Bahkan tanpa beraktivitas, keringat terus diproduksi dan menyebabkan efek basah.
Kondisi hiperhidrosis primer biasanya sudah berlangsung sejak kecil atau sudah terjadi dalam jangka waktu yang lama.
2. Hiperhidrosis sekunder
Hiperhidrosis sekunder menyebabkan keringat berlebih di seluruh tubuh atau di area tubuh yang cakupannya lebih luas.
Pada kondisi ini, tubuh sebelumnya tidak berkeringat secara berlebihan dan terjadi karena pengaruh kondisi medis atau penggunaan obat-obat tertentu.
Beberapa kondisi medis yang menyebabkan hiperhidrosis sekunder misalnya: kehamilan, diabetes, menopause, radang sendi, hipertiroidisme dan obesitas.
Kebanyakan orang mengalami hiperhidrosis primer sejak dini dan produksi keringat akan meningkat lagi jika orang tersebut sedang mengalami rasa panik atau takut.
Hiperhidrosis primer bisa diatasi dengan beberapa cara yaitu:
- Obat-obatan Antiperspirant yang dijual bebas atau obat yang mengandung zat alumunium.
- Obat-obatan antikolinergik yang menekan kelenjar keringat.
- Perawatan iontophoresis (dengan menggunakan arus listrik intensitas rendah).
- Suntik botox untuk menekan kelenjar keringat di sekitar ketiak.
- Pembedahan untuk menghilangkan elenjar keringat dari area yang mengalami hiperhidrosis primer.
Jadi, tidak ada kaitannya antara telapak tangan basah dan berkeringat dengan lemah jantung.
Penyakit lemah jantung memiliki tanda-tanda yang lain seperti sesak nafas, mudah lelah, detak jantung tak teratur dan penurunan nafsu makan.