Lebih Baik dari Lock Down! Ini Resep WHO Tekan dan Musnahkan Wabah Corona
GridHITS.id - Penderita positif corona saat ini sudah mencapai 579 orang dengan korban meninggal dunia mencapai 49 orang.
Warganet pun pun mengusulkan lockdown, bahkan di jagad twitter hashtag #lockdownnow bergema.
Total ada 243 ribu tweet yang meminta Pemerintah untuk melakukan lockdown agar virus corona tidak menyebar dengan cepat.
Baca Juga:Abaikan Imbauan Pemerintah dan Nekat Gelar Resepsi Pernikahan, 37 Tamu Pun Terinfeksi Virus Corona
memang, opsi lockdown telah dilakukan banyak negara untuk melumpuhkan penyebaran virus corona.
Beberapa negara yang sukses mengatasi corona dengan lockdown antara lain Cina, Italia, Korea Selatan, Singapura, dan masih banyak lagi.
Hanya saja, WHO mewanti-wanti, Lockdown bukanlah opsi terbaik.
Terbukti, Italia yang melakukan lockdown, negaranya babak belur dihajar virus corona.
Pakar darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Minggu (23/3/2020) mengatakan, negara-negara di seluruh dunia tidak bisa begitu saja menerapkan lockdown untuk menghalangi virus corona.
Baca Juga:Dianggap Kuat dan Mematikan, Ternyata Virus Corona Dapat Lenyap Dengan Benda ini!
Baca Juga:Andrea Dian Bongkar Tenaga Medis yang Kewalahan Tangani Penderita Corona, 'Pasien Membeludak'
Pejabat WHO itu menambahkan, ada banyak langkah kesehatan masyarakat yang harus diterapkan untuk menghindari kebangkitan virus di kemudian hari.
"Yang harus kita fokuskan adalah menemukan pasien Covid-19, mereka yang memiliki virus dan mengisolasi mereka. Kemudian menemukan orang yang telah kontak dengan mereka (pasien positif Covid-19) dan mengisolasi mereka," kata Mike Ryan dilansir Reuters, Minggu (22/3/2020).
"Bahayanya lockdown adalah, jika kita tidak menerapkan langkah kesehatan masyarakat yang kuat, ketika aturan pembatasan gerak dan lockdown dihentikan, maka bahaya penyakit akan muncul lagi," imbuh dia.
Sebagian besar Eropa dan AS mengikuti China dan negara-negasa Asia lainnya melakukan lockdown untuk melawan virus corona baru.
Semua orang diminta bekerja dan belajar dari rumah.
Semua sekolah, restoran, dan tempat hiburan ditutup.
Ryan berkata, kasus di China, Singapura, dan Korea Selatan yang menggalakkan pengujian pada setiap kemungkinan pasien Covid-19 telah berhasil menekan angka pertumbuhan khusus.
Baca Juga:Ingin Lakukan Rapid Test Corona? Ini Jejaring Laboratoriumnya di 34 Provinsi
Kini justru Eropa yang menggantikan posisi Asia sebagai pusat pandemi.
"Setelah kami menekan transmisi, kami harus mencari virusnya. Kita harus berjuang melawan virus," tegas Ryan.
Italia saat ini adalah negara yang paling parah terkena virus SARS-CoV-2 di seluruh dunia.
Hingga Senin (23/3/2020) siang, jumlah terinfeksi di negara itu adalah 59.138 orang dan total kematian 5.476 orang.
Lihat Foto Sekelompok perawat yang mengenakan pakaian pelindung diri, berpose bersama sebelum bekerja untuk shift malam mereka di Rumah Sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, Italia, Jumat (13/3/2020).
Selama diberlakukannya lockdown di Italia terkait meledaknya penyebaran virus corona di negara tersebut, sosok para tenaga medis banjir dukungan atas dedikasi mereka yang menjadi pahlawan dalam menangani serbuan pasien corona.
Angka kematian di Italia adalah yang tertinggi di dunia. Jika dibandingkan China yang menginfeksi 81.093 orang, korban tewas hanya 3.270 orang.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah memperingatkan bahwa sistem kesehatan di Inggris bisa kewalahan menangani pasien Covid-19.
Tugas tenaga medis dapat menjadi ringan jika kita menghindari interaksi sosial atau melakukan social distancing.
Vaksin corona Ryan juga mengatakan, beberapa vaksin untuk Covid-19 saat ini sedang dikembangkan.
Sejauh ini baru vaksin dari AS yang sudah memulai uji coba pada manusia.
Namun, jika ditanya berapa lama kita bisa mendapat vaksin itu, Ryan mengatakan, hingga saat ini belum dapat dipastikan.
Kita harus realistis. "Kita harus memastikan bahwa itu (vaksin) benar-benar aman digunakan. Kita memperkirakan mungkin butuh waktu setidaknya setahun," ujar Ryan.
"Vaksin pasti akan ditemukan. Tapi untuk sekarang, kita harus melakukan apa yang bsia dilakukan sekarang," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO: Strategi Lockdown Tak Mampu Perangi Virus Corona