Telan Pil Pahit Batal Ikut UTBK, Hasil Rapid Test Peserta Mendadak Diubah Jadi Reaktif Virus Corona Viral di Sosmed

Jumat, 10 Juli 2020 | 11:06
Freepik

Telan Pil Pahit Batal Ikut Ujian UTBK, Hasil Rapid Test Peserta Mendadak Diubah Jadi Reaktif Virus Corona

Telan Pil Pahit Batal Ikut UTBK, Hasil Rapid Test Peserta Mendadak Diubah Jadi Reaktif Virus Corona Viral di Sosmed

GridHITS.id - Hasil rapid test peserta UTBK mendadak diubah jadi reaktif virus corona dan harus batal ikut ujian.

Baru-baru ini cerita Daffa Dzaki (18) tak bisa mengikuti ujian tulis berbasis komputer (UTBK) di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya viral di media sosial.

Daffa mengaku harus batal mengikuti UTBK Unair karena hasil rapid test yang dilakukannya mendadak diganti reaktif.

Kompas.com

Ilustrasi Pelajar Indonesia

Padahal, sebelumnya Daffa mendapatkan hasil nonreaktif berdasarkan rapid test Covid-19.

Cerita itu diunggah di media sosial Instagram.

Postingan itu menjelaskan secara rinci kronologi kejadian tersebut.

Baca Juga: Kabar Gembira Untuk Pelajar di Bulan Ini hingga Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh Akan Permanen, Dr Reisa Minta Untuk Perhatikan Hal Ini

Baca Juga: Bulan Ini Jadi Kabar Gembira Untuk Seluruh Pelajar di Indonesia di Tengah Pandemi Corona, Mendikbud: Pembelajaran Jarak Jauh Akan Permanen

Seperti dilansir surya.co.id, Daffa mengaku seharusnya mengikuti UTBK pada Selasa siang (7/7/2020).

Namun, rencana itu batal karena hasil rapid test yang semula nonreaktif tiba-tiba diganti menjadi reaktif.

Ia pun tak diizinkan masuk ke ruang ujian.

"Saya kebetulan tes yang sesi kedua. Pagi setengah delapan saya datang ke Unair buat ikut rapid test. Semula hasil udah keluar nonreaktif, terus satu jam sebelum ujian saya datang lagi ke Unair. Waktu sampai Fakultas Hukum depan laboratorium dicegah sama pengawas mau liat rapid test saya. Terus aku disuruh tenangin diri diantar tempat rapid test tadi," kata Daffa saat dihubungi surya.co.id, Selasa (7/7/2020).

Di tempat itu, Daffa yang ditemani pengawas ujian bertemu dengan dokter.

Daffa meminta alasan dilarang masuk ke ruang ujian dan dibawa ke ruangan tersebut.

"Terus saya tanya kenapa dokternya diam aja, pengawasnya bilang karena ada dugaan reaktif," kata dia.

Lalu, dokter tersebut meminta surat keterangan hasil rapid test Covid-19 yang dipegang Daffa.

Surat itu kemudian diganti dengan yang baru, dengan hasil reaktif.

"Habis itu dokternya minta hasil rapid test tadi terus dibawa diganti dicetak baru yang tulisannya reaktif," ungkapnya.

Setelah menerima hasil reaktif, Daffa dimintai Kartu Keluarga (KK).

Dan pihak pengawas menyarankannya untuk pulang. "Terus saya dimintai KK tapi dokternya diam aja.

Terus saya disuruh hubungi hotline Unair buat email hasil reaktif tadi terus disuruh pulang," ucapnya.

Daffa tak langsung menerima hasil tersebut.

Baca Juga: Tahun Ajaran Baru Sudah di Depan Mata, Anies Baswedan Kaget Bukan Kepalang Buka Data Pasien Covid-19 di DKI Jakarta yang Didominasi Pelajar

Baca Juga: Kabar Gembira Bagi Seluruh Pelajar di Tengah Pandemi Corona, Dinas Pendidikan DKI Jakarta Akan Berlakukan Ini Mulai Pertengahan Bulan Juli Nanti

Ia kembali meminta penjelasan dari dokter tersebut. Tapi, dokter tak menjelaskan apa-apa.

Pengawas ujian, kata dia, menyarankan dirinya segera pulang untuk beristirahat.

"Tapi dokter diam enggak terangin apa-apa. Harusnya kalau berubah mestinya diterangin dulu kenapa. Jadi saya enggak dicek ulang. Langsung di-print tiba-tiba ganti reaktif," jelas Daffa.

Bingung dengan kelanjutan UTBK-nya Daffa mengaku bingung atas kelanjutan UTBK-nya.

Dalam unggahan di Instagram itu, Daffa menandai Wali Kota Surabaya dan Universitas Airlangga.

"Saya di story udah nge-tag Bu Risma (Wali Kota Surabaya), sama Unair.

Udah dilihat sama Unair tapi gak komentar apa-apa," kata Daffa.

Daffa makin bingung karena tak ada arahan lebih lanjut setelah dinyatakan reaktif rapid test Covid-19.

"Sampai malam ini saya gak dapat arahan dari pihak manapun dari Unair atau Dinas Kesehatan Surabaya. Di Instagram padahal Unair juga sudah liat. Saya cek email juga gak ada pesan, saya juga udah telepon hotline tapi belum ada respons sama sekali," ungkapnya.

Selain itu, kata Daffa, kejadian itu membuat mentalnya jatuh karena sudah siap mengikuti ujian.

"Ya refleks down mental saya. Seharusnya kalau memang ada yang salah, saya kan bisa dihubungi jam 9-10 pagi setelah rapid test yang semula nonreaktif keluar," jelasnya. Penjelasan Unair Universitas Airlangga ( Unair) merespons keluhan calon peserta UTBK Daffa Dzaki terkait hasil rapid test Covid-19.

Juaidi Khotib mengatakan, alat rapid test setiap peserta tetap dipantau selama 30 menit setelah hasilnya diserahkan kepada peserta.

"Jadi meski di brosur tulisannya hasil bisa keluar 10 menit, tapi petugas tetap mengamati sampai 30 menit kemudian. Dan ternyata, ada satu peserta yang memang setelah 30 menit itu reaktif. Jadi tidak sengaja ditukar," kata Junaidi saat dihubungi, Rabu (8/7/2020). Menurut Juaidi, dokter telah berkomunikasi dengan Daffa terkait hal itu.

Panitia ujian juga telah menjelaskan bahwa Daffa bisa mengikuti ujian pada gelombang berikutnya.

"Kami sudah berkomunikasi dengan yang bersangkutan untuk isolasi mandiri dan bisa melakukan reschedule jadwal ujian," ujarnya.

Kata Junaidi, saat ini Daffa sudah bisa menerima hasil tersebut.

Bahkan pihak keluarga sudah mendatangi Unair.

Juaidi berpesan agar calon peserta itu melakukan isolasi mandiri dan menjaga imun tubuh.

Sehingga nantinya dapat mengikuti UTBK gelombang dua seperti yang sudah dijadwalkan.

"Jaga kondisi kesehatan dan pola makanan sehat, multivitamin serta mematuhi pola hidup bersih. Saya yakin kalau seperti itu setelah 14 hari yang bersangkutan bisa mengikuti ujian," jelasnya.

Tetap bisa ikut ujian Juaidi menambahkan, peserta yang mendapat hasil reaktif berdasarkan rapid test tak berarti gagal mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri.

Sejauh ini, terdapat 28 peserta yang dinyatakan reaktif berdasarkan rapid test Covid-19 dari 580 orang dalam tiga hari terakhir.

Mereka dapat mengikuti ujian pada gelombang kedua. Unair memiliki data peserta yang gagal mengikuti ujian karena dinyatakan reaktif rapid test Covid-19.

Baca Juga: Cegah Penularan Virus Corona Pada Pelajar, Pemprov DKI Jakarta Putuskan Tunda Ujian Nasional

Baca Juga: Kabar Gembira Untuk Mahasiswa! Mendikbud Resmi Umumkan Potongan Biaya Kuliah Baik Untuk Kampus Negeri Maupun Swasta, Simak Penjelasannya Berikut Ini

"Peserta ini akan dilakukan reschedule atau relokasi pada tanggal 20-29 Juli. Sehingga, mereka tetap bisa mengikuti ujian," kata Junaidi.

Peserta yang mendapatkan hasil positif berdasarkan tes swab setelah dinyatakan reaktif Covid-19 juga bisa mengikuti tes gelombang berikutnya.

Sebab, Unair telah memperkirakan penyelenggaraan ujian gelombang berikutnya itu.

"Hitungan kami UTBK terakhir sampai tanggal 14. Misalnya hari itu ada yang baru terpapar dan positif swab. Maka, saat isolasi harus dijaga dengan baik sehingga tanggal 28 hasil swab keluar dengan hasil negatif masih bisa ikut gelombang dua," ujarnya.

Pada pelaksaan tes gelombang kedua ujian tetap dilaksanakan di Surabaya.

Namun pelaksanaan bisa berlangsung di luar kota, jika Satgas Covid-19 tempat asal peserta belum mengizinkan calon mahasiswa tersebut berpergian.

Unair akan menjalin kerja sama dengan UTBK daerah lain sebagai relokasi.

"Misalnya dari Madiun 10 orang, Nganjuk dua orang, Kertosono 15 orang. Kami cari tempat di tengah sehingga mereka bisa lakukan mobilitas menuju tempat ujian. Itu kebijakan dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), kami mengikuti saja," jelasnya.

"Jadi Jangan mikir dan khawatir enggak bisa ikut ujian dan sebagainya," imbuhnya.

Artikel ini sudah pernah tayang di Kompas.com dengan judul: "Viral, Unggahan Peserta UTBK Unair Tentang Hasil Rapid Test Covid-19 Diubah Reaktif"

Editor : Safira Dita

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya