Nurul Hazwani Shahferi (27) yang merupakan ibu korban, sekaligus mantan istri pelaku mengatakan, dia mengetahui kasus itu sejak 18 November 2017 lalu.
Saat itu, saudari iparnya mengiriminya sejumlah foto korban yang bersembunyi di lemari.
Korban saat itu ketakutan karena ayahnya marah, sehingga dia pun bersembunyi di balik lemari.
Sehingga, Nurul kemudian diminta segera datang.
Tujuannya, agar korban tidak terus menderita.
Terkejut dan patah hati saat melihat anak-anaknya yang malang, Nurul segera pergi ke kantor polisi di Kubang Kerian untuk mengajukan sebuah laporan dan meminta bantuan untuk menyelamatkan anak-anaknya dari rumah mantan suaminya.
Dia mengatakan, ini adalah ketiga kalinya mereka berpisah, dan dia menolak memberinya kesempatan lagi karena dia adalah pria yang sangat panas yang terkadang juga memukulnya.
Pasangan itu berpisah tiga bulan yang lalu dan ketiga anaknya terus tinggal bersama ayah mereka karena sekolah mereka ada di dekatnya.
"Saya tidak pernah berpikir bahwa mantan suami saya akan melakukan tindakan yang mengerikan karena dia masih marah kepada saya, karena tidak akan kembali kepadanya. Dia mengeluarkan kemarahannya pada putri kami saat dia paling mirip saya sementara saudara-saudaranya yang lain tidak terluka. Saya akan mengurus anak-anak saya sekarang meskipun saya mengalami kesulitan keuangan karena pekerjaan saya tidak banyak membayar,"ucap Nurul.
Sementara itu, Kapolda Kota Bharu, Asisten Komisaris Ismail Mat Sidik mengkonfirmasi bahwa mereka menerima laporan ini dan telah menangkap orang tersebut pada 19 November.
Dia telah diuji positif terhadap methamphetamine dan kasus tersebut akan diselidiki.