Sejak kehadirannya, aplikasi AJIFOL masih dilakukan secara manual sehingga menjadi tidak efisien: memakan waktu yang lama, boros dalam penggunaan air, membutuhkan biaya untuk para tenaga kerja.
Berkaitan dengan hal tersebut, PT AJINOMOTO INDONESIA mengajak para petani untuk menerapkan metode baru dalam mendukung budidaya pertanian yang berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi drone.
PT AJINOMOTO INDONESIA meyakini penggunaan teknologi drone akan memberikan dampak lingkungan yang positif serta dapat menghemat biaya sekaligus menyokong budidaya pertanian berkelanjutan di Indonesia
“Sebagai gambaran berdasarkan hasil uji coba yang telah kami lakukan di bulan September lalu, untuk tanaman padi, jagung dan tebu mendapatkan respon yang cukup baik dari para petani.
Pengaplikasian teknologi drone sangat efisien dan hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit per hektar dengan jumlah air berkisar 16 liter per hektar, sedangkan jika pengaplikasiannya secara manual, membutuhkan waktu sekitar setengah hari hingga 1 hari dengan jumlah air sekitar 200 liter per hektar.
Biaya pengaplikasian dengan menggunakan teknologi drone rencananya akan kami ajukan sekitar Rp. 100.000,- per hektar, sedangkan jika pengaplikasian manual berkisar Rp. 150.000,- per hektar. Untuk beberapa tanaman seperti jagung dan tebu, pengaplikasian manual akan sulit dilakukan saat tanaman sudah tinggi, sekitar 1,5 meter ke atas, sedangkan dengan menggunakan teknologi drone, kendala tersebut tentu dapat teratasi,” tutup Yudho.
Melalui Departemen Agri Dev, PT AJINOMOTO INDONESIA terus berkomitmen melakukan aktivitas pengolahan produk samping dari hasil produksi MSG dan makanan serta sampah domestik lainnya menjadi produk yang memiliki nilai jual.
Hal ini menjadi bentuk salah satu komitmen perusahaan dalam menjaga keragaman hayati, kualitas sumber daya air dan tanah, meningkatkan produktivitas tanaman maupun kesejahteraan para petani.