Status Lockdown Sudah Lama Dicabut, Tiba-Tiba Wuhan Bongkar Data Sebenarnya, Angka Kematian Melonjak Hampir 50%!

Jumat, 17 April 2020 | 15:52
freepik

Sudah cabut status lockdown, tiba-tiba Wuhan devisi data kasus covid-19.

Status Lockdown Sudah Lama Dicabut, Tiba-Tiba Wuhan Bongkar Data Sebenarnya, Angka Kematian Melonjak Hampir 50%!

GridHITS.id- Wuhan secara mengejutkan melakukan revisi data kasus covid-19.

Sebagai kota pertama yang terkena wabah virus corona,perkembangan kasus di sana diketahui sudah mereda.

Bahkanlockdownsudah dicabut oleh pemerintah.

Baca Juga: Istri KSAD Jendral Andika Perkasa Menangis Dengar Curhatan Petugas di RSPAD yang Tak Pulang 2 Bulan, 'Kalau Perlu Apa-Apa Bilang Saya Ya'

Baca Juga: Tak Hanya Rokok, Vape Juga Disebut-sebut Punya Dampak Mengerikan yang Berkaitan dengan Infeksi Corona di Paru-paru

Namun, otoritas kesehatan Wuhan telah merevisi angka kematian akibat virus corona.

Data terbaru menunjukkan, jumlah korban meninggal lebih banyak 50 persen dari data sebelumnya.

Dilansir dari Hong Kong Free Press, Pusat Pencegahan dan Kontrol Epidemi Wuhan pada Jumat (17/4/2020) mengumumkan, total korban meninggal dunia adalah 3.869 orang.

Angka itu naik 1.290 dari catatan sebelumnya, yakni 2.579 orang.

Kemudian, jumlah kasus secara keseluruhan di Wuhan direvisi menjadi 50.333, dengan tambahan 325 kasus.

Perubahan ini juga membuat jumlah kasus dan korban meninggal di China juga meningkat.

Dilansir dari AFP, data nasional resmi China pada Jumat (17/4/2020) merevisi jumlah korban meninggal virus corona menjadi 4.632 orang, naik 39 persen dibandingkan data sebelumnya.

Baca Juga: Peramal Kondang Sebut Betrand Peto Berjodoh dengan Adik Angkatnya, Ruben Onsu Tegaskan Hal Ini

Baca Juga: Penembak Jitu Andalan KKB Peneror Masyarakat Tewas di Tangan TNI-Polri, Satu Senapan Laras Panjang Turut Diamankan

Pihak berwenang mengatakan, revisi dibuat setelah memasukkan data pasien yang tidak dirawat di rumah sakit dan meninggal di rumah, karena keterbatasan fasilitas medis di tahap awal wabah corona merebak.

Pada awal 2020, banyak rumah sakit kelebihan beban dan petugas medis sangat sibuk menyelamatkan nyawa pasien.

Hal ini menyebabkan keterlambatan dan pengawasan dalam melaporkan kasus, kata pihak berwenang, dikutip dari Hong Kong Free Press.

Beberapa fasilitas juga tidak segera terhubung dengan jaringan epidemi yang lebih luas, sedangkan informasi yang berkaitan dengan kematian tidak lengkap yang menyebabkan kesalahan pelaporan atau penghitungan ulang.

Virus corona pertama kali terdeteksi di Provinsi Hubei, dan hingga kini telah menjangkiti lebih dari 2 juta orang di seluruh dunia.

Lebih dari 144.000 orang meninggal karena penyakit pernapasan ini, menurut data para peneliti di Universitas Johns Hopkins.

Setelah dua bulan menerapkan lockdown, Wuhan telah mencabut kuncian itu pada Rabu (8/4/2020) pekan lalu.

Baca Juga: Usianya Hampir 4 Tahun, Venna Melinda Gelagapan Saat Vania Athabina Tanya Siapa Ayahnya : Kok Bapak Enggak Pulang-pulang

Baca Juga: Kabar Menyenangkan di Tengah Corona, Ada Tips untuk Hemat Kuota Internet Selama WFH

Warga diizinkan meninggalkan kota selama bisa menunjukkan QR code warna hijau di ponselnya untuk membuktikan mereka sehat dan aman untuk bepergian.

Presiden AS Donald Trump pada 1 April pernah berujar, jumlah kematian akibat virus corona dan infeksi yang dilaporkan oleh China "tampaknya terlalu sedikit".

Namun, Robert O'Brien--penasihat keamanan nasional Trump--mengatakan dalam jumpa pers yang sama, bahwa Washington "tidak di posisi untuk mengonfirmasi angka yang keluar dari China."

Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul "Wuhan Revisi Data Covid-19, Korban Meninggal Naik 50 Persen Jadi 3.869"

Editor : Saeful Imam

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya