“Jangan bilang dia wanita kita kasihani, kita tidak perduli kalau dia hanya kurir," kata Teguh.
"Perilakunya merusak generasi muda bangsa, jadi wajar dihukum seberat-beratnya,” tegasnya.
Berdasarkan keterangan kepolisian, ES terakhir beraksi saat mengambil sabu seberat 20 kilogram yang diselundupkan dari Tawau, Malaysia, ke Nunukan.
ES mengambil sabu tersebut di Nunukan dan akan membawanya ke Parepare.
Sebelumnya, ES sudah melakukan penyelundupan sabu dengan pola yang sama sebanyak tiga kali.
Hingga akhirnya pada akhirnya yang terakhir ini ditangkap polisi.
Menurut penuturan Teguh, ES pertama kali membawa sabu seberat 500 gram dan berhasil memberinya upah sebesar 15 juta Rupiah.
Merasa pekerjaan yang dilakukannya itu berprospek, ES akhirnya ketagihan menjadi kurir sabu dan permintaan yang diterima pun semakin tinggi.
ES membawa satu kilogram sabtu dengan upah sebesar 20 juta Rupiah.
Tingginya gaya hidup memantapkan ES untuk terus terjerumus ke dalam pekerjaan haram tersebut.
“Karena merasa aman dan upah menggiurkan, mahasiswi ini semakin berani membawa dalam jumlah besar dengan upah semakin tinggi,” ujar Teguh.