GridHITS.id - Dulu kita ingat dengan sosok petinju legendaris yang kerap membuat heboh karena aksi dan prestasinya.
DialahEllyas Pical, yang dulusempat diidolakan jutaan penggemarnya.
Aksi-aksi membantai lawan di ring tinju kerap menjadi sorotan.
Tak usah heran, namanya meroket tidak hanya di tingkat nasional, tapi juga internasional.
Ia pun sempat menikmati berbagai kemewahan dan fasilitas karena hasil kerja kerasnya.
Sayangnya, seiring dengan kekalahannya di ring tinju, nasib dan keuangan Ellyas pun langsung menurun drastis.
Kemudian pada 2005, Ellyas Pical langsung menjadi sorotan.
Sayangnya bukan karena prestasi melainkan karenaharus berurusan dengan polisi.
Ayah dari dua anak ini ditangkap polisi karena melakukan transaksi narkoba di sebuah diskotek di Jakarta Pusat.
Memang, sejak pensiun dari tinju, ia sempat menjadipetugas keamanan di diskotekdi Jakarta Pusat, yang justru membawanya ke bui.
Gara-gara ulahnya, iadivonis 7 bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Kabar baik dialami Ellyas Pical usai dipenjara, ia sempatmenjadi asisten Agum Gumelarsaat menjabat ketua KONI Pusat.
Ia juga kini menjadiOffice Boy di Kementerian Pendidikan dan Olahraga, yang dilakoninya hingga saat ini.
KABAR ELLYAS PICAL SEKARANG
Lama tak terendus, Ellyas Pical kini muncul ke publik.
Baru-baru ini, Ellyas Pical mendatangi rumah Diaz Hendropriyono, putra Jenderal AM Hendropriyono, juga adik ipar Jenderal Andika Perkasa.
Ellyas Pical diketahui merupakan sosok legendaris dalam dunia tinju Indonesia dan idola masyarakat tanah air di masanya.
Diaz Hendropriyono ternyata juga sangat mengidolakan Elly.
"Beberapa saat yg lalu, ada seseorang yg datang langsung ke rumah saya utk mengantarkan undangan pernikahan putranya.
(Ellyas Pical. Legenda Tinju, Petinju Indonesia di era 1980-an. (Instagram @diaz.hendropriyono)
Ternyata beliau adalah legenda tinju Indonesia, Ellyas Pical. Salah satu tokoh idola.
Sejenak teringat waktu saya kecil (banget), sempat ikut ayah nonton langsung laga Elly Pical vs Khaosai Galaxy di Istora Senayan
Selamat bung Elly!" tulis Diaz Hendropriyono dalam caption unggahannya.
Lantas, seperti apa profil dan biodatanya?
Melansir dari Wikipedia, Ellyas Pical lahir 24 Maret 1960.
Ia adalah petinju asal Indonesia yang merupakan juara dunia pertama dari Indonesia.
Ellyas Pical juga merupakan putera daerah/anak negeri Ullath, ia merupakan keturunan dari keluarga besar (fam/marga/mata rumah) Pical.
Elly, begitu dia disapa, seperti rekan-rekan sebayanya di kampung, pada masa kecil adalah seorang pencari mutiara alami, yang menyelam sampai ke dasar laut untuk mencari mutiara alam.
Karena seringnya menyelam saat kecil itu, pendengaran Pical agak kurang peka.
Pical jatuh cinta kepada olahraga tinju sejak menonton pertandingan-pertandingan tinju di TVRI, terutama pertandingan Muhammad Ali.
Pical telah menggeluti olahraga tinju sejak berusia 13 tahun, dengan berlatih sembunyi-sembunyi karena dilarang oleh kedua orangtuanya.
Sebagai petinju amatir yang bermain di kelas terbang, ia kerap menjadi juara mulai dari tingkat kabupaten hingga kejuaraan Piala Presiden.
Karier profesionalnya dimulai pada tahun 1983 dalam kelas bantam junior.
Sejak itu, berturut-turut sederet prestasi tingkat dunia diraihnya, seperti juara OPBF setelah mengalahkan Hi-yung Chung asal Korea Selatan dengan kemenangan angka 12 ronde pada 19 Mei 1984 di Seoul, Korea Selatan.
Atas kemenangan ini, Pical menjadi petinju profesional pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar internasional di luar negeri.
Pukulan hook dan uppercut kirinya yang terkenal cepat dan keras itu, membawa Pical ke puncak popularitas.
Oleh pers, pukulan tersebut dijuluki sebagai "The Exocet", merujuk pada nama sebuah rudal milik Prancis yang digunakan oleh Argentina yang dalam Perang Malvinas yang berkecamuk pada masa jaya Pical saat itu.
Ia merebut gelar juara IBF kelas bantam yunior (atau kelas super terbang) dari petinju Korea Chun Ju-do di Jakarta pada tanggal 3 Mei 1985.
Setelah mempertahankan gelar melawan petinju Australia, Wayne Mulholland, 25 Agustus 1985,
Pical harus mengakui keunggulan petinju Republik Dominika, Cesar Polanco dengan angka di Jakarta.
Namun Pical mampu bangkit dan membalas kekalahannya atas Polanco dengan balik memukul KO Polanco pada pertandingan kedua di Jakarta, 5 Juli 1986.
Pada tahun 1987, setelah bermasalah dengan manajernya Simson Tambunan dan Anton Sihotang, serta manajer jangka pendek Dali Sofari
dan Khairus Sahel Dia akhirnya mengambil penyanyi Melky Goeslaw sebagai manajernya dan Enteng Tanamal sebagai asisten manajer.
Sempat mempertahankan gelar melawan petinju Korea Selatan, Dong-chun Lee, langkah Pical terhenti setelah menyerah dari petinju Thailand, Khaosai Galaxy dengan KO pada ronde 14, pada tahun 1987.
Setelah terjadi pergulatan batin berbulan-bulan karena depresi pasca kekalahan melawan Galaxy, Pical mampu bangkit dan merebut gelar IBF kelas bantam yunior kembali dari sang juara bertahan waktu itu Tae-ill Chang, juga dari Korea Selatan. Gelar ini sempat bertahan sampai 2 tahun, hingga akhirnya Pical harus terbang ke Ronoake, Virginia, Amerika Serikat untuk mempertahankan gelar melawan Juan Polo Perez dari Kolombia, (4 Oktober 1989, dan Pical harus menyerahkan gelarnya setelah kalah angka.
Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Ingat Ellyas Pical, Legenda Tinju Indonesia? Dulu Jadi Idola Rakyat RI, Begini Kabarnya Sekarang