Di antaranya, dengan menawarkan jasa merawat kebun dan sawah milik orang lain.
Pendapatan mereka per hari tak tentu, mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 40.000 jika sedang beruntung.
Tak jarang, Sulaiman dan istrinya harus menahan lapar lantaran uang mereka tidak cukup untuk membeli makanan.
"Alhamdulillah, kadang dapat Rp 40.000 cukup untuk makan, kadang tidak sampai segitu dan tidak bisa makan," tutur Sulaiman.
Walau hidup serba kesusahan, Sulaiman ternyata juga mengalami kesulitan untuk mendapat bantuan dari pemerintah.
Camat Pemulutan, Muhammad Zen mengatakan, berdasarkan laporan perangkat Desa Teluk Kecapi, upaya penyaluran bantuan terhadap Sulaiman dan Nuryati telah dilakukan sejak 2019.
Namun, ada dua kendala utama dalam penyaluran bantuan, yakni data kependudukan Sulaiman yang belum diperbarui.
"Pak Sulaiman berdasarkan data kependudukan, baik di KTP dan KK masih terdaftar sebagai warga Desa Pelabuhan Dalam. Sementara istrinya memang warga Desa Teluk Kecapi, tapi di KK masih ikut orangtua," ungkap Zen.
"Jadi bagaimana kami mau menyalurkan bantuan jika data kependudukannya belum diperbaharui. Sedangkan penyaluran bantuan ini harus ikut aturan," ujar Zen.
Ke depan, aparat pemerintah di Kecamatan Pemulutan akan berupaya agar Sulaiman dan Nuryati memiliki data kependudukan yang jelas sehingga dapat menerima bantuan.
"Insya Allah ke depan akan kami upayakan dengan pihak terkait agar data kependudukan warga kami ini jelas dan bisa mendapat bantuan dan hunian yang layak," kata Zen.