Ibnu merasa tidak ada formula yang pas untuk mengubah hati sang anak pada saat kejadian tersebut.
"Mau curhat ke siapa itu bukan solusi buat gue, saat itu adalah solusi gue ya gue harus ngomong sama anak gue apapun yang terjadi, ya efeknya seperti kemarin yang gue bilang.
Ternyata gue memberikan ribuan gunug es antara gue dan Dhofin. Tapi gue tetep berusaha untuk mendekatkan diri gue ke dia, dengan main ke rumahnya, gue jemput dia ke sekolah meski gue dicuekin," lanjut Ibnu Jamil dengan suara bergetar menahan tangis.
Ibnu Jamil menangis setelah mengenang betapa tak pedulinya Dhofin pada dirinya.
Bahkan pesan WhatsApps yang Ibnu Jamil kirim tidak pernah dibalas. "Tapi gue tetep selalu berpikir apa yang ada di frame gue dan frame dia, gue harus menerima itu," ujar Ibnu Jamil.
Tangis Ibnu Jamil pecah saat membayangkan jika hubungannya dengan Dhofin akan dingin hingga Dhofin memiliki anak.
"Sangat lama, paling jeleknya nanti kalo dia punya anak, gue yakin dia bisa merasakan apa yang gua rasakan," terang Ibnu Jamil sambil memegang tangan Ririn Ekawati untuk menahan tangis.
Ibnu Jamil hanya terus berusaha dan meminta doa pada orang tua.
"Bahkan chat gue gak pernah dibales, gue gak tahu itu dibaca apa enggak. Gue selalu positif thinking itu dibaca meskipun gak dibalas, dan Ririn selalu ngajarin itu sih, ya lakuin aja gak perlu ada ketakutan lalu kamu stagnand dan tidak melakukan apa-apa," lanjutnya.
Ibnu juga menjelaskan betapa dinginnya Dhofin saat akan menikah lagi dengan Ririn. Dhofin memilih tutup pintu untuk sang ayah.
"Diundang, sebelumnya gua ngomong dulu ke dia dengan kondisi yang masih dingin, jadi dia malah tutup pintu gitu.