Penderitaan Sulikah tak sampai di situ. Hampir setiap hari, ia dipukul majikannya dengan beragam alat.
Majikannya pernah memukulnya dengan rotan, besi batangan, gagang sapu, hingga membenturkan kepalanya ke tembok.
Akibat pukulan dari sang majikan, badannya lebam hingga kepalanya berdarah.
"Hampir setiap hari saya dipukuli. Cuma bisa nangis," beber Sulikah.
Tak hanya kekerasan fisik, majikan Sulikah juga memberinya jatah makan yang tidak layak.
Setiap hari, Sulikah hanya diberi segelas beras dan sebutir telur untuk makannya dari pagi hingga malam.
Bak terpenjara, Sulikah juga tidak diizinkan keluar rumah.
Untuk buang sampah saja, majikan melarangnya.
Bahkan saat majikannya pergi, pintu pagar dikunci rapat-rapat.
Penderitaan Sulikah akhirnya berakhir saat ia disuruh majikannya mencuci mobil di luar rumah.
Kala itu, seorang tetangga yang sering mendengar Sulikah dibentak-bentak datang menghampirinya dan menanyakan kabarnya.