Tanggal 3 Maret lalu Dinyatakan Negatif, Ternyata Pasien Bekasi yang Meninggal di RS Dr Hafiz Cianjur Positif Corona

Minggu, 15 Maret 2020 | 13:42
Kompas TV

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil umumkan pasien yang meninggal di Bekasi pada 2 Maret lalu positif derita corona

GRIDHITS.id - Sebelumnya, pada tanggal 1 Maret 2020, dikabarkan salah satu pasien Bekasi yang merupakan pegawai BUMN di rawat di RS Dr Hafiz Cianjur dirawat karena punya gejala mirip corona, yaitu demam dan sesak napas.

Setelah dirawat, pasien itu meninggal dunia, tapi pihak Kemenkes menyatakan, pasien berjenis kelamin laki-laki berusia50 tahun itu negatif corona.

Baca Juga:Akhirnya Ramalkan Titik Cerah Tentang Vaksin Corona, Wirang Birawa Sebut Akan Ada Wanita Jenius yang Mengakhiri Wabah Covid-19

Baca Juga:Viral Dangdutan Rutin di Kuburan Sampai Pagi, Juru Kunci: 'Kita Anggap Orang Gila'

Dikutip dari berbagai media online, Pihak kemenkes menyatakan pasien Bekasi yang meninggal di Cianjur negatif corona.

Dikutip kompas.com, pria berinisial D itu meninggal bukan karena infeksi coroba, tapi karena penyakit dalam.

Media Indonesia juga memberitakan hal sama,Juru Bicara Pemerintah terkait Penanganan Korona Achmad Yurianto mengatakan pria berusia 50 tahun itu memang sempat masuk ke daftar pengawasan pemerintah karena mengalami gejala menyerupai korona.

Namun, setelah diperiksa lebih lanjut, sang pasien dipastikan negatif penyakit menular mematikan tersebut.

"Yang meninggal di Cianjur itu, dari hasil pemantauan kita termasuk ke 155 orang yang negatif. Jadi meninggalnya bukan karena COVID-19," ujarnya.

Baca Juga:Wah, Wakil Presiden Iran Tak Dilarikan ke Rumah Sakit Meski Positif Corona, Kenapa?

Baca Juga:Viral! Isu 18 Jamaah Umroh Asal Indonesia Diduga Terinfeksi Virus Corona Saat Dicek di Pesawat, Ini Tanggapan Kemenkes

Hanya saja, belakangan Gubernur Jawa Barat seolah merevisi pernyataan di atas.

Ridwan Kamil merilis tujuh orang warga Jabar dinyatakan positif terjangkit virus corona.

Satu di antaranya, warga Kabupaten Cianjur, meninggal dunia pada 3 Maret 2020 lalu.

Seperti diketahui, seorang pasien dalam pengawasan virus corona meninggal dunia pada hari Selasa (3/3/2020) di Rumah Sakit Dr Hafiz (RSDH), Cianjur, Jawa Barat.

Saat itu, pihak rumah sakit memastikan bahwa pasien tersebut sempat menjalani perawatan isolasi sejak 1 Maret 2020.

Namun, sebelumnya pada tanggal (3/03) tersebut, status pasien tersebut negatif virus corona, sekarang (15/03) justru positif.

Baca Juga:5 Ramuan Alami Rahasia agar Tahan Lama, Kunci Kebahagiaan Rumah Tangga Harmonis

Baca Juga:Dulu Terkenal dan Banyak Penggemar, Penyanyi Legendaris ini Kini Bergelut dengan Penyakit Jiwa yang Dideritanya

Ia tercatat pernah bepergian ke Malaysia.

Hal itu disampaikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan dalam konferensi pers di Gedung Pakuan, Jalan Otista, Kota Bandung, Minggu (16/3/2020).

"Kami sampaikan statistik terbaru, ODP 706 orang, yang sudah selesai inkubasi 256, masih dipantau 448. Sementara PDP 182 orang, 54 negatif dan 28 menunggu hasil. Dan 7 orang positif," ujar Emil, sapaan akrabnya.

Dari tujuh pasien positif itu, yakni dua warga Depok, satu warga Cianjur, dua warga Kabupaten Bekasi, satu warga Kota Bandung dan satu warga Kota Cirebon.

"Satu warga Cianjur yang meninggal dunia yang dulu disampaikan Bupati Cianjur ternyata data terakhir yang kami terima pasien positif. Dua di Kabupaten Bekasi adalah istri dan anak dari pasien yang di Cianjur itu juga positif," paparnya.

Baca Juga:Diserang dan Digugat Cerai Meggy Wulandari, Kiwil Pasrah dan Akui Punya Kelemahan dalam Hal ini, Apa?

Baca Juga:Sering Sudutkan Kiwil sebagai Maniak Seks dan Tak Perhatikan Anak, Meggy Wulandari Justru Dihujat Warganet, Kenapa?

Ia menuturkan, dari peta sebaran Covid-19, mayoritas terjadi di wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi.

"Memang saya laporakan mayoritas di Bodebek kalau di Jabar. Dari titiknya itu paling banyak mengikuti pola episentrum di Jakarta yang mayoritas sebarannya di Jabodebek. Di sebaran itu ada juga yang masih kosong, alhamdulillah tapi ini bukan menandakan tidak ada," ungkapnya.

Rencananya, peta sebaran hingga tingkat kelurahan akan ia rilis siang ini agar lurah dan kepala desa bisa tetap waspada dan memberikan edukasi kepada masyarakat.

"Siang akan dirilis sebagai jawaban kami di Pemprov Jabar mencoba transparan kepada masyarakat. Titik itu basisnya kelurahan tidak ada data pribadi yang disampaikan sesuai kode etik. Sehingga para lurah, kepala desa bisa melakukan tindakan edukasi dan preventif," jelasnya.

Editor : Saeful Imam

Sumber : kompas

Baca Lainnya