usia seolah-olah mereka adalah orang tua kami sendiri.
Kami tidak pernah menyerah pada mereka. Lebih dari 3.600 pasien manula yang berusia di atas 80 tahun telah disembuhkan di provinsi Hubei.
Saya benar-benar bahagia dan bangga, karena mereka telah bekerja keras untuk kehidupan yang kita miliki hari ini, dan saya memiliki kesempatan untuk melakukan yang terbaik untuk hidup mereka hari ini.
Di Wuhan, kami melakukan yang terbaik untuk merawat pasien, dari warga lanjut usia berusia 108 tahun hingga bayi kecil yang baru berusia 30 jam. Adalah tugas kami untuk menyelamatkan nyawa. Hidup di atas segalanya!
Tuan Presiden, ini adalah kisah nyata dari apa yang terjadi di Wuhan.
Saya tahu bahwa pada saat ini, banyak orang Amerika menderita karena virus itu.
Banyak pekerja medis Amerika Serikat berjuang di garis depan, dan ada banyak orang tak dikenal yang merawat orang lain dengan cara yang berbeda. Saya salut pada mereka! Salam hangat untuk rakyat Amerika!
Seorang perawat yang membantu di Wuhan.
4 Mei 2020.
Prediksi Donald Trump soal angka kematian
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memperingatkan sebanyak 100.000 orang di negaranya bisa menjadi korban meninggal karena covid-19.
Berbicara selama dua jam dalam wawancara dengan Fox News di Lincoln Memorial, dia membantah pemerintahannya bertindak terlalu lambat menangani wabah.
Saat ini, Amerika Serikat adalah apisentrum covid-19, dengan korban meninggal lebih dari 68.000, dengan total kasus penularan mencapai 1,1 juta.
Trump menyuarakan optimistis terkait pengembangan vaksin Virus Corona, di mana dia menyebut obat itu bakal siap pada akhir 2020.
Meski para pakar meyakini vaksin untuk wabah ini baru siap dalam kurun waktu sekitar 12 sampai 18 bulan, dilaporkan BBC Senin (4/5/2020).
"Dokter mungkin memperingatkan agar saya tak berkata seperti itu.
Saya akan katakan apa yang seharusnya, vaksin akan siap secepatnya," tegasnya.
Di antara pakar yang tak sepakat dengan kepercayaan diri itu adalah Anthony Fauci, pejabat kesehatan top Amerika Serikat dan Kepala Medis Inggris, Chris Whitty.
Dr Fauci sempat menerangkan, vaksin yang bagus setidaknya membutuhkan waktu selama 18 bulan untuk dikembangkan dan diuji coba.
Sementara Profesor Whitty mengatakan, peluang mendapatkan vaksin efektif untuk memerangi covid-19 pada tahun depan "relatif kecil".
Dalam wawancara tersebut, presiden 73 tahun itu menyanggah pemerintahannya dianggap tak cukup cepat mengatasi pandemi.
"Kami bertindak di jalur yang benar."
Meski begitu, sang presiden mengakui bahwa korban meninggal karena Virus Corona bisa mencapai ratusan ribu orang, jauh melebihi prediksinya.
Dua pekan lalu, pemimpin dari Partai Republik itu memprediksi sekitar 50.000 sampai 60.000 orang Amerika Serikat akan kehilangan nyawanya.
Namun, setelah data motalitas melebihi 68.000, dia menyebut parameternya sudah berubah.
"Kami akan kehilangan 75, 80, sampai 100.000 orang," paparnya.
Pernyataan tersebut senada dengan penjelasan koordinator Gedung Putih untuk wabah, Dr Deborah Birx, kepada Fox News Sunday.
Dikutip Los Angeles Times, sejak awal, jajarannya sudah memprediksi hampir seperempat orang akan mati karena wabah, meski negara sudah menerapkan karantina wilayah.
"Proyeksi kami selalu berada di antara 100.000-240.000 orang Amerika Serikat meninggal, meski dengan mitigasi penuh dan orang mempertimbangkan pembatasan sosial," kata dia.
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Donald Trump dapat Surat Misterius dari Perawat Wuhan, Singgung Medis Amerika Serikat dan China