Bahkan ia sangat mencintai Alquran.
Sejak kecil Aira menghadapi kehidupan yang tidak mudah.
Aira ditinggal oleh ayahnya sejak umur 2 tahun dan saat itu juga ibunya pun meninggal dunia.
Sejak saat itu Aira hidup tanpa adanya keberadaan orangtua di sisinya.
Maka Aira pun diasuh oleh nenek dan kakeknya.
Namun, saat berusia 8 tahun neneknya pun meninggal.
Kakek Aira pun berinisiatif untuk menitipkan Aira di Pondok Pesantren Taqwinuluma untuk kehidupan Aira yang lebih baik.
Aira juga dibimbing oleh gurunya yang juga tunanetra bernama Ustaz Ismail.
Ia sangat menyayangi Aira seperti anaknya sendiri.
"Insya Allah mudah-mudahan menjadi hafidzah yang hafal Qur'an, mendapatkan ilmu yang bermanfaat," ungakp Ustaz Ismail mendoakan Aira.
Kemampuan Aira dalam menghafal Alquran merupakan mukjizat dari Allah Subhanahuwata'ala.