Lampu kantor menyala, namun tidak ada siapa-siapa.
Suara gemerisik terdengar di bawah meja dan dia menemukan karyawannya yang bernama Habil berada di sana.
Saat ketahuan, Habil langsung berdiri dan ketakutan.
Habil ketahuan sedang memasak, karena dirinya belum makan.
Namun ini membuat Azri bingung karena minggu itu Habil gajian dan menerima Rp5,2 juta.
Dia seharusnya bisa dengan mudah membeli makan di luar.
Sambil menggaruk kepalanya, Habil menjelaskan bahwa dia telah memberikan uang-uangnya kepada ibunya.
Meskipun sang ibu tidak meminta, Habil tetap ingin melakukannya agar ibunya memiliki cukup uang untuk membeli makan, pakaian, dan kebutuhan saudara-saudaranya.
Ternyata ayah Habil telah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Habil merantau dari Pahang, Malaysia, pada usia 19 tahun dan menjadi tulang punggung keluarga.
"Bukan apa-apa, Pak. Saya tidak tahu sampai berapa lama ibu masih ada,"