Sampai Makan Tikus! Begini Nasib TKI di Malaysia yang Berujung Nestapa Akibat Virus Corona

Selasa, 07 April 2020 | 13:14
PIXABAY/ALEXAS_FOTOS

Ilustrasi tikus

Sampai Makan Tikus! Begini Nasib TKI di Malaysia yang Berujung Nestapa Akibat Virus Corona.

GridHITS.id - Begini nasib TKI di Malaysia yang berujung nestapa akibat virus corona.

Seperti kita ketahui bersama jika virus corona masih menjadi sorotan di seluruh dunia.

Virus corona nampaknya semakin hari kian mewabah dan menjadi pandemi tak terkecuali di Indonesia.

Baca Juga: Hati-hati! Bukannya Tangkal Virus Corona, Hand Sanitizer Racikan Sendiri Justru Bisa Timbulkan Masalah Baru

Baca Juga: Banyak yang Salah Kaprah! Bukannya Tangkal Virus Corona, Berjemur Nyatanya Justru Melemahkan Sistem Imun Tubuh

Banyak masyarakat yang mengeluh imbas dari virus yang kian hari merenggut nyawa ini.

Nampaknya, imbas virus corona tidak hanya didapat oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di dalam negeri.

Pasalnya, nasib naas juga dialami sejumlah pekerja migran ilegal asal Indonesia yang berada di Malaysia.

Hal tersebut lantaran kebijakan lockdown yang dilakukan Pemerintah Malaysiaakibatpandemi Covid-19.

Dilansir dari Kompas.com, salah seorang pekerja migran resmi yang bekerja di sebuah pertambangan batu di Sarawak, Malaysia, Mujianto.

Kompas.com

Nestapa TKI di Malaysia

Pria asal Blitar, Jawa Timur, itu menceritakan nasib pilu yang dialami migran ilegal di Malaysia.

Diceritakan jika sejak pemberlakuan kebijakan tersebut, para migran ilegal yang bekerja di Negeri Jiran tak mendapat gaji penuh dari para majikannya.

Baca Juga: Hati-hati! Penelitan Terbaru Menilai AC Bisa Jadi Tempat Berkembangnya Virus Corona

Baca Juga: Lama Dinantikan, Akhirnya Paranormal Kondang Ini Bocorkan Solusi Agar Manusia Terbebas Virus Corona, Apa Itu?

Bahkan, di antara mereka terpaksa harus rela makan tikus setiap harinya.

Hal itu yang dirasakan salah seorang teman Mujianto yang merupakan pekerja migran ilegal asal Flores, NTT.

Foto tikus sedang dibakar di atas panggangan seadanya dikirim Mujianto ke Kompas.com.

Mujianto mengatakan, itu dilakukan untuk menutupi kebutuhan makan setiap hari karena tidak adanya pendapatan penuh yang mereka terima.

"Sampai ada yang seperti ini, Mas, keadaan teman di Sarawak untuk mengurangi biaya belanja," ujar Mujianto ketika dihubungi, Selasa (7/4/2020).

Mujianto mengungkapkan, rata-rata para pekerja migran ilegal yang tak mendapat upah penuh bekerja di sektor informal.

Namun demikian, sebagian dari mereka turut turun tangan membantu nasib sesama warga negara Indonesia (WNI) tersebut.

Ia pun mengungkapkan bahwa perwakilan RI di Malaysia sejauh ini belum ada tanda-tanda memberikan pertolongan terhadap nasib warganya, baik itu migran resmi maupun ilegal.

Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Kunci Penangkal Virus Corona, Benarkah Puasa Ampuh Bunuh Virus dan Bakteri?

Baca Juga: Siap-Siap! Ahli Tarot Prediksi Virus Corona Akan Berakhir di Bulan Ini, Mei atau Juni?

Mujianto mengungkapkan, akibat kebijakan lockdown tersebut, suasana di Sarawak saat ini sepi.

Ia mengatakan, otoritas setempat juga memberlakukan kebijakan di mana warga hanya memperbolehkan belanja berlangsung pada pukul 07.00 sampai 09.00 waktu setempat dan sore pukul 17.00 sampai jam 19.00 waktu setempat.

"Jadi jalan menuju pasar atau permukiman selalu dijaga polisi dan tentara. Jadi kalau tidak ada kepentingan yang mendesak tidak diperbolehkan keluar," katanya.

Tag

Editor : Safira Dita

Sumber Kompas.com