Sidang dimulai, sampai hakim meminta agar ibu hadir di pengadilan.
Kedua bersaudara ini mendukung ibu tua mereka, yang beratnya kurang dari 40 kilogram.
Hakim bertanya kepadanya, "Siapa yang lebih berhak tinggal bersamamu?"
Ibu yang mengerti pertanyaan itu juga menjawab, "Ini adalah mata kanan saya!".
Sementara tangannya menunjuk ke arah Hizan dan "Ini adalah mata kiriku!".
Jari-jarinya ditutup dengan benar ke arah saudara perempuan Hizan.
Hakim berpikir sejenak, kemudian memutuskan bahwa hak asuh diberikan kepada adik perempuan Hizan berdasarkan pertimbangan.
Bagaimana air mata yang mulia dilepaskan oleh Hizan.
Air mata penyesalan karena tidak bisa merawat ibunya saat ia telah bertambah usianya.
Dan betapa bangga dan mulia seorang ibu diperebutkan oleh anak-anaknya.
Ini adalah pelajaran dan pelajaran yang sangat mahal tentang pengabdian kepada orang tua.