Follow Us

Ajinomoto dan UNESA Ajak Masyarakat Pahami Peran Umami pada MSG dalam Pencegahan Hipertensi dan Perbaikan Gizi Terkait Anemia

Saeful Imam - Kamis, 15 Desember 2022 | 15:04
Penanggulangan hipertensi dengan menerapkan pola makan yang sehat
unsplash

Penanggulangan hipertensi dengan menerapkan pola makan yang sehat

Melihat risiko yang dapat diakibatkan oleh asupan garam berlebih, Ajinomoto merasa perlu untuk memberikan edukasi ke masyarakat pentingnya bijak dalam penggunaan garam melalui kampanye “Bijak Garam” yang sedang digiatkan.

Banyak masyarakat yang masih sulit untuk mengurangi garam, karena berpendapat bahwa makanan dengan garam yang lebih sedikit rasanya menjadi kurang enak.

Mengurangi penggunaan garam dapat disiasati dengan menambahkan MSG agar rasa masakan tetap enak. Rasa yang tetap enak ditimbulkan dari rasa umami yang terkandung dalam MSG.

MSG adalah garam sodium dari asam glutamat. MSG bukan zat yang asing bagi tubuh. Asam glutamat termasuk asam amino non esensial yang bisa diproduksi sendiri oleh tubuh di hati serta banyak terdapat pada makanan yang mengandung protein. Mengapa MSG baik untuk diet rendah garam? Kandungan Natrium dalam MSG hanya 1/3 dari kandungan Natrium dalam garam.

Sumber rasa UMAMI yang terkandung dalam MSG, dapat membantu meningkatkan cita rasa dari makanan yang dikurangi rasa asinnya. Natrium yang terkandung di garam sebesar 39%, sehingga 1 gram Garam mengandung 400 mg natrium.

Sedangkan natrium yang terkandung pada MSG sebesar 12% yang berarti 1 gram MSG mengandung 133 mg natrium. Dengan mengurangi takaran garam yang biasa ditambahkan pada masakan (misalnya biasanya menambahkan 2 sdt garam, kurangi menjadi 1 sdt garam) dan dengan menambahkan ½ sdt MSG. Pengurangan penggunaan garam dengan cara tersebut dapat membantu mengurangi asupan natrium hingga >30%, namun masakan tetap enak.

“Terapkan gizi seimbang, batasi asupan makanan dan minuman yang tinggi gula, garam dan lemak, tingkatkan konsumsi sayur dan buah serta serat setiap hari, biasakan olahraga dan lakukan aktivitas fisik selama 30 menit setiap harinya, kendalikan stress, hindari rokok dan minuman berakohol, istirahat yang cukup, intervensi tenaga medis dan public health diperlukan untuk mendampingi perubahan gaya hidup sehat sehingga dapat dipertahankan serta perubahan lingkungan yang dapat mendukung konsumsi makanan gizi seimbang.

Yuk, kita terapkan gaya hidup sehat dengan menjalankan point-point yang saya sebutkan tadi”, ujar Nazhif Gifari, SGz, Msi menutup diskusi pertama webinar hari itu.

Masih terkait pola makan, angka kejadian anemia di Indonesia terbilang masih cukup tinggi. Penyakit anemia adalah masalah kesehatan yang terjadi saat jumlah sel darah merah dalam tubuh lebih rendah dibandingkan dengan jumlah normalnya, sering dikenal dengan penyakit kekurangan sel darah merah.

Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik.

Anemia bisa terjadi pada siapa saja, baik pria dan wanita. Bahkan, anemia bisa terjadi selama masa kehamilan. Anemia pada wanita hamil bisa menyebabkan terjadinya komplikasi seperti gangguan pertumbuhan janin, memicu persalinan premature, hingga keguguran.

Baca Juga: Dukung Program Ketahanan Pangan, Ajinomoto dan RHJ Salurkan Pakan Ternak Gratis untuk Para Peternak Karawang

Editor : Hits

Baca Lainnya



>

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular