Ya, perempuan yang sangat penting bagi Oei ialah Mas Ajeng Gunjing.
Ajeng Gunjing yang pesinden ini pertama kali dilirik Tambah dalam sebuah hajatan di Pekalongan. Bermodal wajah tampan, juga uangnya yang banyak, Tambah percaya diri memikat pesinden cantik ini.
Tak bertepuk sebelah tangan, Tambah pun akhirnya berhasil memboyong perempuan idamannya itu ke Tanah Betawi nan ramai di abad lalu itu.
Betapa Cintanya Oei dengan Ajeng, ia tetap tidak bisa meninggalkan kebiasaan buruknya untuk berburu gadis, janda maupun istri orang lain
Mas Ajeng semula ditempatkan di Bintang Mas Ancol, di mana perempuan-perempuan Oei yang lain juga tinggal di sana.
Di situ Mas Ajeng sakit dan mau tidak mau dipindahkan oleh Oei ke rumah besarnya di Pasar Baru, Tengarang.
Suaru kali, rumah Tambah tempat Mas Ajeng Gunjing tinggal kedatangan tamu bernama Mas Sutejo dari Pekalongan.
Dari situlah api membara muncul di hati Oei, ia sangat cemburu dengan Sutejo yang tak lain saudara kandung dari Mas Ajeng Gunjing sendiri.
Centeng tukang pukul suruhan Oei, lalu menghabisi nyawa Sutejo diam-diam.
Mas Sutejo pun dinyatakan hilang. Bukan Sutejo saja yang jadi korban tukang pukul Oei.