Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Stop Bullying! Smile Train Indonesia Suarakan Pentingnya Dukungan Bagi Kesehatan Mental Anak dengan Bibir Sumbing

Saeful Imam - Sabtu, 11 September 2021 | 07:28
Stop bullying pada anak dengan bibir sumbing
Pixabay

Stop bullying pada anak dengan bibir sumbing

GridHITS.id -Kepedulian terhadap anak-anak dengan bibir sumbing dan/atau celah langit-langit mulut, terus disuarakan oleh Smile Train Indonesia.

Sebagai organisasi nirlaba terbesar di dunia yang memberikan perawatan sumbing komprehensif kepada anak-anak, kali ini Smile Train mengajak masyarakat untuk mendukung penghentian perundungan atau bullying yang kerap terjadi.

Salah satunya dengan meluncurkan kampanye Stop Bullying Bibir Sumbing! ditandai dengan video yang menunjukkan urgensi penanganan komprehensif terhadap kondisi bibir sumbing, termasuk dukungan psikologis yang berpengaruh terhadap kesehatan mental.

Smile Train mencatat, terdapat 540 bayi di dunia dan 1 dari 700 bayi di Indonesia terlahir dengan kondisi sumbing dan atau celah langit-langit mulut.

Jika tidak ditangani dengan segera, berpotensi memberi dampak pada fisik, tetapi juga dari segi psikis.

Tidak jarang mereka menjadi korban bullying dan mengalami penolakan dari lingkungan terdekat.

Hal ini berdampak terpuruknya rasa percaya diri anak. Bahkan tidak jarang anak juga merasa cemas dan menyerah terhadap masa depannya.

Baca Juga: Sambut Hari Bhayangkara Ke-75, PUSDOKKES POLRI serta PERAPI Adakan Baksos Operasi Bibir Sumbing dan Sumbing Langit-langit di Seluruh RS Bhayangkara Se-Indonesia

“Karena adanya perbedaan fisik, anak dengan bibir sumbing dan/atau celah langit-langit mulut mengalami dampak psikis yang bisa berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.

Misalnya: merasa tidak seberuntung anak-anak lain; merasa diperlakukan tidak adil; hingga mengalami penolakan dari lingkungan sekitar berupa intimidasi, ejekan bahkan pengucilan.

Tak jarang kondisi ini justru karena kurangnya pemahaman masyarakat akan apa itu bibir sumbing dan bagaimana kita harus menyikapinya.

Jika dibiarkan terus menerus anak dapat merasa minder, putus asa, dan kecewa dengan kehidupannya.

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x