"Waktu di Aceh punya teman satu spesialis untuk berantem. Bisa gini, 'Eh nanti sore kita ketemu di lapangan, kita berantem.
Berantemnya beneran, tapi kita menganggapnya olahraga aja," kenangnya.
Namun tampaknya keadaan berbalik saat ia pindah ke Bandung.
"Tapi pas pindah ke Bandung agak beda. Berantem tapi beda. Jadi gini pas pindah ke Bandung kirain masih sama scene-nya. Ternyata ada satu yang enak diajak berantem, pas di sana (Aceh) kan satu lawan satu. Pas di Bandung kirain sendiri, ternyata datang berlima. Sejak itu udah males," tambahnya.
Tak berhenti di situ Ariel Noah juga pernah berbohong pada ibu kantin yang biasa disebut anak-anak sunda sebagai darmaji, yaitu dahar lima ngaku hiji (makan lima mengaku satu)."Diajakin, gimana. Diajarin teman nanti kalau ke sana bisa untung, jadi bayarnya segini ngambilnya tiga langsung.
Tapi kalau dulu mikirnya bukan kriminal. Sebenarnya bukan mau untung, hanya untuk menunjukkan skill," katanya.
Kendati demikian Ariel mendadak merasa bersalah setelah menyadari kebohongannya itu adalah hal yang tercela."Soalnya kan kita diajari PMP ya, di situ kan dikasih tahu budi pekerti kalau itu salah, ini benar. Saat melakukan itu bukan mau untung secara uang, cuma skill-nya bisa enggak secepat itu. Tapi setelah dipikirkan merugikan ya, merasa bersalah pasti ada," imbuhnya.