Taufik juga menjelaskan, tidak adanya pihak keluarga yang mendampingi pelatih yang akrab disapa Couch Bendol tersebut,
menyebabkan pihaknya sulit untuk melalukan komunikasi.
Pasalnya, setiap tindakan yang dilakukan oleh pihak RSU Tangerang Selatan terhadap Bendol, membutuhkan persetujuan keluarga.
Oleh karena itu, pihak RSU Tangerang Selatan pun terpaksa menunda beberapa tindakan yang dapat dilakukan lebih dulu.
Kini, pihak rumah sakit hanya merawat dan menangani Benny Dollo sesuai dengan kondisi terkini. "Yang jadi masalah, kita mau melakukan tindakan transfusi, dan lainnya tidak tau harus komunikasinya dengan siapa, karna keluarga sama sekali enggak ada yg nungguin," tuturnya.
"Karna kita setiap tindakan itu kan harus butuh persetujuan keluarga, tapi akhirnya kita pending dulu, jadi kita ambil tindakan sesuai kondisi pasien saja," terangnya.
Ia pun menjelaskan, komplikasi penyakit yang diderita Benny Dollo tersebut mulai dari pendarahan pada lambung hingga penurunan fungsi ginjal dan hati.
Eks pelatih Tim Nasional Indonesia tahun 2008-2010 tersebut dilarikan ke rumah sakit, lantaran mengalami kondisi sesak nafas, mengalami Buang Air Besar (BAB) dan batuk berdarah, serta terkonfirmasi positif Covid-19 bergejala berat.
"Penyakit yang dialami pasien Benny Dollo ini kompleks banget, selain pendarahan pada lambung, juga ada penurunan fungsi Ginjal, fungsi hati, darah tinggi, dan memiliki penyakit parkinson," ungkapnya.
"Kompleksnya penyakit yang dialami pasien ini diketahui setelah dilakukan dengan pengecekan laboratorium," imbuhnya.
Benny Dollo pun kini ditangani oleh tim dokter yang terdiri dari 4 dokter spesialis, yakni dokter spesialis paru, dokter spesialis anastesi, dokter spesialis penyakit dalam, dan dokter spesialis saraf.