Gara-gara Kritik Minimnya Perhatian Pemerintah Pada Perawat, Kepala Puskesmas ini Dicopot Jabatannya dan Dipindahtugaskan
GridHITS.id- Saat pandemi corona banyak tenaga kesehatan yang berjuang hidup mati demi kesembuhan pasien.
Sayangnya, banyak pemerintah daerah yang minim memberikan perhatian hingga keamanan keselamatan mereka terabaikan.
Celakanya lagi, bila kita mengungkapkan kritik, maka harus siap-siap dicopot dari jabatan, bahkan dipindahtugaskan.
Salah satunya kisah perawat yang juga kepala Puskesmas di sebuah daerah di NTT ini.
Padahal, kinerja para tenaga medis harus diakui karena tak pantang menyerah untuk membasmi pandemi dari Indonesia.
Pasalnya di tengah isolasi mandiri yang digalakkan pemerintah, para tenaga medis tetap harus berjuang di garda terdepan.
Tak jarang juga tenaga medis yang menceritakan kisahnya selama bertugas melawan covid-19.
Namun, seorang perawat justru dicopot jabatannya usai membagikan cerita ke media.
Peristiwa tersebut terjadi di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Sosok perawat yang dicopot jabatannya yaitu seorang Kepala UPTD Puskesmas Nangaroro, Kecamatan Nangaroro, Maria Marselina Ngola.
Marselina harus rela melepaskan jabatannya usai mengeluh lantaran minimnya perhatian dari pemerintah terhadap tenaga medis covid-19 di puskesmas Nangaroro.
Marselina menyampaikan keluhannya melalui media massa yang kemudian langsung dicopot jabatannya oleh Bupati Kabupaten Nagekeo, NTT, Yohanes Don Bosco Do.
Secara lantang Don menyatakan akibat curahan hati Marselina tersebut, sang kepala puskesmas juga harus dipindah tugaskan.
Bahkan Don mengaku aksi yang dilakukan Marselina merupakan suatu kesalahan fatal.
"Ini harus menjadi pelajaran. Saya sudah bilang dengan Marselina, akan ambil sikap tegas terhadapnya. Saya copot dan pindahkan. Tetapi, saya tidak lupa. Sebagai pejabat pembina kepagawaian, Marselina lakukan kesalahan fatal," kata Don dalam keterangan kepadaKompas.com, Sabtu (20/6/2020).
Baca Juga: Lagi-Lagi, 3 Perawat Diusir dari Indekosnya, Ternyata Pemilik Kos Seorang Bidan
Berani menyatakan aksi Marselina sebagai kesalahan fatal lantaran pengakuan tersebut dilakukan secara terbuka.
Don mengatakan, keputusannya mencopot Marselina agar menjadi pelajaran bagi aparatur sipil negara (ASN) lainnya di Kabupaten Nagekeo.
Menurut Don, semua ASN wajib menjalankan tugas dan mengutamakan loyalitas dan integritas.
"Kesalahan fatal perilaku seorang pemimpin. Sangat tidak pantas pemimpin melakukan itu," kata Don.
Artikel ini telah tayang di Nakita.id dengan judul "Perkara Curhat ke Media, Seorang Perawat Langsung Dicopot Jabatannya Hingga Dipindah Tugaskan Padahal Hal Menyedihkan yang Diceritakan"