Meski Pandemi Virus Corona Diprediksi Berakhir, Negara Ini Justru Apes karena Terpaksa Harus Social Distancing Sampai Tahun 2022

Jumat, 17 April 2020 | 11:50
freepik

Ilustrasi virus corona

Meski Pandemi Virus Corona Diprediksi Berakhir, Negara Ini Justru Apes karena Terpaksa Harus Social Distancing Sampai Tahun 2022

GridHITS.id -Saat ini pandemi virus corona memang sedang memuncak.

Tak sedikit negara terdampak pandemi virus corona yang memilih untuk menerapkanlockdown.

Hal tersebut dilakukan guna memutus rantai penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Jane Shalimar Informasikan Kabar Baik di Tengah Pandemi Corona, Warganet Pun Langsung Senang

Baca Juga: Dikenal Sebagai Playboy, Vicky Prasetyo Ungkap Caranya Mendekati Wanita: Paling Tepat Jam 1 Pagi

Seperti diketahui, sejumlah negara besar di dunia bahkan melaporkan banyak warganya yang terjangkit Covid-19.

Salah satu negara itu adalah Amerika Serikat.

Tak tanggung-tanggung, pada saat berita ini ditulis tercatat ada675.243 pasien positif corona.

Tak hanya itu, sejumlah55.561 juga dikabarkansembuh.

Sedangkan, 34.562 pasien positif corona tercatat meninggal dunia.

Namun, di balik data mengenai perkembangan Covid-19 tersebut.

Untung menanggulangi pandemi yang kian parah, upayasocial distancing jadi salah satu kunci untuk bisa bertahan hidup.

Dikabarkan,social distancing akan diterapkan sampai pandemi virus corona ini reda.

Baca Juga: Waspada Bulan Mei Jadi Puncak Pandemi Corona, Ilmuwan Harvard Justru Sarankan Social Distancing Sampai Tahun 2022, Kenapa?

Baca Juga: Pernikahan Baru Berjalan 2 Bulan, Wanita Ini Harus Relakan Suami Direbut Ibu Kandungnya Sendiri, Ini Ceritanya

Tapi, nyatanya itu tidak berlaku di Kanada.

Dilansir dari SCMP,seorang ahli epidemiologi Universtias Toronto, Dr Ashleigh Tuite mengungkapkan kekhawatirannya.

Ia mengungkapkan kalau warga Kanada akan lebih lama memberlakukansocial distancing sampai tahun 2020.

Hal tersebut dicanangkan sembari menunggu vaksin Covid-19 didistribusikan secara meluas.

Tak hanya itu, Tuite juga telah membuat pemodelan dengan rekan-rekannya dari Canadian Medical Association beberapa minggu lalu.

Sebuah strategi yang disorot oleh sekelompok peneliti, memerlukan langkah-langkah untuk social distancingdalam kurunwaktu 13 bulan dari gabungan dua tahun.

Tuite pun mengatakan pendisiplinansocial distancingini ada baiknya tak hanya di Kanada saja.

Hal itu maksudkan agar tak ada lagi gelombang susulan wabah virus corona.

Baca Juga: Salah Kaprah! Sudah Pakai Masker Tidak Jaminan Terhindar dari Virus Corona Jika Masih Melakukan Hal Ini

Baca Juga: Usai Berpisah dengan Ustaz Somad, Kesibukan Mantan Istri untuk Mencari Sesuap Nasi Jadi Sorotan

Dikatakan ahli epidemiologi tersebut kalau social distancing memang akan sebuah perubahan besar yang berdampak pada negara.

"Negara-negara akan sedikit berbeda, tergantung seperti apa masyarakatnya, jelas Tuite.

"Saya khawatir tentang bagaimana orang akan bertahan hidup mengingat berapa lama ini akan berlangsung - secara ekonomi, emosional, psikologis," katanya.

Tag

Editor : Saeful Imam

Sumber scmp