Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tanpa Tedeng Aling-aling, Guru Besar FKUI ini Sebut Tarif Tes PCR Jadi Biang Keladi Tak Terkendalinya Wabah Corona di Tanah Air

Saeful Imam - Sabtu, 14 Agustus 2021 | 11:24
Prof Tjandra Yoga Aditama sebut tes PCR jadi biang keladi wabah corona tak terkendali
Tribunnews

Prof Tjandra Yoga Aditama sebut tes PCR jadi biang keladi wabah corona tak terkendali

Pada November 2020 pemerintah kota New Delhi menetapkan harga baru yang jauh lebih rendah lagi, hanya 1200 rupee atau Rp 240.000, turun separuhnya dari yang saya bayar di bulan September 2020.

Lalu turun lagi harga tarif PCR menjadi 800 rupee saja (Rp 160.000) untuk pemeriksaan di laboratorium dan RS swasta.

Selanjutnya awal Agustus 2021 ini pemerintah kota New Delhi menurunkan lagi patokan tarifnya, menjadi 500 rupee, atau Rp 100 ribu saja.

Kalau pemeriksaannya dilakukan di rumah klien maka tarifnya adalah 700 rupee, atau Rp 140 ribu rupiah.

Sementara itu tarif pemeriksaan rapid antigen adalah 300 rupee atau Rp 60 ribu rupiah.

Pemerintah kota New Delhi juga meminta agar laboratorium swasta di kota itu dapat.

Baca Juga:Jangan Dilakukan Lagi, Minum Air Kelapa Hijau Campur Jeruk Nipis Tak Bisa Sembuhkan Covid-19 Malah Sebabkan Penyakit Baru yang Bikin Nyawa Pasien Terancam

Termasuk menyelesaikan pemeriksaan dan memberi tahu hasilnya ke klien dalam satu kali 24 jam, termasuk juga melaporkannnya ke portal pemerintah yang dikelola oleh Indian Council of Medical Research (ICMR) sehingga ditanya segera dikompilasi di tingkat nasional, mencegah keterlambatan pelaporan, inisiatif yang bagus.

"Tentang perbandingan harga tes PCR dengan India, sebenarnya bukan hal yang baru," kata Tjandra.

Tjandra juga menceritakan berdasarkan penuturan seorang temannya dari India mungkin ada subsidi dari pemerintah setempat, sesuatu yang nampaknya barangkali saja terjadi sebagai bagian penanggulangan pandemi.

"Juga mungkin karena ada fasilitas keringanan pajak, yang saya tidak punya informasi yang pasti tentang hal itu. Banyak juga dibicarakan tentang lebih murahnya bahan baku untuk industri. Juga mungkin ketersediaan tenaga kerja yang besar jumlahnya," ujar Tjandra.

Semua kemungkinan tersebut lanjutnya perlu dianalisa lebih lanjut. Tetapi yang jelas, selain tarif PCR maka harga obat-obatan di India juga amat murah bila dibandingkan dengan Indonesia.

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x