GridHits.id -Nama Hilda Vitria kini tak lagi disoroti, sejak 2 tahun belakangan jadi bahan pemberitaan publik.
Bagaimana tidak, perempuan yang dulu disebut sebagai kekasih Billy Syahputra ini ternyata diisukan merupakan istri dari selebritis Kriss Hatta.
Tak ayal, adik mendiang Olga Syahputra mendapat julukan perebut bini orang (pebinor).
Baca Juga: Billy Syahputra 'Ngegas' Saat Kembali Bertatap Muka dengan Hilda Vitria yang Kini Jadi Mantan:
Kasus tersebut bahkan sempat menyeret Kriss Hatta ke balik jeruji besi.
Kriss Hatta dan Billy Syahputra saling berebut Hilda saat itu.
Namun kini, baik Kriss maupun Billy tak lagi melanjutkan hubungan asmaranya dengan Hilda.
Baca Juga: Abdul Rozak Kena Semprot Ibunda Ayu Ting Ting Gara-gara Hal ini: 'Kebanyakan Gaya'
Dan sejak itulah kabar tentang Hilda berlalu begitu saja.
Sampai akhirnya, Hilda kembali jadi sorotan saat mengaku memiliki 'gangguan mental' beberapa waktu lalu.
Hal ini berawal sejak Hilda mengaku memiliki gangguan mental sejak 10 tahun lalu.
Mantan kekasih Billy Syahputra ini mengaku awalnya kaget saat dirinya divonis memiliki gangguan tersebut.
Dalam akun Instagram-nya, Hilda sempat menyemangati dirinya yang memiliki gangguan.
Usut punya usut, Hilda ternyata mengidap OCD (obssesive compulsive disorder).
Ia juga menjelaskan gangguan yang sudah dialaminya sejak usia 10 tahun tersebut.
Baca Juga: Begini Kondisi Ririn Ekawati Saat Keluar dari Polres Jakarta Barat Terkait dengan Kasus Narkoba
Lantas, apakah OCD tersebut dan apakah berpengaruh bagi kehidupan?
Melansir dariKompas.com, OCD tentu berbeda dengan perfeksionis.
Seorang yang menderita OCD lebih takut pada kuman dan/ selalu ingin menghitung kebutuhan dalam jumlah tertentu.
Sayangnya, penderita tidak bisa keluar dari gangguan tersebut.
"Mereka sadar tidak harus melakukannya, tetapi mereka tetap melakukannya, karena tidak membuat kecemasan mereka tak tertahankan," ucap Baskin.
Baca Juga: Ustaz Yusuf Mansur Diperiksa Kepolisian Terkait Kasus Penipuan Perumahan
Hal ini tentu sangat mengganggu individu yang mengalaminya.
Sementara, seseorang yang berkepribadian perfeksionisme mungkin juga memiliki kebiasaan atau ritual yang mereka ikuti dengan kaku.
Misalnya, rutinitas pagi tertentu atau cara mengatur meja tempar mereka bekerja.
Tetapi, mereka tidak melakukannya karena kecemasan.
"Mereka puas melakukan hal-hal itu karena itu bekerja dengan baik untuk mereka, bahkan jika itu membuat orang lain gila," kata Baskin.