Bantah Klaim WHO yang Nyatakan Anak-anak 'Kebal' Corona, IDAI Sodorkan Bukti! Ada 3000-an PDP dan 500-an Pasien Covid Anak serta 143 Anak Meninggal di Indonesia

Sabtu, 23 Mei 2020 | 15:57
tangkap layar kanal Youtube Mata Najwa

dr. Aman Bhakti Pulungan berkeluh kesah pada Najwa Shihab

Bantah Klaim WHO Tentang Anak-anak 'Kebal' Corona, IDAI Sodorkan Bukti! Ada 3000-an PDP dan 500-an Pasien Covid Anak serta 143 Anak Meninggal karena Virus itu

GridHITS.id -Jauh sebelum virus ini sampai ke Indonesia pada Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memang sudah meneliti bila wabah ini akan jarang menyerang bayi dan anak-anak.

Mengutip dari NewYorkTimes, sebagian besar pengidap virus corona ternyata berusia 45-56 tahun.

Usia tersebut dianggap merupakan usia yang memiliki risiko tinggi terinfeksi virus corona.

Baca Juga:Tanda-tanda Pandemi Berakhir Sudah Terlihat! Pemerintah Rencanakan Buka Mal, Tempat Ibadah, dan Sekolah di Awal Juni, ini Tahapan dan Syaratnya

Baca Juga:Bukan Kabar Baik, Belum Usai Pandemi Corona, PBB Beri Peringatan Akan Datangnya Bencana ini di Seluruh Dunia, Apa?

Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia ( IDAI) pada Jumat (22/5/2020) mengeluarkan anjuran menjelang akhir masa tanggap darurat Covid-19.

Dalam anjuran yang dimuat dalam laman idai.or.id tersebut, IDAI salah satunya menyatakan bahwa tidak benar kelompok usia anak tidak rentan terhadap Covid-19 atau hanya akan menderita sakit ringan.

Pembuktian itu berdasarkan hasil temuan IDAI yang melaksanakan upaya deteksi kasus Covid-19 pada anak secara mandiri.

Dalam upaya itu, IDAI mendapatkan data bahwa hingga Senin (18/5/2020) diketahui:

1. Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 3.324 anak

2. Pasien Covid-19 yang sudah terkonfirmasi 584 anak

3. Jumlah meninggal diduga karena covid tembus sampai 143 anak, PDP 129 anak dan pasien terkonfirmasi 14.

Temuan ini menunjukkan bahwa angka kesakitan dan kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia tergolong tinggi. Data itu juga membuktikan bahwa tidak benar kelompok usia anak tidak rentan terhadap Covid-19 atau hanya akan menderita sakit ringan saja.

Sehubungan dengan hasil evaluasi data tersebut di akhir masa tanggap darurat Covid-19 yang akan jatuh pada 29 Mei 2020, maka IDAI memandang perlu untuk mendesak pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan berdasarkan kepentingan terbaik kesehatan dan kesejahteraan anak.

Baca Juga:Baru Saja Ditangkap Polisi, Ketua RT Penolak Jenazah Perawat Kembali Dilanda Musibah Baru, Apa?

Baca Juga:Peneliti ITB : Bila Pemerintah DKI Jakarta Ambil Kebijakan ini, Korban Covid-19 Tak Akan Mencapai Angka Puluhan Ribu

Pernyataan IDAI itu ditandatangani oleh Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, Dr. Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI (Hon) dan Sekretaris Umum Pengurus Pusat IDAI, Dr. Hikari Ambara Sjakti, Sp.A(K). Berbeda dengan pendapat WHO Temuan yang disampaikan Pengurus Pusat IDAI diketahui berbeda dengan yang diumumkan Organsiasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia.

Dalam laman resminya who.int, WHO Indonesia pernah mengunggah informasi grafis yang berisi keterangan bahwa anak-anak tidak terlalu terdampak Covid-19, dan gejala yang dialami pada umumnya tergolong ringan.

Anak-anak juga tidak dimasukkan ke dalam kelompok yang tergolong rentan Covid-19.

WHO hanya menganjak kita semua harus bersama-sama melindungi mereka yang tergolong rentan, yakni: Tenaga kesehatan Orang berusia di atas 60 tahun Mereka yang sudah memiliki kondisi kesehatan tertentu, misalnya penyakit janung atau saluran pernapasan, diabetes, atau kekebalan tubuh lemak.

Namun, WHO tetap saja memberi perhatian kepada anak-anak di masa pandemi Covid-19 akibat virus corona ini.

WHO salah satunya menganjurkan bagi para pengasuh anak atau orangtua untuk membantu anak-anak menemukan cara positif untuk mengekspresikan perasaan yang mengganggu, seperti ketakutan dan kesedihan.

Setiap anak memiliki caranya sendiri dalam mengekspresikan emosi.

Baca Juga:Dulu Dihujat karena Sering Menikah Setingan, Kini Artis ini Nikahi Pengusaha Kaya dan Bisa Ngungsi ke Pulau Terpencil karena Takut Corona

Baca Juga:Hampir Satu Bulan Menjalani Masa Karantina, Sarwendah Tiba-Tiba Curahkan Kondisi Tak Terduga Ruben Onsu di Tengah Wabah Virus Corona, Ada Apa?

Jangan biarkan anak-anak larut dalam keresahan karena harus menerapkan pola hidup baru dengan banyak di rumah saat terjadi pandemi Covid-19.

Para orangtua didorong untuk bisa membangun komunikasi yang baik dengan mereka, dengan kata-kata yang mudah dimengerti.

Ajari anak-anak untuk juga senantiasa menerapkan pola hidup sehat dengan cara-cara yang menyenangkan.

Selain itu, anak-anak yang di rumah saja karena wabah Covid-19, sangatlah penting untuk sebisa mungkin tetap aktif setiap hari.

WHO merekomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik selama 1 jam per hari bagi anak-anak.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "IDAI: Tidak Benar Anak Tidak Rentan terhadap Covid-19"

Tag

Editor : Saeful Imam

Sumber kompas