Selain Harganya yang Mahal, Seorang Ahli Bongkar Fakta Mengejutkan Tentang Kabar Vaksin Virus Corona yang Mulai Bermunculan
GridHits.id- Seluruh dunia masih harus berjibaku memerangi wabah virus corona yang ada.
Bahkan korban pun masih terlihat terus berjatuhan setiap harinya, dan sudah ratusan ribu nyawa melayang akibat wabah ini.
Namun, di tengah korban yang masih terus berjatuhan kini mulai beredar kabar kemunculan uji coba vaksin yang diklaim berhasil.
Kini setidaknya ada 125 penelitian yang sedang dilakukan ahli untuk berlomba-lomba mencari vaksin yang pas.
Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang kini kabarnya sudah bisa menciptakan vaksin dan sudah diuji coba ke tubuh manusia.
Hal tersebut bagaikan angin segar, pasalnya banyak masyarakat yang menilai vaksin lah yang menjadi cara ampuh satu-satunya mengakhiri pandemi ini.
Terkait hal tersebut membuat salah satu ahli angkat bicara dan membantah keras.
"Kalau dibilang satu-satunya pendekatan untuk mengatasi corona virus ini saya kira tidak tepat juga, karena sekalinya vaksin yang dikembangkan saat ini atau yang di negara maju sekalipun itu belum akan siap dalam waktu beberapa bulan," ucap Amin Subandrio selaku Direktur Lembaga Biologi Molekular Eijkman melansir dari kanal Youtube KompasTv.
Amin mengatakan, maski banyak beredar tentang uji coba vaksin yang mulai bermunculan tetap pengaplikasiannya harus butuh waktu 18 bulan.
"Banyak orang yang mengharapkan pandemi corona akan berakhir 3-4 bulan kedepan, dan pengembangan vaksin itu butuh waktu 18 bulan kalau kita hitung dari awal tahun. WHO sendiri pun menetapkan diperlukan waktu kurang lebih 18 bulan," tegas Amin.
Amin pun mendorong agar Indonesia memproduksi vaksin sendiri demi menghilangkan sifat ketergantungan pada negara lain.
Selain itu vaksin dari negara lain nanti pastinya akan memakan biaya yang cukup besar.
Kalaupun Indonesia punya dananya, belum tentu juga stok vaksin tersebut bisa mencukupi.
"Indonesia harus melakukan pengembangan vaksin sendiri untuk menghilangkan ketergantungannya pada luar negeri, kita punya penduduk yang sangat besar 260 juta, apabila kita ingin imunisasi 50% saja artinya 150 juta orang, terus satu orang perlu disuntik 2 kali, kalau kita harus membeli ke luar negeri di masa pandemi mungkin satu dosis akan berharga mencapai 10 dolar, tapi kalau misalkan kita punya uangnya kapasitas dunia," tutup Amin.