Reaktif Rapid Test Bukan Penentu Positif Virus Corona, Ahli Ungkap Tes Inilah yang Bisa Pastikan Manusia Terjangkit Covid-19

Sabtu, 06 Juni 2020 | 09:07
Kompas Megapolitan

Reaktif Rapid Test Bukan Penentu Positif Virus Corona

Reaktif Rapid Test Bukan Penentu Positif Virus Corona, Ahli Ungkap Tes Inilah yang Bisa Pastikan Manusia Terjangkit Covid-19

GridHits.id - Ahli sebut reaktif rapid test bukan penentu positif virus corona.

Lebih lanjut, ahli justru mengungkap tes lain yang bisa pastikan seseorang benar terjangkit virus corona.

Seperti kita ketahui bersama, virus corona hingga kini masih menjadi momok di seluruh dunia, termasuk di Tanah Air.

Di tengah pandemi virus corona, kebakaran melanda permukiman warga di Tanjung Priok belum lama ini.

Baca Juga: Tak Perlu Keluarkan Uang Sepeserpun, Rapid Test Corona Gratis dan Tak Butuh Rujukan dari Puskesmas

Baca Juga: Tempat Pangkas Rambut di Pangkalpinang ini Ditutup Usai Kepala Dinas Positif Covid-19 Setelah Dicukur di Tempat itu, Begini Hasil Rapid test 3 Tukang Cukurnya

Salah seorang warga yang mengungsi tiba-tiba mengungkapkan hasil rapid test Covid-19 yang menunjukkan reaktif, saat petugas puskesmas setempat melakukan pemeriksaan kesehatan.

Lantas, apa itu reaktif rapid test Covid-19 dan apakah orang tersebut positif corona?

Menjawab hal itu, Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Dr Panji Hadisoemarto MPH menegaskan reaktif rapid test, belum tentu positif virus corona.

" Reaktif belum tentu infeksius, belum tentu orang itu sakit," kata dr Panji saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/6/2020).

Oleh sebab itu, kata dia, untuk memastikan seseorang positif terjangkit virus corona baru, SARS-CoV-2 atau tidak, adalah dengan melakukan tes PCR yakni dengan metode swab saluran pernapasan seperti hidung.

metro.co.uk
metro.co.uk

Ilustrasi tes darah positif corona

Tes PCR dilakukan untuk memastikan apakah virus menjangkit atau menginfeksi seseorang.

"Apalagi bila orang tersebut tidak bergejala (tidak menunjukkan gejala sakit)," jelas dr Panji.

Sebelumnya, seorang wanita berusia 45 tahun, warga pengungsi kebakaran di Tanjung Priok melakukan rapid test di sebuah rumah sakit.

Baca Juga: Kembali Bikin Lega Satu Indonesia, Berikut 6 Kabar Gembira Terkait Update Virus Corona di Tanah Air, Apa Saja?

Baca Juga: Bukan Vaksin, Ramuan Pancasila Diklaim Bisa Bantu Tangkal Virus Corona, Bahan Pembuatnya Ternyata Mudah Didapatkan

Hasilnya, menunjukkan reaktif dan pasien tersebut oleh rumah sakit bersangkutan diminta untuk melapor ke puskesmas tempatnya tinggal.

Namun, ternyata rekomendasi rumah sakit tak dilakukan pasien, hingga dia mengungsi pascakebakaran.

Lebih lanjut dr Panji menjelaskan, kemungkinan besar rapid test Covid-19 yang dijalani wanita tersebut adalah untuk memeriksa antibodi.

Sebab, antibodi tubuh itu dapat terdeteksi sekitar seminggu setelah virus penyebab penyakit Covid-19 menginfeksi tubuh.

"Bahkan, sebenarnya (virus sudah berada dalam tubuh) bisa cukup lama, bisa satu sampai dua bulan," ujarnya.

Jika wanita tersebut dinyatakan reaktif dengan asumsi alat tes tersebut akurat, maka ada dua kemungkinan.

Dr Panji mengatakan bisa saja wanita tersebut memang sakit, artinya masih ada virus di dalam tubuhnya. Akan tetapi, infeksinya sudah berlangsung cukup lama.

"Atau, dia sudah tidak sakit, sudah tidak ada virus, hanya dia sudah pernah terinfeksi virus corona ini dalam waktu sekitar satu sampai dua bulan," jelas dia.

Kendati demikian, dr Panji tetap menyayangkan perihal tak melapornya warga tersebut ke puskesmas, setelah mendapat saran dari rumah sakit temoat rapid test Covid-19 dilakukan.

"Asumsi saya, mungkin proses edukasi yang dilakukan ada dua hal. Pertama tidak dilakukan, atau kalau dilakukan tidak efektif," kata dr Panji.

Baca Juga: Kembali Bikin Lega Satu Indonesia, Vaksin Corona yang Jadi Kesulitan Negara Lain Sudah Bisa Dihasilkan dari Tanah Air!

Baca Juga: Kembali Bikin Lega, Anak Indigo Yakini Indonesia Sebulan Lagi Menang Lawan Virus Corona dan Minta Masyarakat Tak Perlu Khawatir

Sebab, kemungkinan wanita tersebut tidak paham dengan hasil reaktif rapid test tersebut. Bisa juga, dia merasa sedang tidak sakit, sehingga tidak perlu datang ke puskesmas untuk menindaklanjuti hasil reaktif dari rumah sakit.

"Tapi intinya, kelihatannya proses edukasi (hasil reaktif rapid test Covid-19) sudah dilakukan, namun tidak efektif. Jadi si ibu ini tidak menindaklanjutinya," ungkap dr Panji.

Artikel ini sudah pernah tayang di Kompas.com dengan judul:Reaktif Rapid Test Covid-19 Belum Tentu Positif Corona, Ahli Jelaskan

Editor : Safira Dita

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya